Tata Cara Puja Bhakti Mahayana #2

Adanya benih-benih KeTuhanan (kehidupan) dalam diri manusia dan makhluk hidup lainnya yang telah dibawanya sejak lahir dalam kandungan sebagai sumber kehidupannya. Maka makhluk hidup secara langsung mempunyai hubungan dengan KeTuhanan disebut juga Alayavijnanam.

Sayang sekali, masih banyak orang yang tidak dapat merasakan adanya benih KeTuhanan itu dalam dirinya sendiri sehingga tidak bisa merasakan ketentraman dan kebahagiaan dalam hidupnya. Untuk itu setiap manusia harus menyadari bahwa ia mempunyai benih KeTuhanan dan mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh kebahagiaan seperti Sang Buddha. Sehingga setiap manusia harus dapat membangkitkan benih Ketuhanan yang ada pada dirinya sendiri.

Cara membangkitkan benih KeTuhanan dalam diri sendiri harus dilakukan sendiri dengan berpedoman pada Ajaran Buddha yaitu :

Karuna Prajna Amitabha landasan kebodhian Sad Paramita pedoman pelaksanaan, bertekad dilahirkan di Surga Sukhavati, itulah agama Buddha Mahayana Sukhavati.

Dengan penghayatan kita dapat membangkitkan benih Ketuhanan dalam diri sendiri. Orang yang mau berbahagia dan terbebas dari penderitaan yang ada ia harus melaksanakan hidup dalam pedoman Agama Buddha yang ia wujudkan dalam lima pintu penghayatan memasuki lautan Surga Sukhavati yaitu :

  1. Pintu Menghormat dan Sembahyang
  2. Pintu Memuliakan nama Buddha
  3. Pintu Bertekad dilahirkan di surga Sukhavati
  4. Pintu selalu instropeksi perbuatan sendiri apakah sudah hidup dalam jalan ke-Buddhaan, bila tidak ia harus mau mengoreksinya / memperbaikinya
  5. Pintu Penyaluran jasa, yaitu membagikan kebahagiaannya / berkah kepada yang lain.
Sebagai umat Buddha yang saleh, setiap hari kita wajib menjalankan :
 
  1. Bersembahyang sebelum dan setelah bangun tidur 
  2. Bersembahyang sebelum dan sesudah makan, dengan memberikan puja kepada Buddha, Dharma dan Sangha. 
  3. Sekurang-kurangnya ke Vihara setiap hari Uposatha untuk bersembahyang secara pribadi, berdoa bersama, kebaktian membaca Sutra, Matra, memuliakan nama Buddha. 
  4. Berusaha selama 24 jam untuk melatih diri di jalan kesucian yaitu tidak berbuat jahat, selalu berbuat kebajikan, sucikan hati dan pikran. 
  5. Sekurang-kurangnya setiap Uposatha melakukan puasa Agama Buddha Mahayana (Vegeterian) dan puasa Buddha yaitu 8 pantangan / 8 sila. 
  6. Membiasakan diri melakukan Sad Paramita, membalas 4 budi besar (Catur Bhakti) dan menolong mereka di tiga alam samsara.
 
Sembahyang / puja bhakti adalah mutlak bagi setiap umat Buddha yang saleh dan mempunyai 2(dua) pengertian yang mendasar sebagai berikut :

Sembahyang sebagai sarana membina diri 

  • Meningkatkan rasa taqwa kepada Hyang Tathagata / Tuhan Yang Maha Esa, para Buddha, Bodhisattva dan Mahasattva
  • Meningkatkan penghayatan Ajaran Hyang Buddha, dengan membacakan Mantra, Sutra, Vinaya dan memasuki 5 pintu lautan surga Sukhavati.
  • Meningkatkan renungan akan arti hakekat hidup dan kehidupan / samadhi (konsentrasi, bhavana, hasilnya samantha / kekuatan iman dan Vipassyana / kebijaksanaan / pandangan terang.
  • Memperkuat akar kebajikan / kebijaksanaan dan memupuk dasar keberuntungan 
  • Meningkatkan tekad ke Bodhian Bila dilakukan dengan rutin berarti melatih, memperkuat dan mengembangkan daya kemampuan otak kiri dan kanan kita, sekaligus memperkuat rasa kepercayaan diri dan meletakkan dasar untuk memperoleh hidup yang lebih beruntung dan bahagia, seta menyimpan jasa dan pahala agar tumimbal lahir ke alam yang lebih baik, bahkan ke Surga Sukhavati

Sembahyang sebagai pengamalan dari Ajaran Hyang Buddha

Pengertian ini merupakan perwujudan kesadaran yang penuh kesucian / paramita, setiap ucapan, perbuatan, pikiran / jiwa, selalu dilandasi dengan kesucian dan iklas. Makhluk yang melaksanakan kehidupan sehari-hari dengan cara ini, berarti ia sudah bersembahyang dalam kehiudupan sehari-harinya. Demikianlah para Arya suci mulia yang telah mencapai salah satu dari 10 tingkat kesucian para Bodhisattva (memasuki Jhana/ Arus kesucian).

Tidak ada komentar: