Tata Cara Puja Bhakti Mahayana #1

Sebelum kita mengenal lebih dalam tata cara kebhaktian Mahayana, ada baiknya kita mengenal Etika Buddhis terlebih dahulu, yang telah di siapkan sejak OBMangala pertama didirikan. 
 
Apa itu etika ? Etika adalah suatu peraturan tata susila yang dapat menunjang peningkatan kemoralan, konsentrasi dan kebijaksanaan seseorang agar orang tersebut dapat hidup dalam kedamaian dan meningkatkan keharmonisan dunia masyarakat luas. Apa fungsi dari etika ? Etika bukanlah suatu hukum yang pasti harus dilaksanakan oleh setiap orang, tetapi dengan hidup beretika, seseorang dapat membawa dirinya ke masyarakat manapun juga, tanpa memperoleh suatu kesukaran dan celaan dari puhak lain.

Sebelum puja bhakti dimulai para umat sebaiknya :
 
  • Datang sepuluh (10) menit sebelum kebhaktian dimulai 
  • Melepas alas kaki sebelum masuk ke ruang kebhaktian 
  • Namaskara ke hadapan Buddha Rupang 
  • Memakai pakaian sopan dan rapi (dimohon tidak menggunakan  pakaian U Can See atau celana pendek) 
  • Mematikan alat komunikasi dalam bentuk apapun

Sebelum puja bhakti / chanting / ceramah / diskusi, para umat sebaiknya :
 
  • Tidak berbicara / berbisik kepada siapapun kecuali umat tersebut mempunyai hak untuk bicara
  • Tidak berdiri/bersandar dengan lengan/tembok atau tidur 
  • Tidak meninggalkan ruangan kecuali sakit Mematikan alat komunikasi

Sewaktu di dalam / luar Cetiya, para umat sebaiknya :
 
  • Tidak menyelonjorkan / menghadapkan kaki ke arah Buddha Rupang ataupun ke umat lain 
  • Melatih Pancasila Buddhis (tidak membunuh, mencuri, berbuat asusila, bicara kotor, mabuk-mabukkan)

Puja Bhakti Mahayana

Dibawah ini adalah puisi yang berjudul Benih ditulis oleh Bhiksu Dutavira di halaman depan buku ini. Berbicara tentang benih, sebenarnya benih-benih keTuhanan ada dalam diri. KeTuhanan (Hyang Tathagata) sebagai sumber kehidupan adalah sebab utama segala sesuatu yang ada dialam kehidupan ini (segala-galanya bersumber kepada sebab utama ini).       

Benih
Jika benih tidak ditanam,
Bagaimana anda mengharapkan tumbuhnya buah ?
Jika tidak merawat dan memupuk,
Bagaimana anda mengharapkan panen berlimpah?

S'gala kondisi adalah jodoh
Tercipta karena sebab
Jika sebabnya tiada
Layakkah mengharapkan isinya?

Kemelekatan membentuk kondisi
Jika tidak dapat melepaskannya
Anda tetap seorang manusia biasa
Yang berputar dalam arus ketidak-pastian, derita, derita, tanpa inti adanya.


(Y.A. Bhiksu Dutavira)

Tidak ada komentar: