tag:blogger.com,1999:blog-25222681085405695382024-03-13T19:58:25.943-07:00Belajar Agama BuddhaNur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.comBlogger39125tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-24016198471839630032012-06-07T02:22:00.003-07:002012-06-07T02:26:27.421-07:00Daftar situs Buddhis di Dunia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="NL" style="color: #ff33cc;">Situs Buddhis Berbahasa Indonesia</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Ini Daftar Situs Buddhis bagian 1, bagian ke-2, silakan klik: <a href="http://vihara.blogspot.com/2008/05/daftar-situs-buddhis-di-dunia-bagian-2.html" target="_blank">Situs di Dunia Buddhis bagian 2 </a></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.buddhis.cjb.net/" target="_blank">www.buddhis.cjb.net</a></span></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Situs
Kalyanadhammo, Yellowpages Buddhis Indonesia yang dikelola oleh Bodhi
Buddhist Centre Indonesia (BBCI) ini menyediakan aneka buku Dhamma
online, ratusan artikel Buddhis, nama dan alamat sekolah-sekolah Buddhis
di Indonesia, daftar situs berbahasa Indonesia untuk pelajar dan
mahasiswa Buddhis, daftar situs Buddhis internasional, cerita kesaksian,
teks Paritta, dll. Dari situs ini Anda akan menemukan banyak situs
Buddhis seperti situs pelajar/ mahasiswa, majalah, vihara, dll. <br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.buddhistonline.com/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.buddhistonline.com</a><br />Situs
Indonesian Buddhist Club, macam-macam berita tentang kegiatan
organisasi Buddhis di Indonesia, tanya jawab Dhamma, dan artikel
lainnya. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.dhammacakka.org/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.dhammacakka.org</a></b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>Situs
Vihara Dhammacakka, Sunter - Jakarta, berisi berita dan jadwal kegiatan
vihara, serta artikel dan pengumuman lainnya. Majalah Dhammacakka,
Mahasati dan Berita Dhammacakka dapat diakses di situs ini. Melalui
situs ini Anda juga dapat mengunjungi situs-situs Buddhis Indonesia,
maupun manca negara, dan situs kemahasiswaan/ kepemudaan dengan cara
klik link (kanan atas).</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.dhammacakratra.org/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.dhammacakratra.org</a><br />Situs
ini dibuat oleh umat Buddha Indonesia yang tinggal di Amerika (berbasis
di LA, California). Dhamma Cakra Tra berarti Pondasi Pemutaran Roda
Dhamma. Dalam perkembangannya, ternyata situs ini tidak hanya dikunjungi
umat Buddha Indonesia di Amerika tapi juga diakses oleh umat Buddha di
berbagai belahan dunia. Ada forum diskusi, berita perkembangan agama
Buddha di Amerika dan di Indonesia, foto-foto, disertai links ke sekitar
50 situs Buddhis di Amerika, Indonesia, dan dunia. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.dhamma.org/" target="_blank">www.dhamma.org</a></span><br />Situs
tentang kursus gratis meditasi Vipassana. Bisa juga dikunjungi lewat
www.dhamma.blogspot.com (namun via situs blogspot ini, hanya berbahasa
Inggris dan infonya minim). Bila Anda masuk via situs utamanya, yakni
dhamma.org, Anda bisa melihat situs ini dalam 20 bahasa antara lain:
bahasa Inggris, Mandarin, Belanda, Perancis, Jerman, Arab, Italia,
Korea, Spanyol, Portugis, Rusia,... dan tentu saja Bahasa Indonesia. </b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.dhammapada.org/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.dhammapada.org</a><br />Situs
ini berisi Karaniya Metta Sutta. Tidak jelas mengapa hanya halaman
utama yang bisa dibuka, tidak ada bagian yang bisa di-klik untuk melihat
isi yang lain. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.dharmajala.org/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.dharmajala.org</a></b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>Berisi forum, gallery, link, journal, dan Anda bisa berpartisipasi mengirim artikel/ berita Buddhis. </b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.ehipassiko.net/" target="_blank">www.ehipassiko.net</a></span><br />Situs
Ehipassiko Foundation, yayasan nirlaba non-sektarian yang berisi
katalog buku Ehipassiko, katalog nasional buku Buddhis, buletin
Illuminata, informasi tentang FPBI (Forum Publikasi Buddhis Indonesia),
portal <span style="font-style: italic;">One Stop Surfing</span>, ajakan Dhammadana, serta ajaran universal Buddha. </b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.ekayana.8k.com/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.ekayana.8k.com</a><br />Situs majalah Ekayana, Majalah Buddhis Nasional, berisi katalog, artikel, visi, tim, dan lain-lain. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.geocities.com/Athens/Aegean/3666" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.geocities.com/Athens/Aegean/3666</a><br />Situs
Buddhist Feature (BUFe). Situs ini berisi: about BUFe, Komuniti,
Feature (yang terdiri dari: Sejarah, alamat vihara-vihara Theravada
& Buddhayana, kelenteng, organisasi, dan komposisi penduduk), dan
lain-lain. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.geocities.com/Athens/olympus/2532" target="_blank">www.geocities.com/Athens/olympus/2532</a></span><br />Situs
Vihara Buddha Warman, Padang. Situs ini berisi: artikel Dhamma, artikel
lepas, opini, sekilas SBW (Suara Buddha Warman), alamat vihara-vihara
di Indonesia, links Buddhis, dan lain-lain. </b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.geocities.com/bbcid1/bukuiwonderwhy.htm" target="_blank">www.geocities.com/bbcid1/bukuiwonderwhy.htm</a></span><br />Naskah
buku "I Wonder Why" diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh PMVBI Jawa
Timur dengan judul "Mengapa Begini, Mengapa Begitu", bagi yang ingin
mengenal agama Buddha secara cukup lengkap dengan aspek-aspek dasarnya. </b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.geocities.com/bbcid1/index.htm" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.geocities.com/bbcid1/index.htm</a><br />Situs
ini merupakan bagian dari www.kalyanadhammo.net berisi belasan cerita
kesaksian Buddhis dari dalam dan luar negeri, baik dari umat awam maupun
Bhikkhu.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.geocities.com/upasakha" target="_blank">www.geocities.com/upasakha</a></span><br />Situs Theravada yang satu group dengan milis Taman Budicipta ini berisi artikel Dhamma, Buddha's Relics, dan teman Dhamma. </b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /><a href="http://infobuddhist.noadsfree.com/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.infobuddhist.noadsfree.com</a></b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>Situs
Buddhist Compilation Online/ Sutra Online. Situs ini berisi: Buddhist
Sutra, Mantra/ Dharani, Dharma, bacaan Buddhis, kisah/ ceritera,
Buddhist Links, dan lain-lain. Sebelumnya web ini beralamat di
www.geocities.com/sutra_online tapi dipindah ke sini karena per 26
oktober 2009 web geocities ditutup.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.jhanamanggala.or.id/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.jhanamanggala.or.id</a><br />Situs
"Jhana Manggala" adalah situs sebuah Meditasi Graha yang didirikan
sejak 01 Maret 2000. "Jhana Manggala" merupakan organisasi nirlaba yang
menyediakan tempat pelatihan meditasi intensif, yang menyediakan sarana
dan fasilitas untuk meditasi secara universal berlandaskan "Buddha
Dharma," tanpa membedakan aliran, sekte dan kelompok mana pun, di mana
para Sangha, Guru Meditasi Buddhis, dan Dharma Duta dipersilakan
memanfaatkan untuk: meditasi dan pelatihan meditasi, diskusi dan
penghayatan Buddha-Dharma, kegiatan ritual dan spiritual untuk melatih
dan mengembangkan kualitas diri, Buddhist Spiritual Energy Therapy.
(Sumber: www.jhanamanggala.or.id/profile.asp) </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.kadamchoeling.or.id/" target="_blank">www.kadamchoeling.or.id</a></span><br />Kadam
Choeling, Bandung, adalah pusat penyebaran ajaran Buddha Shakyamuni
dari tradisi kadam. Kadam Choeling lahir pada tanggal 5 Februari 2001
yang diprakarsai oleh Gyenla Lobsang Osel (saat itu Sramanera
Bhadraruci). Situs ini berisi silsilah, Rinpoche, Gyenla, Lamrin, buku
tamu, dan lain-lain. </b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.kalyanadhammo.net/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.kalyanadhammo.net</a><br />Sama dengan situs www.buddhis.cjb.net (keterangan lengkap, lihat situs www.buddhis.cjb.net). </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.kamadhisugm.coolfreepages.com/" target="_blank">www.kamadhisugm.coolfreepages.com</a></span><br />Situs
KMB UGM (Universitas Gadjah Mada), Yogyakarta ini berisi informasi
organisasi, pengurus, kegiatan, anggota dan buletin. Anda juga bisa
kirim kartu ucapan, kirim pesan, mengisi buku tamu, dan link ke situs
lain. </b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.karaniya.com/" target="_blank">www.karaniya.com</a></span><br />Situs
ini milik Yayasan Penerbit Buddhis yang pada Rabu, 05 Januari 2005 lalu
mendapat penghargaan dari Muri (Museum Rekor Indonesia) sebagai
penerbit Buddhis paling produktif di Indonesia. Situs ini berisi sejarah
Karaniya, daftar buku-buku terbaru Buddhis terbitan Karaniya, daftar
buku-buku Buddhis bestseller, berbagi informasi lewat PMB (Pengalaman
Membaca Buku), dan lain-lain. Anda juga bisa memesan buku dari situs ini
dengan keuntungan: bebas ongkos kirim dan discount 10%. </b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.kmbui.net/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.kmbui.net</a><br />Situs
Keluarga Mahasiswa Buddhis Universitas Indonesia/ KMB UI, Jakarta,
antara lain berisi blog, forum, berita, dan situs ini memberi kesempatan
kepada anggota untuk mem-posting artikel ataupun berita sendiri secara
langsung ke dalam situs ini. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.members.tripod.com/cahayakebahagiaan" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.members.tripod.com/cahayakebahagiaan</a><br />Situs
Cahaya Kebahagiaan ini berisi artikel-artikel Dhamma antara lain:
Kebijaksanaan, Perdukunan, Jalan Kebahagiaan, Kebajikan, Kebaktian dan
Manfaatnya, dan lain-lain. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.members.tripod.com/%7EDr_Arya" target="_blank">www.members.tripod.com/~Dr_Arya</a></span><br />Situs
Buddha Dhamma Indonesia in Net (BudiNet). Situs Theravada ini antara
lain berisi: selayang pandang ajaran Sang Buddha, lembaga Theravada di
Indonesia, tanya jawab agama Buddha, akses/ link ke jaringan Theravada,
dan lain-lain. </b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.patria.or.id/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.patria.or.id</a><br />Situs
Pemuda Theravada Indonesia (Patria). Begitu masuk situs ini, Anda
langsung disambut dengan "Mars Patria"(?). Situs ini berisi daftar nama
dan alamat vihara Theravada di berbagai kota di Indonesia, berita
kegiatan Patria (Warta Patria), kolom Mudita untuk mengirim ucapan,
kartu ucapan gratis, dan lain-lain. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.samaggi-phala.or.id/" target="_blank">www.samaggi-phala.or.id</a></span><br />Situs
yang dikelola oleh Bhikkhu Uttamo, Vihara Samaggi Jaya, Blitar antara
lain berisi: naskah Dhamma, riwayat para Buddha, ceramah Bhikkhu Uttamo,
tanya jawab Dhamma, buku-buku kumpulan tulisan Bhikkhu Utammo,
multimedia (irama Paritta, lagu-lagu Buddhis, dan vokal lagu Buddhis),
cerita kesaksian, nama-nama Buddhis yang bisa jadi pedoman bagi orang
tua yang ingin memberi nama anak dengan nama Buddhis, dll. Bila gagal
masuk, coba pakai alamat ini www.samaggi-phala.org </b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.vidyasena.or.id/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.vidyasena.or.id</a><br />Situs ini berisi galeri, konsultasi, forum, Vihara Vidyaloka Yogyakarta, links, dan lain-lain. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.vihara.blogspot.com/"><span style="color: #3333ff; font-weight: bold;">www.vihara.blogspot.com</span></a></b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>Situs
milik Hendry Filcozwei Jan, Pusat Info Buddhis. Alamat vihara dan
sekolah Buddhis di Indonesia, alamat panti Buddhis, alamat situs dan
milis sedunia, nama Buddhis, info pernikahan Buddhis, lagu Buddhis,
ringtones Buddhis, selebritis Buddhis, rekor Buddhis, blog Buddhis, dan
lain-lain (pokoknya kalau cari semua info tentang Buddhis, pastikan
awali dari sini). <br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<hr style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; height: 3px; margin-left: 0px; margin-right: 0px;" />
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: #9900ff;">Situs Buddhis Berbahasa Inggris</span></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.abhayagiri.org/" target="_blank">www.abhayagiri.org</a></span><br />Situs
Biara Buddhis Abhayagiri (Redwood Valley, California) ini berisi
berita, sejarah Abhayagiri, uraian Dhamma (dari Ajahn Chah, Ajahn
Sumedo, Ajahn Amaro) baik dalam bentuk teks maupun audio, mesin pencari,
dan lain-lain.</b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.accesstoinsight.org/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.accesstoinsight.org</a><br />Situs
ini berisi bacaan Sutta Pitaka tradisi Theravada dalam bahasa Inggris,
meski belum lengkap (ada bagian-bagian belum tersedia). Juga tersedia
beberapa links yang bisa membantu pengunjung (di antaranya: situs bahasa
Pali). </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.amaravati.org/" target="_blank">www.amaravati.org</a></span><br />Situs
Biara Buddhis Amaravati, berisi sejarah, agenda, uraian Dhamma (baik
dalam bentuk teks maupun audio seperti file mp3), dan lain-lain.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.betterbuddha.com/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.betterbuddha.com</a><br />Situs
yang bermotto membangun Buddha yang lebih baik ini menyajikan menu
antara lain: Zen Buddhism, Meditation, psikologi, dan lain-lain. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.beyondthenet.net/mainframe.htm" target="_blank">www.beyondthenet.net/mainframe.htm</a></span><br />Situs
yang dikelola perusahaan swasta BP de Silva Holdings Pte Ltd
(Singapore) ini berisi bagian-bagian yang mengulas: Buddha, Dhamma,
Sangha, meditasi,... dilengkapi mesin pencari, buku tamu, links ke
belasan situs Buddhis. Situs ini tampil dengan warna-warni lembut
sehingga enak dipandang.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.brahmavihara.com/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.brahmavihara.com</a><br />Situs
ini menyediakan links ke artikel-artikel Dhamma, komik Buddhis, panduan
meditasi, tentang vegetarian dan Buddhist audio online ke situs
lainnya. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.bswa.org/modules/news" target="_blank">www.bswa.org/modules/news</a></span><br />Situs
"The Buddhist Society of Western Australia" (BSWA) menyajikan menu
berupa berita, artikel Dhamma (dari Ven. Ajahn Brahmali, Ven. Ajahn
Brahmavamso, Ven. Ajahn Chah Bodhinyana,...), halaman populer, forum,
galeri foto, perpustakaan, dan lain-lain.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.budaedu.org/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.budaedu.org</a><br />Situs
"The Corporate Body of The Buddha Educational Foundation" yang berpusat
di Taipei, Taiwan ini disajikan dalam 2 bahasa, Inggris dan Mandarin.
Situs ini bertujuan jadi penunjang agar Buddha Dhamma dapat diakses
secara bebas oleh masyarakat luas. Menunya antara lain: materi Dhamma,
Buddha, dan links. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.buddha.com/" target="_blank">www.buddha.com</a></span><br />Portal
ini berisi links ke situs serba Buddha: Buddha Statue, Buddha Picture,
Laughing Buddha, Buddha Image, Buddha Teaching, Happy Buddha, Buddha
Figurine, Buddha Art, Buddhism, dan Zen Buddhism. Anda bisa membeli
patung-patung Buddha (klik Buddha Statue), sampai kaos bergambar Buddha
(klik Buddha Picture).</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.buddhacommunity.org/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.buddhacommunity.org</a><br />Situs
asosiasi Upasaka & Upasika Amaravati, berisi Community newsletter,
AUA Bulletins, mesin pencari, artikel Dhamma, Sutta (Kalama Sutta,
Mahamangala Sutta, dll.), links, dan lain-lain. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.buddhadhamma.com/" target="_blank">www.buddhadhamma.com</a></span><br />Portal
ini menyajikan 9 kelompok besar situs-situs yang berhubungan dengan
Buddha, antara lain: Buddha, Tibetan Buddhism, Enlightment, Buddhism,
Meditation, dan Buddha Art.<br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.buddhamind.info/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.buddhamind.info</a><br />Halaman
depan situs ini berwarna mencolok: orange mendekati merah. Begitu masuk
situs ini, Anda diberi 4 pilihan: Buddhaminders, right brain, left
brain, atau shrine room. Menu situs ini antara lain: newsletter, sekolah
Minggu, direktori, forum, studi Sutta, dan greeting cards keren. Anda
tidak hanya memilih gambar yang tersedia, tapi Anda juga bisa Anda
merancang kartu Anda dengan menambahkan warna, grafik, ataupun lagu yang
Anda suka! </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.buddhamuseum.com/" target="_blank">www.buddhamuseum.com</a></span><br />Situs penjualan patung-patung Buddha antik (kuno) dan asli yang terbuat dari perunggu, kayu, batu, dan lain-lain.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.buddhanet.net/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.buddhanet.net</a><br />Direktori
Buddhis, ada links ke ratusan situs Buddhis berbagai kategori (klik
alamat berikut untuk melihat situs-situs tersebut
www.buddhanet.net/weblinks.htm), ada artikel, perpustakaan Dhamma, komik
Buddhis untuk anak-anak, musik dan multimedia lainnya. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.buddhasvillage.com/" target="_blank">www.buddhasvillage.com</a></span><br />Situs
Buddhisme Tibet. Situs ini berisi meditasi, forum, links, artikel
Dhamma (dari YM Dalai Lama, Lama Zopa Rinpoche, Thubten Dondrub, Lama
Thubten Yeshe), forum, dan lain-lain.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.buddhism.about.com/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.buddhism.about.com</a><br />Direktori
Buddhis, menyediakan kursus online agama Buddha via e-mail, newsletter,
banyak artikel dan informasi Buddhis segala tradisi. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.buddhism.org.ru/" target="_blank">www.buddhism.org.ru</a></span><br />Situs
Buddhisme di Rusia ini antara lain berisi: forum Buddhis, berita
seputar Buddhis, dan links. Selain berbahasa Inggris, juga tersedia
versi bahasa Rusia.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.buddhismtoday.com/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.buddhismtoday.com</a><br />Situs
yang online sejak 06 Mei 2000 ini tersedia dalam 2 bahasa: Inggris dan
Vietnam. Menunya antara lain: screeen servers, galeri foto, artikel
Dhamma (tersedia dalam 20 lebih kategori seperti: Buddhism for
Beginners, The Buddha and His Teachings, Buddhist Education, Buddhist
Culture, Buddhist Ethico-Psychology, Buddhism & Science, Buddhist
Economics, dan masih banyak lagi), mesin pencari, milis, dan links. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.buddhistaidsproject.org/" target="_blank">www.buddhistaidsproject.org</a></span><br />Buddhist AIDS project.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.dhammacakka.com/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.dhammacakka.com</a><br />Situs
yang dirancang oleh Mikhail Tchithkov ini berisi: artikel Dhamma,
children's corner, meditasi, pusat meditasi, dll. Pada children's
corner, Anda bisa menuliskan pendapat Anda tentang sahabat. Saat kami
berkunjung, ternyata sebagian besar pendapat yang disampaikan berasal
dari Indonesia. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.dhamma.net/" target="_blank">www.dhamma.net</a></span><br />Situs
Buddhis ini tersedia dalam 2 bahasa, Inggris dan Thailand. Namun versi
Inggrisnya tidak bisa diakses. Hanya "Meditator,s Handbook" (berbahasa
Inggris) yang bisa dibuka. Pada bagian ini, ada penjelasan lengkap
tentang meditasi (antara lain: 10 tips sukses bermeditasi, mengapa
bermeditasi, setting tujuanmu, meditasi dalam kehidupan sehari-hari, dan
lain-lain).</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.dhammastudy.com/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.dhammastudy.com</a><br />Situs
Dhammastudy online sejak 09 April 1999. Situs Theravada tradisi
Thailand ini tersedia dalam 2 bahasa yakni Inggris dan Thailand. Menu
yang tersedia antara lain: artikel dan buku-buku Dhamma (dari beginner,
intermediate, sampai advanced), pengumuman dan berita, dari pembaca,
group diskusi di internet, dan links. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.dharma.net/" target="_blank">www.dharma.net</a></span><br />Situs
Komunikasi Dharma adalah bagian dari Zen Mountain Monastery (ZMM), yang
berpusat di hutan di pegunungan indah Catskill, di New York yang
bertujuan menyediakan pendidikan praktik spiritual bagi yang tertarik
pada Zen Buddhism. Menu situs ini antara lain: Dharma, meditasi,
cybermonk, cybermonastery, dan Zen arts.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.dharmanet.org/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.dharmanet.org</a><br />Situs
Buddhis pertama dan terbesar, begitu yang tertulis di halaman utamanya.
Situs ini online sejak tahun 1991 dan berpusat di California, Amerika
Serikat. Menunya antara lain: The DharmaNet Store (bekerja sama dengan
Amazon.com menyediakan buku-buku Dharma, CD musik, DVD), DharmaBase
(yang menyediakan data Buddhist Centers dan group meditasi),
perpustakaan Dharma online, buletin, buku tamu, dan links. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.dharma.org/" target="_blank">www.dharma.org</a></span><br />Ini
merupakan situs IMS (Insight Meditation Society), organisasi nonprofit
yang mengkhususkan diri dalam menyelenggarakan pelatihan meditasi. IMS
berdiri sejak tahun 1975, berpusat di Massachusetts, Amerika Serikat.
Tampilan situs ini dominan warna biru dan putih. Begitu masuk, tersedia 3
menu: Insight Meditation Society/ IMS (kiri), Barre Center for Buddhist
Studies (kanan), dan IMS Teachers (bawah). Menu lainnya adalah: Insight
journal, form registrasi, belasan foto para pengajar IMS, dan links.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.diamondway-buddhism.org/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.diamondway-buddhism.org</a><br />Situs
Buddhisme tradisi Tibet di Jerman. Menu situs ini antara lain:
Buddhisme, newsletter, daftar kata istilah Buddhis, gambar, Dharma Names
(ada lebih dari 500 nama Buddhis bahasa Tibet plus arti dan keterangan
untuk laki-laki atau perempuan). </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.edepot.com/buddha.html" target="_blank">www.edepot.com/buddha.html</a></span><br />Portal
Buddhis ini menyajikan menu: Vihara Buddhis Virtual, Forum Diskusi
Buddhisme, majalah Buddhis, humor Buddhis (kartun dan jokes), Buddhist
Glossary (daftar kata istilah Buddhis), Galeri Seni Buddhisme, dll.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.forestsangha.org/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.forestsangha.org</a><br />Situs
ini berisi menu: berita, biografi Ajahn Chah, ajaran Ajahn Chah, dan
links ke situs Buddhis (Thailand, Eropa, dan lainnya). </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.gbm-online.com/" target="_blank">www.gbm-online.com</a></span><br />Gold
Buddha Monastery, banyak artikel Buddha tradisi Mahayana dan Sutra
dalam bahasa Sanskerta. Menu situs ini antara lain: Dharma, events,
galeri foto, audios/ videos, dan links.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.geocities.com/bodhihouse" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.geocities.com/bodhihouse</a><br />Bodhi
House adalah komunitas spiritual Buddhis non sektarian yang berlokasi
dekat Gettysburg, Pennsylvania. Menu situs ini antara lain: galeri foto,
Ajaran Dasar Buddha, grup meditasi Gettysburg, dan links. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.kmspks.org/" target="_blank">www.kmspks.org</a></span><br />Situs
Biara Kong Meng San Phor Kark See (KMSPKS), Singapore. Menu situs ini
antara lain: berita, kursus, komunitas, download (ebook, audio,
wallpaper) dan sejarah KMSPKS. Penyebaran Dhamma KMSPKS juga dituangkan
dalam aktivitas yang memasyarakat seperti program daur ulang dan
pencetakan buku. Be a Lamp upon Yourself, Settling Back into the Moment,
What Kamma is, adalah beberapa judul buku bermutu yang diterbitkan
KMSPKS dan dibagikan secara gratis. Isi situs ini tersedia dalam bahasa
Inggris dan Mandarin.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.ksridhammananda.com/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.ksridhammananda.com</a><br />Situs
Buddhis Maha Vihara, Kuala Lumpur, Malaysia. Pada halaman utama
terdapat foto Ven. K. Sri Dhammananda yang telah mengabdi sebagai
Dhammaduta di Malaysia dan Singapura selama 50 tahun (1952-2002). Situs
ini menyajikan menu tentang Buddhist Maha Vihara, naskah buku Dhamma dan
ceramah YM K. Sri Dhammananda, dan links. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.lankaweb.com/dhamma" target="_blank">www.lankaweb.com/dhamma</a></span><br />The
Virtual Community of Srilanka Living Around the World (Lanka Web).
Situs Buddhis Theravada menyajikan 3 menu utama di halaman depan yang
bergambar bendera Buddhis, yakni: berita, diari, dan Vihara-vihara di
Inggris. Saat masuk ke bagian berita, Anda akan menemukan links ke 20
lebih situs Buddhis (antara lain: Organisasi Buddhis di Sri Lanka,
Dhamma Online, artikel Buddhisme, Pusat Kebudayaan Buddhis di Sri Lanka,
dan perpustakaan virtual Buddhisme).</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.mahidol.ac.th/budsir" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.mahidol.ac.th/budsir</a><br />Buddhist
Scriptures Information Retrieval (BUDSIR), Buddhis di Thailand. Situs
ini antara lain berisi Tipitaka Pali, Glossary, artikel Dhamma, sejarah
BUDSIR, dan links ke Mahidol University. Atau bisa masuk juga dengan
alamat www.budsir.org/budsir-main.html </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.medicinebuddha.org/" target="_blank">www.medicinebuddha.org</a></span><br />Menu
situs ini antara lain: The Medicine Buddha (penjelasan tentang
pengobatan Buddha dengan Buddha puja, mantra, meditasi,�), jadual
kegiatan, gambar akomodasi yang tersedia bagi tamu di Land of Medicine
Buddha (LMB), fasilitas yang disewakan untuk umum, gift shop yang
menyediakan buku Dharma, DVD, barang seni, musik, proyek 100.000 stupa
untuk perdamaian dunia, newsletter, dan links.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.nibbana.com/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.nibbana.com</a><br />Situs
Buddhis Theravada ini disajikan dalam bahasa Inggris dan Burma/
Myanmar. Menunya antara lain: Tipitaka Pali, Jurnal Dhamma, Tanya Jawab,
Grup Diskusi Buddhisme, Dhammapada, Jataka, foto-foto, kursus Buddhisme
untuk pemula, universitas-universitas Buddhis, milis Nibbana, Pali
Glossary (daftar kata istilah Buddhis dari bahasa Pali), links dan masih
banyak lagi. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.ratanagiri.org.uk/" target="_blank">www.ratanagiri.org.uk</a></span><br />Situs
Biara Buddhis Aruna Ratanagiri ini berpusat di Northumberland, Inggris.
Menu situs ini antara lain: pengumuman, anggota komunitas, foto-foto,
peristiwa, newsletter, dan links.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.san.beck.org/EC9-Buddha.html" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.san.beck.org/EC9-Buddha.html</a><br />Menu
situs ini berisi antara lain: Buddha & Buddhisme (tentang Riwayat
Siddhattha Gotama, Buddha, Dhamma, Sangha), dan Dhammapada. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.santacittarama.altervista.org/welcome.htm" target="_blank">www.santacittarama.altervista.org/welcome.htm</a></span><br />Situs
Biara Buddhis Santacittarama tradisi Theravada (biara ini berdiri tahun
1990 di Bukit Sabina, sekitar 50 kilometer dari Roma, Italia). Menu
situs ini antara lain: artikel Dhamma, program, foto, berita, komunitas,
dan meditasi. Isi situs ini tersedia dalam 3 bahasa: Inggris, Italia,
dan Slovenska.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.thebuddhistsociety.org.uk/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.thebuddhistsociety.org.uk</a><br />Situs
Buddhis ini berpusat di London, Inggris. Menu utama yang disajikan:
events (berisi jadual kegiatan), audio yang berisi ceramah Dhamma,
resources yang berisi artikel Dhamma, forum diskusi, perpustakaan, dan
informasi tentang The Buddhist Society. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.thedailyenlightenment.com/" target="_blank">www.thedailyenlightenment.com</a></span><br />Portal
Buddhis terbesar di Singapura dan milis Dhamma terbesar di dunia yang
didirikan Shen Shian, penulis buku Cerah Setiap Hari, begitu yang
tertulis di situs www.ehipassiko.net</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.theravada.net/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.theravada.net</a><br />Situs
ini meyediakan koneksi ke situs lain yang berisikan ajaran Buddha:
Learn Buddhism, Buddhism Meditation, dan Three Wheel - Buddhism. Selain
itu juga tersedia mesin pencari. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.tipitaka.org/" target="_blank">www.tipitaka.org</a></span><br />Situs
ini merupakan bagian dari VRI (Vipassana Research Institute), yang
berpusat Dhamma Giri, Igatpuri, India. Tersedia Tipitaka dalam bahasa
Inggris maupun dalam bahasa Pali. Khusus pengunjung situs yang berbahasa
Thailand, tersedia kamus bahasa Pali Thailand yang bisa di-download.<br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.vipassana.com/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.vipassana.com</a><br />Situs
Vipassana Fellowship (Meditasi Buddhis tradisi Theravada) ini berisi
menu: meditasi, Buddhisme, Pali Canon, training, newsletter, audio,
buku-buku, dan links. Merupakan situs yang menyajikan kursus meditasi
secara online sejak tahun 1997. Situs ini bisa juga dikunjungi lewat
situs www.vipassana.org </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.vri.dhamma.org/" target="_blank">www.vri.dhamma.org</a></span><br />Situs
Vipassana Research Institute (VRI). Situs ini berisi menu: teknik
meditasi Vipassana oleh S.N. Goenka, Vipassana newsletter, buletin,
berita Dhamma, Glossary (yang berisi beberapa arti kata bahasa Pali yang
digunakan dalam situs ini), tanya jawab, dan lain-lain.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.watpahnanachat.org/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.watpahnanachat.org</a><br />Situs
Biara Wat Pah Nanachat (WPN), The International Forest Monastery. Biara
ini didirikan oleh Ajahn Chah. Situs ini disajikan dalam bahasa Inggris
dan Thailand. Menunya antara lain: foto, slide, buku-buku dan video. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.wihara.com/" target="_blank">www.wihara.com</a></span><br />Tampilan
situs ini didominasi warna putih dan hijau muda, dengan gambar bunga
teratai di bagian atas. Situs ini menyajikan menu berupa Buku Dhamma,
Sutra, forum dan link ke situs lain.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.123greetings.com/religion/buddhism_and_jainism" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.123greetings.com/religion/buddhism_and_jainism</a><br />Buddhism Greeting Cards, situs ini menyajikan ecard berbagai gambar bertema Buddhis untuk berbagai ucapan. Gratis!</b> </span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<hr style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; height: 3px; margin-left: 0px; margin-right: 0px;" />
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: #ff6600;">Situs Buddhis Berbahasa Asing (Non Inggris)</span></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.buddhayana.org/" target="_blank">www.buddhayana.org</a></span><br />Situs Buddhayana (bahasa Vietnam).<br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.buddhismus-bb.de/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.buddhismus-bb.de</a><br />Buddhistisches Zentrum in Berlin Brandenburg (BUBB) (bahasa Jerman).</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.buddhistische-akademie-bb.de/" target="_blank">www.buddhistische-akademie-bb.de</a></span><br />Buddhistiches Akedemie (bahasa Jerman).</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.buddhistisches-haus.de/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.buddhistisches-haus.de</a><br />Das Buddhistische Haus (bahasa Jerman). </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.dharmanet.net/" target="_blank">www.dharmanet.net</a></span><br />(bahasa Korea).</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.palikanon.com/" style="font-weight: bold;" target="_blank">www.palikanon.com</a><br />Tipitaka zum Lernen (bahasa Jerman). </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: bold;"><a href="http://www.watnongpahpong.org/" target="_blank">www.watnongpahpong.org</a></span><br />(bahasa Thailand).</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b>Sumber :<a href="http://vihara.blogspot.com/2008/05/daftar-situs-buddhis-di-dunia.html" target="_blank"> Pusat info Buddhis </a></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-4095868325374011122012-06-07T02:11:00.003-07:002012-06-07T02:12:46.456-07:00Restoran “BUDDHA-BAR” Melecehkan Buddha<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<a href="http://iwandahnial.wordpress.com/2009/03/16/restoran-%E2%80%9Cbuddha-bar%E2%80%9D-melecehkan-agama-buddha/" target="_blank"><span style="font-size: large;"><b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">RESTORAN “BUDDHA-BAR” MELECEHKAN AGAMA BUDDHA </span></span></b></b></span></a></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: white;">-</span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: maroon;"><img alt="jakarta-1" class="aligncenter size-full wp-image-8037" src="http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/03/jakarta-1.jpg?w=510" title="jakarta-1" /></span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: white;">-</span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: navy;">“</span></b><b><span style="color: maroon;">Umat Buddha</span></b><b><span style="color: navy;"> keberatan jika simbol </span></b><b><span style="color: maroon;">agama kami</span></b><b><span style="color: navy;"> menjadi </span></b><b><span style="color: maroon;">simbol restoran</span></b><b><span style="color: navy;"> <span style="text-decoration: underline;">komersial</span>, yang menjual <i><span style="text-decoration: underline;">wine </span></i><span style="text-decoration: underline;">(mimunan keras)</span> dan <span style="text-decoration: underline;">daging</span>. Nama Buddha<span id="more-8036"></span> kok digunakan untuk berjualan. Mereka, kan dapat menggunakan banyak nama dagang lain selain nama Buddha,” kata <span style="text-decoration: underline;">Ketua Umum Pengurus Pusat Magabudhi</span>, Pendeta <span style="text-decoration: underline;">Surya Widya</span>, seusai pertemuan dengan pengelola <span style="text-decoration: underline;">restoran Buddha-Bar</span> yang beralamat di <span style="text-decoration: underline;">Jalan Teuku Umar Nomor 1</span>, <span style="text-decoration: underline;">Menteng</span>, Jakarta Pusat, yang memiliki 2 pintu masuk. <span style="text-decoration: underline;">Agama </span></span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">Buddha</span></span></b><b><span style="color: navy;"> di Indonesia adalah agama yang <span style="text-decoration: underline;">diakui oleh negara</span> (<span style="text-decoration: underline;">dijamin keberadaannya</span>) selain agama </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">Islam</span></span></b><b><span style="color: maroon;">,</span></b><b><span style="color: navy;"> </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">Kristen</span></span></b><b><span style="color: navy;">, </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">Katolik</span></span></b><b><span style="color: navy;">, </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">Hindu</span></span></b><b><span style="color: navy;"> dan </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">Konghuchu</span></span></b><b><span style="color: maroon;">.</span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: maroon;"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: maroon;"><img alt="jakarta-2" class="aligncenter size-full wp-image-8038" src="http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/03/jakarta-2.gif?w=510" title="jakarta-2" /></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: blue;"><i>Eks
Gedung Imigrasi di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, sekarang
dijadikan restoran Buddha Bar” dan ruang pamer lukisan.</i></span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: maroon;"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: navy;">Umat Buddha</span></span></b><b><span style="color: navy;"> yang tergabung dalam Majelis Agama Budha Theravada Indonesia (Megabudhi) menuntut agar <span style="text-decoration: underline;">restoran “Buddha Bar” segera ditutup</span>.</span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: white;">-</span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: navy;">Bisnis restoran Buddha-Bar berasal dari </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">Peranc</span></span></b><b><span style="color: maroon;">is</span></b><b><span style="color: navy;"> yang didirikan tahun 1996 dan kemudian bisnis ini berkembang dengan membuka cabang di </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue;">New York</span></span></b><b><span style="color: navy;">, </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue;">London</span></span></b><b><span style="color: maroon;">,</span></b><b><span style="color: navy;"> </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue;">Dublin</span></span></b><b><span style="color: navy;">, </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue;">Sao Paolo</span></span></b><b><span style="color: navy;">, </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue;">Prague</span></span></b><b><span style="color: navy;">, </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue;">Kiev</span></span></b><b><span style="color: navy;">, </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue;">Kairo</span></span></b><b><span style="color: navy;">, </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue;">Dubai</span></span></b><b><span style="color: navy;">, </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue;">Beirut</span></span></b><b><span style="color: navy;"> dan </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue;">Jakarta</span></span></b><b><span style="color: navy;">. </span></b><b></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: white;">-</span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: #3366ff;"><span style="color: white;">-</span> </span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: #3366ff;"><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">Siapa Pemilik Buddha Bar ?</span></span></b></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: #3366ff;"><b></b><b><span style="color: maroon;">Sejumlah anak pejabat diduga turut memiliki saham Buddha Bar.</span></b><b><span style="color: white;"> </span></b></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: #3366ff;"><b><span style="color: white;">-</span></b></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: blue;"><b><span style="color: navy;">VIVAnews </span></b><b><span style="color: navy;">- </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">Raymond Visan</span></span></b><b><span style="color: navy;"> asal </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">Paris</span></span></b><b><span style="color: navy;"> pada tahun 1996-lah yang <span style="text-decoration: underline;">pertama kali</span> mendirikan </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">Buddha Bar</span></span></b><b><span style="color: navy;">. Sejak itu, Buddha Bar menjadi salah satu </span></b><b><span style="color: navy;">tempat yang direkomendasikan untuk dikunjungi.<br />
</span></b><b><span style="color: white;">-</span></b></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt white; font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: navy;">Itulah
tulisan pembuka dalam situs resmi Buddha Bar, Kamis, 5 Maret 2009.
Ketika pertama kali diklik, welcome page situs ini bergambar <span style="text-decoration: underline;">patung </span></span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: navy;">Buddha</span></span></b><b><span style="color: navy;"> berwarna <span style="text-decoration: underline;">kuning keemasan</span>.<br />
</span></b><b><span style="color: white;">-</span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="background: none repeat scroll 0% 0% white; font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: navy;">Buddha Bar merupakan usaha </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">waralaba George V Restauration</span></span></b><b><span style="color: navy;"> yang berpusat </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">di Prancis</span></span></b><b><span style="color: navy;">. Di </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue;">Jakarta</span></span></b><b><span style="color: navy;">, lisensinya dipegang </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue;">PT Nireta Vista Creative</span></span></b><b><span style="color: navy;">.<br />
</span></b><b><span style="color: white;">-</span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="background: none repeat scroll 0% 0% white; font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: navy;">Sejumlah </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">anak pejabat</span></span></b><b><span style="color: navy;"> tanah air <span style="text-decoration: underline;">diduga turut memiliki saham Buddha Bar</span>. Salah satunya adalah </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">Reni Sutiyoso</span></span></b><b><span style="color: navy;">, putri mantan Gubernur DKI Jakarta, </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">Sutiyoso</span></span></b><b><span style="color: navy;">.<br />
</span></b><b><span style="color: white;">-</span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="background: none repeat scroll 0% 0% white; font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: navy;">Namun, hal itu </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue;">dibantah sang bunda</span></span></b><b><span style="color: navy;">, Rini Sutiyoso. “Dia (Reni) bukan pemiliknya. Dia hanya </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">PR</span></span></b><b><span style="color: navy;"> (public realation atau humas) saja,” kata Rini Sutiyoso kepada wartawan kemarin, Rabu 4 Maret 2009. “Di akta (usaha) </span></b><b><span style="color: navy;">juga nggak namanya kok.”<br />
</span></b><b><span style="color: white;">-</span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="background: none repeat scroll 0% 0% white; font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: navy;">Bar mewah yang banyak memajang patung Buddha itu juga ada di sejumlah kota besar dunia seperti <span style="text-decoration: underline;">Dubai</span>, <span style="text-decoration: underline;">Kiev</span>, <span style="text-decoration: underline;">Dublin</span>, <span style="text-decoration: underline;">London</span>, <span style="text-decoration: underline;">Kairo</span>, <span style="text-decoration: underline;">Beirut</span>, Sao </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: navy;">Paulo</span></span></b><b><span style="color: navy;">, dan <span style="text-decoration: underline;">New Yor</span>k.<br />
</span></b><b><span style="color: white;">-</span></b></b></span>
</div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="background: none repeat scroll 0% 0% white; font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: navy;">Belum genap setahun Buddha Bar beroperasi di Jakarta, bar mewah itu mendapat <span style="text-decoration: underline;">kecaman dari sejumlah komunitas Buddha</span>. Bar itu dianggap melecehkan umat Buddha. </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue;">Pemilik dituntut</span></span></b><b><span style="color: navy;"> untuk </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">mengganti nama dagang</span></span></b><b><span style="color: navy;"> dan </span></b><b><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: maroon;">melepas atribut Buddha</span></span></b><b><span style="color: navy;"> dari tempat hiburan malam itu.</span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span lang="IN" style="color: white;">-</span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="text-decoration: underline;"><span lang="IN" style="color: navy;">Sumber</span></span></b><b><span lang="IN" style="color: navy;">:</span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span lang="IN" style="color: blue;"><a href="http://metro.vivanews.com/news/read/36456-siapa_pemilik_buddha_bar">http://metro.vivanews.com/news/read/36456-siapa_pemilik_buddha_bar</a></span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: white;">-</span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: left;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: maroon;">“<span style="text-decoration: underline;">BUDDHA BAR” PARIS</span></span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<h1 style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: white;">-</span></b></span></h1>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<h1 style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><img alt="paris-1" class="aligncenter size-full wp-image-8039" src="http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/03/paris-1.jpg?w=510" title="paris-1" /></b></span></h1>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><img alt="paris-2" class="aligncenter size-full wp-image-8040" src="http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/03/paris-2.jpg?w=510" title="paris-2" /></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><img alt="paris-3" class="aligncenter size-full wp-image-8041" src="http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/03/paris-3.jpg?w=510" title="paris-3" /></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><img alt="paris-4" class="aligncenter size-full wp-image-8042" src="http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/03/paris-4.jpg?w=510" title="paris-4" /></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><img alt="paris-5" class="aligncenter size-full wp-image-8043" src="http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/03/paris-5.jpg?w=510" title="paris-5" /></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><img alt="paris-61" class="aligncenter size-full wp-image-8048" src="http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/03/paris-61.jpg?w=510" title="paris-61" /></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><img alt="paris-7" class="aligncenter size-full wp-image-8045" src="http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/03/paris-7.jpg?w=510" title="paris-7" /></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">--</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: left;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: maroon;">“<span style="text-decoration: underline;">BUDDHA BAR” LONDON</span></span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><img alt="london" class="aligncenter size-full wp-image-8049" src="http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/03/london.jpg?w=510" title="london" /></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: left;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: maroon;">“<span style="text-decoration: underline;">BUDDHA BAR” NEW YORK</span></span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: maroon;"><span style="color: white;">-</span></span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><b></b><b><span style="color: maroon;"><img alt="new-york" class="aligncenter size-full wp-image-8050" src="http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/03/new-york.jpg?w=510" title="new-york" /></span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: white;">-</span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: white;">-</span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: left;">
<span style="font-size: large;"><b><b><span style="color: maroon;">“<span style="text-decoration: underline;">BUDDHA BAR” DUBAI</span></span></b></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><img alt="dubai-1" class="aligncenter size-full wp-image-8051" src="http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/03/dubai-1.jpg?w=510" title="dubai-1" /></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><img alt="dubai-2" class="aligncenter size-full wp-image-8052" src="http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/03/dubai-2.jpg?w=510" title="dubai-2" /></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><img alt="dubai-3" class="aligncenter size-full wp-image-8053" src="http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/03/dubai-3.jpg?w=510" title="dubai-3" /></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><img alt="dubai-4" class="aligncenter size-full wp-image-8054" src="http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/03/dubai-4.jpg?w=510" title="dubai-4" /></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: left;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><b><span style="color: maroon;">“<span style="text-decoration: underline;">BUDDHA BAR” JAKARTA</span></span></b></span></b></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><b><span style="color: maroon;"><span style="text-decoration: underline;"><br /></span></span></b></span></b></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin: 0pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="FR"><b></b></span><span lang="FR"><span style="color: white;">-</span></span><span lang="FR"><img alt="jakarta" class="aligncenter size-full wp-image-8055" height="345" src="http://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/03/jakarta.jpg?w=510&h=345" title="jakarta" width="510" /></span></b></span></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-27753980715121779082012-06-07T02:06:00.002-07:002012-06-07T02:06:19.125-07:00Tiga Kebenaran Universal<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>
<a href="http://intisaribuddha.blogspot.com/2011/06/tiga-kebenaran-universal.html" target="_blank">TIGA KEBENARAN UNIVERSAL</a></b></span></h3>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span><div class="post-header" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b> </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b> </b></span><span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGLOd84TEZFKqYqNHQGp5AdnOjZ4E6D05zNRSANUOloWBLQ5-_e8ynHygxVmlAG7j_ETmef_bIYKuFSI6uPWMT2Tp_ZkblEUncTrqJrd5daNt7NBbkVoCapYJFLjqkkNP_g5RMsBkybbnB/s1600/Tiga+kebenaran+Universal.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="465" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGLOd84TEZFKqYqNHQGp5AdnOjZ4E6D05zNRSANUOloWBLQ5-_e8ynHygxVmlAG7j_ETmef_bIYKuFSI6uPWMT2Tp_ZkblEUncTrqJrd5daNt7NBbkVoCapYJFLjqkkNP_g5RMsBkybbnB/s640/Tiga+kebenaran+Universal.jpg" width="640" /></a></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b> </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b> Suatu hari, Sang Buddha duduk di bawah
naungan pohon dan melihat betapa indahnya pedesaan itu. Bunga-bunga
mekar dan pepohonan memperlihatkan dedaun baru yang cerah, tapi di
antara semua keindahan ini, ia melihat banyak ketidak-bahagiaan.
Seorang petani memukul lembunya di lapangan. Seekor burung mematuk pada
cacing tanah, dan kemudian seekor elang menukik ke arah burung. Sangat
terganggu, ia bertanya, "Mengapa petani itu memukul lembunya? Kenapa
harus satu makhluk makan makhluk yang lain untuk kelangsungan
hidupnya?"</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b>
</span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b> Selama pencerahanNya, Buddha
menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Ia menemukan tiga
kebenaran besar. Dia menjelaskan kebenaran-kebenaran ini dengan cara
sederhana sehingga semua orang bisa memahaminya.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b>
</span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>1. Tidak ada yang hilang di alam semesta</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b>
</span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b> Kebenaran pertama adalah bahwa
tidak ada yang hilang di alam semesta. Materi berubah menjadi energi,
energi berubah menjadi materi. Sebuah daun mati berubah menjadi tanah.
Bibit kecambah tumbuh dan menjadi tanaman baru. Sistem matahari hancur
dan berubah menjadi sinar kosmik. Kita dilahirkan dari orang tua kita,
anak-anak kita lahir dari kita.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b>
</span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Kami adalah sama seperti
tanaman, seperti pohon-pohon, seperti orang lain, seperti hujan yang
jatuh. Kami terdiri dari apa yang ada di sekitar kita, kita adalah sama
dengan segalanya. Jika kita menghancurkan sesuatu di sekitar kita,
kita menghancurkan diri kita sendiri. Jika kita menipu yang lain, kita
menipu diri kita sendiri. Memahami kebenaran ini, Sang Buddha dan
murid-muridnya tidak pernah membunuh binatang apapun.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b>
</span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>2. Semuanya Berubah </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b>
</span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Kebenaran universal kedua dari
Buddha adalah segala sesuatu yang terus berubah. Hidup ini seperti
sungai yang mengalir terus dan terus, terus berubah. Kadang-kadang
mengalir perlahan-lahan dan kadang-kadang cepat. Ia halus dan lembut di
beberapa tempat, tetapi kemudian halangan dan bebatuan muncul secara
tiba-tiba. Segera setelah kita pikir kita aman, sesuatu yang tidak
terduga terjadi.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b>
</span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Setelah dinosaurus, mammoth,
dan harimau bergigi pedang-menjelajahi bumi ini. Mereka semua mati,
namun ini bukan akhir dari kehidupan. Bentuk kehidupan lain seperti
mamalia kecil muncul, dan akhirnya manusia juga. Sekarang kita bahkan
bisa melihat Bumi dari ruang angkasa dan memahami perubahan yang telah
terjadi di planet ini. Ide-ide kita tentang kehidupan juga berubah.
Orang-orang pernah percaya bahwa bumi itu datar, tetapi sekarang kita
tahu bahwa bumi itu bulat.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b>
</span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>3. Hukum Sebab Akibat </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b>
</span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Kebenaran universal ketiga
dijelaskan oleh Sang Buddha adalah bahwa ada perubahan terus menerus
karena hukum sebab dan akibat. Ini adalah hukum sebab dan akibat yang
sama yang ditemukan di setiap buku pelajaran ilmu pengetahuan modern.
Dari sudut pandang ini, ilmu pengetahuan dan Buddhisme sejalan.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b>
</span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Hukum sebab dan akibat dikenal sebagai </b><b>Karma.
Tidak pernah sesuatu terjadi pada kita kecuali kita layak menerimanya.
Kami menerima persis seperti apa yang kita dapat, apakah itu baik atau
buruk. Kita adalah keadaan kita sekarang karena hal-hal yang telah
kita lakukan di masa lalu. Pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan kita
menentukan jenis kehidupan yang dapat kita miliki. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b> </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Jika kita melakukan
hal-hal baik, hal-hal yang baik di masa depan akan terjadi pada kita.
Jika kita melakukan hal-hal buruk, hal-hal buruk di masa depan akan
terjadi pada kita. Setiap saat kita menciptakan karma baru dengan apa
yang kita katakan, lakukan, dan pikirkan. Jika kita memahami ini, kita
tidak perlu takut pada karma. Hal ini dapat menjadi teman kita. Ini
mengajarkan kita untuk menciptakan masa depan yang cerah.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b>
</span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Sang Buddha berkata,</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b>
</span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>"Jenis benih ditaburkan</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b> akan menghasilkan buah seperti itu.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b> Mereka yang berbuat baik akan menuai hasil yang baik.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b> Mereka yang berbuat jahat akan menuai hasil kejahatan.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b> Jika Anda hati-hati menanam benih yang baik,</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b> Anda sukacita akan mengumpulkan buah yang baik. "</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b> </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>Dhammapada</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b>
</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGLOd84TEZFKqYqNHQGp5AdnOjZ4E6D05zNRSANUOloWBLQ5-_e8ynHygxVmlAG7j_ETmef_bIYKuFSI6uPWMT2Tp_ZkblEUncTrqJrd5daNt7NBbkVoCapYJFLjqkkNP_g5RMsBkybbnB/s1600/Tiga+kebenaran+Universal.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></b></span></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-24924977498298258202012-06-07T01:59:00.000-07:002012-06-07T01:59:13.178-07:00Gaya Berpakaian Bikhu / Bikhuni<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 class="entry-title" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://shambhalaguardian.wordpress.com/2010/11/15/jubah-para-bhikkhuni/" target="_blank">Jubah Para Bhikkhu/ni</a></b></span></h1>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><strong><span style="text-decoration: underline;">Sejarah </span></strong></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit-HJPSm1dJlVmD7HypI6Q73Bx6L6zdnigJl-JA0RtNfaoPebkk4aQLfIVSS9y9nO1QoJJs2e0sIQlJrpYniv0ZgzDawRoDK8RbV2XGMWnm-AHfsTUiX8rBsScWL9dIRXxoz7J3wLc8LaS/s1600/Buddhi3.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit-HJPSm1dJlVmD7HypI6Q73Bx6L6zdnigJl-JA0RtNfaoPebkk4aQLfIVSS9y9nO1QoJJs2e0sIQlJrpYniv0ZgzDawRoDK8RbV2XGMWnm-AHfsTUiX8rBsScWL9dIRXxoz7J3wLc8LaS/s400/Buddhi3.jpg" width="375" /></a><span style="font-size: large;"><b><a href="http://shambhalaguardian.files.wordpress.com/2010/11/10.jpg"></a> </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Jubah
para bhikkhu/ni berakar dari sejarah 25 abad yang silam, yakni ketika
Buddha Gotama meminta Yang Mulia Ananda untuk mendesain sebuah jubah
yang menggambarkan ladang sawah. Yang Mulia Ananda kemudian
melipat-lipat jubah yang menggambarkan petak-petak sawah dan membuat
lipatan yang lebih tipis yang menggambarkan jalan. Sejak saat itulah
para bhikkhu/ni buddhis terutama tradisi Theravada menggunakan teknik
lipatan ini pada jubah yang mereka pakai.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>
</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Jubah para bhikkhu/ni buddhis memiliki beragam corak dan warna,
tergantung dari lokasi geografis dan cuaca setempat. Pada mulanya jubah
para bhikkhu/ni di India jaman kehidupan Buddha berwarna saffron (warna
oranye kekuning-kuningan) dan terbuat dari “kain murni”. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Kain murni
disini artinya adalah kain yang tidak dipakai lagi oleh orang lain
seperti kain yang telah dibuang, kain sobek/bolong-bolong bekas gigitan
tikus, kain bekas kelahiran bayi, kain bekas pembungkus mayat sebelum
dikremasi, dll. Semua bagian yang tidak dapat dipakai kemudian dibuang,
dibersihkan, dicuci dan dikeringkan sebelum akhirnya diberi pewarna
pakaian alami. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Caranya jubah yang telah dicuci direbus ke dalam kuali
bersama dengan bunga-bungaan, dedaunan, dan saffron yang memberikan
warna oranye kekuningan tersebut (saffron – <em>Crocus sativu</em><em> </em><em>-</em>
sendiri adalah sejenis tanaman yang bermanfaat sebagai bumbu dapur,
pewarna alami, dan tanaman obat). Jubah berwarna saffron ini hingga kini
masih digunakan oleh para bhikkhu/ni aliran Theravada yang berkembang
di Asia Tenggara dan Asia Selatan. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Saat ini jubah para bhikkhu/ni sudah
tentu tidak lagi diperoleh dari kain yang dibuang, tetapi dari para umat
yang mendanakan jubah, terutama biasanya pada saat perayaan Kathina.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><strong><span style="text-decoration: underline;">Jubah para bhikkhu/ni Theravada</span></strong></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><strong><span style="text-decoration: underline;"><br /></span></strong></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCMA-nDqwwVFJxp-aZhEOU1EJjSo4_wqz2aGPe35k5fSok-ifjQlHl0Ip-9B-RbFjjxSqMLcmffIFjUH_U6oQrKLxRR3nqOueBoUI0N7jvpvNtZJFwZyeJCxhM3u2kw07x1NGg-D4QtudD/s1600/262171_200278090024209_100001260598131_622291_2806926_n.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCMA-nDqwwVFJxp-aZhEOU1EJjSo4_wqz2aGPe35k5fSok-ifjQlHl0Ip-9B-RbFjjxSqMLcmffIFjUH_U6oQrKLxRR3nqOueBoUI0N7jvpvNtZJFwZyeJCxhM3u2kw07x1NGg-D4QtudD/s400/262171_200278090024209_100001260598131_622291_2806926_n.jpg" width="335" /></a></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Jubah para bhikkhu/ni tradisi Theravada dianggap tetap mempertahankan
pola dan warna asli para bhikkhu/ni sejak jaman kehidupan Buddha
Gotama. Terdapat 3 bagian utama jubah:</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>1. Uttarasanga</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Adalah bagian terpenting dan terluar dari jubah para bhikkhu. Biasa
disebut juga jubah kashaya. Jubah ini berbentuk persegi panjang,
berwarna saffron, panjang sekitar 6-9 kaki sehingga dapat digunakan
untuk menutupi kedua bahu, tetapi sering kali hanya digunakan untuk
menutupi bahu bagian kiri sedangkan bahu bagian kanan dan tangan kanan
dibiarkan terbuka.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>2. Antaravasaka</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Digunakan didalam Uttarasanga dan dipakai seperti sarung, dililitkan di pinggang dan menutupi hingga mata kaki.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>3. Sanghati</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Merupakan jubah ekstra yang bisa digunakan untuk menutupi tubuh
bagian atas apabila membutuhkan kehangatan saat cuaca dingin. Tetapi
bila tidak dipakai biasanya dilipat kecil dan ditempatkan diatas bahu
bagian kiri seperti selendang.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Jubah bagi para bhikkhuni sebenarnya sama seperti di atas, tetapi
ditambah 2 bagian lain sehingga terdapat 5 bagian dari jubah seorang
bhikkhuni. Para bhikkhuni mengenakan samkacchika (atasan) yang dipakai
dibawah uttarasanga sehingga menutupi kedua bahu bhikkhuni. Para
bhikkhuni juga dilengkapi dengan Udakasatika (pakaian mandi).</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><strong><span style="text-decoration: underline;">Mengapa sawah padi?</span></strong></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><strong><span style="text-decoration: underline;"><br /></span></strong></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://shambhalaguardian.files.wordpress.com/2010/11/6.jpg"><img alt="" height="279" src="http://shambhalaguardian.files.wordpress.com/2010/11/6.jpg?w=119&h=104" title="6." width="320" /></a></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Ada banyak persepsi mengapa jubah para bhikkhu/ni menggambarkan
petak-petak sawah padi. Salah satunya adalah karena sawah padi sering
kali dianalogikan sebagai tempat menanam jasa. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Para bhikkhu/ni adalah
orang-orang yang memiliki niat dan ketulusan untuk menjalani kehidupan
suci, oleh karenanya dalam tradisi buddhis mereka dianggap sebagai
tempat menanam jasa kebajikan terbaik, sama halnya seperti sawah sebagai
tempat menanam padi. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Dalam tradisi Zen, jubah petak-petak ini
menggambarkan pula “ladang tempat menanam kebajikan yang tidak
berbentuk”. Bisa pula jubah ini dianggap sebagai sebuah mandala yang
menggambarkan alam semesta.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><strong><span style="text-decoration: underline;">Jubah para bhikkhu/ni di Asia bagian Utara</span></strong></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><strong><span style="text-decoration: underline;"><br /></span></strong></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><strong><span style="text-decoration: underline;"><a href="http://shambhalaguardian.files.wordpress.com/2010/11/4.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-902" height="320" src="http://shambhalaguardian.files.wordpress.com/2010/11/4.jpg?w=500" title="Enshrining Ceremony Of Nanshan Maritime Guanyin Statue" width="252" /></a></span></strong> </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Seiring
dengan perkembangan dan penyebaran agama Buddha ke Asia Utara dan
Timur, jubah-jubah para bhikkhu/ni juga mengalami adaptasi menyesuaikan
dengan budaya, lokasi geografis dan cuaca setempat. Agama Buddha masuk
dan diterima oleh masyarakat Cina sejak abad pertama Masehi dan jubah
India memperoleh tanggapan ganjil disini. Di India, menunjukkan sebelah
bahu merupakan tanda rasa hormat, tidak demikian halnya di Cina. Selain
budaya Cina yang menganggap lebih sopan menutup kedua bahu, juga karena
cuacanya yang lebih dingin sehingga tidak cukup hanya mengenakan tiga
lapis jubah saja.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><u>Cina</u> </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://shambhalaguardian.files.wordpress.com/2010/11/7.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-thumbnail wp-image-903" height="400" src="http://shambhalaguardian.files.wordpress.com/2010/11/7.jpg?w=93&h=150" title="7." width="248" /></a></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>Para biksu di Cina mulai mengenakan jubah terusan yang menutupi kedua
bahu dan tangan. Mereka kemudian menggunakan kashaya yang menutupi
seluruh jubah. Warna jubah juga mengalami adaptasi menjadi kuning cerah.
Apalagi di Cina para biksu/ni lebih mandiri dibanding di Asia bagian
Selatan. Hal ini membuat mereka merasa lebih nyaman menggunakan celana
panjang seperti celana panjang modern saat ini. Mereka hanya menggunakan
jubah dan kashaya pada saat meditasi dan upacara-upacara.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://shambhalaguardian.files.wordpress.com/2010/11/2.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-904" height="209" src="http://shambhalaguardian.files.wordpress.com/2010/11/2.jpg?w=500" title="Robes Donned, Heads Shaved As Children "Become Buddhist Monks"" width="320" /> </a></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<span style="font-size: large;"><b><u>Jepang</u></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b> <a href="http://shambhalaguardian.files.wordpress.com/2010/11/3.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-905" height="320" src="http://shambhalaguardian.files.wordpress.com/2010/11/3.jpg?w=500" title="Begging Monk, Takayama" width="172" /></a></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>Praktek ini kemudian dibawa ke daratan Cina, Korea, Jepang, dan
Tibet. Warna-warna jubah juga mengalami perubahan, tidak lagi sekedar
saffron dan kuning, tetapi juga merah, putih, abu-abu, dan warna-warna
polos seragam lainnya seperti coklat dan hitam di Jepang.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><u>Tibet</u> </b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4KCQm7So-vVI1AYJboax8r3swSdbUbBP78IruDAq_MmZBdQSdE2pRV-cZroCTso_uZkOsEOLjOxAPEzDpZVFcLbY36pCVnc6J4HzVWKjcU2pRopRxynLp98i25-y27KL8__91cGsxbqt2/s1600/thailand.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXZVe2YP3PeqWa-qYtjkhRGsTBhIAUcBaAoE9hjCRH77xkxEw4yN4cOcSHxcdZOBCD2KOcSZqXDzgpb0m6sqLGI8gfiYPiqjazSR7jONEJXAVr8lxe_HvGtJqnMmHycWmnJWrRG6INjLVb/s1600/images.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="299" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXZVe2YP3PeqWa-qYtjkhRGsTBhIAUcBaAoE9hjCRH77xkxEw4yN4cOcSHxcdZOBCD2KOcSZqXDzgpb0m6sqLGI8gfiYPiqjazSR7jONEJXAVr8lxe_HvGtJqnMmHycWmnJWrRG6INjLVb/s400/images.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCMA-nDqwwVFJxp-aZhEOU1EJjSo4_wqz2aGPe35k5fSok-ifjQlHl0Ip-9B-RbFjjxSqMLcmffIFjUH_U6oQrKLxRR3nqOueBoUI0N7jvpvNtZJFwZyeJCxhM3u2kw07x1NGg-D4QtudD/s1600/262171_200278090024209_100001260598131_622291_2806926_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>Di
Tibet, mengingat lokasinya yang tinggi dan cuaca yang teramat dingin,
para biksu/ni memiliki setidaknya 5 bagian jubah dan terkadang
dilengkapi dengan topi, penutup kepala, dan jubah luar (cape). Warnanya
pun mencolok seperti merah tua dan sekaligus menjadi identitas
sekte/alirannya.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><u>Thailand </u></b><u> </u></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<img border="0" height="370" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4KCQm7So-vVI1AYJboax8r3swSdbUbBP78IruDAq_MmZBdQSdE2pRV-cZroCTso_uZkOsEOLjOxAPEzDpZVFcLbY36pCVnc6J4HzVWKjcU2pRopRxynLp98i25-y27KL8__91cGsxbqt2/s400/thailand.jpg" width="400" /> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><u><b>Laos </b></u></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8d8bmv2hkvq9AJlJEB5XzCULj-OE8oXZPmeB6sUn3SKCKyf1ps7BBaicsO4f2CIM83JxMBoNaj82KByYdyYX0HFLgi9Bg9WwSf1j1GwcJrMHcm_yWHIWOfoDYk5raXSF-wiIQf9dZNaq1/s1600/laos.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="259" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8d8bmv2hkvq9AJlJEB5XzCULj-OE8oXZPmeB6sUn3SKCKyf1ps7BBaicsO4f2CIM83JxMBoNaj82KByYdyYX0HFLgi9Bg9WwSf1j1GwcJrMHcm_yWHIWOfoDYk5raXSF-wiIQf9dZNaq1/s400/laos.jpg" width="400" /></a> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<span style="font-size: large;"><b><u>Vietnam</u></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRTv2GB9h9AW6u_bifn9KQqEj-jfUfKg3eUHW10ZzM9O5N1ENdzi47OjnG2bVVCFgFLymjnelcu19yUCqnVnto0sSKif0McCsoBNrKL8q8jWIIhrC-f2CwvRvPfLfO7LtVIzFaV7JtsyKW/s1600/vietnam.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRTv2GB9h9AW6u_bifn9KQqEj-jfUfKg3eUHW10ZzM9O5N1ENdzi47OjnG2bVVCFgFLymjnelcu19yUCqnVnto0sSKif0McCsoBNrKL8q8jWIIhrC-f2CwvRvPfLfO7LtVIzFaV7JtsyKW/s1600/vietnam.jpg" /></a></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b> </b></span></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-76036272095062100612012-06-07T01:20:00.002-07:002012-06-07T02:34:52.997-07:00Bodhidharma, Sesepuh Zen<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<a href="http://artikelbuddhis.blogspot.com/2011/08/bodhidharma-sesepuh-zen.html" target="_blank"><span style="font-size: large;"><b>Bodhidharma, Sesepuh Zen</b></span></a></h1>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh4KBbDyQ4D4mtIeKwgTn0ol8Olj_WHBA3p8FQM4nwgoBNDb6L2HPXY9BaIgrLjwpXAfx_7eBTCLpjo7SWtFGADX_3JFE462u_Yhzjtit61M6KV1D63Ht_J31nZS6fAikXzbgreagAj9Ce/s1600/250px-BodhidharmaYoshitoshi1887.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh4KBbDyQ4D4mtIeKwgTn0ol8Olj_WHBA3p8FQM4nwgoBNDb6L2HPXY9BaIgrLjwpXAfx_7eBTCLpjo7SWtFGADX_3JFE462u_Yhzjtit61M6KV1D63Ht_J31nZS6fAikXzbgreagAj9Ce/s400/250px-BodhidharmaYoshitoshi1887.jpg" width="271" /></a><b><span style="font-size: large;">Bodhidharma (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Dewanagari" title="Aksara Dewanagari">Dewanagari</a>: बोधिधर्म <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hanzi" title="Hanzi">Hanzi</a> 菩提達摩, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pinyin" title="Pinyin">pinyin</a> Pútídámó atau hanya Dámó saja; <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wade-Giles" title="Wade-Giles">Wade-Giles</a> Tamo; <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jepang" title="Bahasa Jepang">Jepang</a> ダルマ, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daruma" title="Daruma">Daruma</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Vietnam" title="Bahasa Vietnam">Vietnam</a>: <i>Bồ-đề-đạt-ma</i>, Dharma Taishi, Tatmo Cowsu), juga dikenal sebagai Guru Dharma <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tripitaka" title="Tripitaka">Tripitaka</a>, adalah seorang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bhiksu" title="Bhiksu">bhiksu</a> legendaris <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Buddhisme" title="Buddhisme">beragama Buddha</a>. Menurut mitologi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Shaolin" title="Shaolin">Shaolin</a>, Bodhidharma dianggap sebagai pendiri mazhab <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Chan&action=edit&redlink=1" title="Chan (halaman belum tersedia)">Chan</a> atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zen" title="Zen">Zen</a> agama Buddha dan aliran seni bela diri <i>Siau Liem Sie Quanfa</i> atau yang lebih dikenal sebagai <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Shaolin_Kung_Fu&action=edit&redlink=1" title="Shaolin Kung Fu (halaman belum tersedia)">Shaolin Kung Fu</a> / <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Shorinji_Kempo" title="Shorinji Kempo">Shorinji Kempo</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jepang" title="Bahasa Jepang">bahasa Jepang</a>) di kuil <i>Siau Liem / Shaolin</i> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tiongkok" title="Tiongkok">Tiongkok</a>.</span></b><br />
<b><span style="font-size: large;">
</span></b><b><span style="font-size: large;">Bodhidharma diperkirakan hidup antara tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/440" title="440">440</a>–<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/528" title="528">528</a> atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/470" title="470">470</a>–<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/543" title="543">543</a>.</span></b><br />
<br /><span style="font-size: large;"><b><br />
Agama Buddha Chan (Chan Zhong) sebuah tradisi utama lainnya dari agama
Buddha Mahayana, muncul sebagai akibat kunjungan bersejarah ke
Tiongkok yang dilakukan oleh seorang suciwan agung dari India,
Bodhidharma. Bodhidharma tiba di Kanton (Guang Dong) pada tahun 520
Masehi. Chan adalah terjemahan dari istilah Sanskerta DHYANA, yang
berarti meditasi. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Dengan demikian, agama Buddha Chan mensyaratkan para
umatnya untuk mempraktikkan praktik-praktik meditasi yang ketat dan
dalam, yang memotong habis intelektualisme. Ini terkadang membuat orang
menjadi percaya bahwa praktik ini sangat mirip dengan praktik Tanah
Suci. Praktik Tanah Suci juga menyingkirkan pengetahuan intelektual,
serta mengajarkan para umatnya untuk berkeyakinan penuh terhadap Buddha
Amitabha untuk memperoleh keselamatan, sekalipun bagi agama Buddha Chan
keselamatan bukanlah "JALAN MUDAH". </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Bagi agama Buddha Chan,
keselamatan membutuhkan kekuatan dan upaya diri untuk mencapai
keselamatan, serta tidak bergantung pada Buddha mana pun untuk membantu
pencapaian Pencerahan. Namun, kedua tradisi ini sama-sama populer bagi
orang Tionghoa, dan kemudian juga bagi orang Jepang di abad ke-12. Di
Jepang, agama Buddha Chan ini dikenal sebagai agama Buddha Zen. Dua
aliran utama yang muncul dari tradisi ini adalah RINZAI (LIN CI) dan
SOTO (CAO DONG), yang hanya berbeda dalam cara pendekatannya menuju
Pencerahan.</b>
<b><br /><br />
Bodhidharma (470-543 Masehi) adalah sesepuh ke-28 agama Buddha,
sekaligus sebagai sesepuh pertama dari agama Buddha Chan, tradisi yang
didirikannya di Tiongkok. Ajarannya diwariskan turun-temurun dengan apa
yang dikenal sebagai "TRANSMISI BATIN/PEWARISAN BATIN" terhadap
sejumlah sesepuh. Salah satu sesepuh yang paling terkenal adalah HUI
NENG (637-713 Masehi), yang merupakan sesepuh ke enam.</b>
<b><br /><br />
Sesampainya di Tiongkok, Bodhidharma dipanggil menghadap ke istana oleh
Kaisar WU DI dari Dinasti Liang, yang juga merupakan sesosok umat
Buddha yang penuh semangat serta yang membanggakan dirinya karena banyak
mendukung agama Buddha. Karena bangga atas pengetahuannya akan agama
Buddha serta sumbangsih yang telah diberikannya kepada Sangha, ia
bertanya kepada sang suciwan, "seberapa banyak jasa kebajikan yang telah
diperolehnya?".</b>
<b><br /><br />
"Tidak ada jasa kebajikan apa pun" adalah jawaban yang mengejutkan dari Bodhidharma.</b>
<b><br /><br />
Sang Kaisar sering kali mendengarkan ajaran dari para guru terkenal
yang berkata, "jika berbuat baik, Engkau akan menerima kebaikan. Jika
berbuat buruk, Engkau akan menerima keburukan. Hukum Karma tak berubah,
akibat timbul dari penyebab laksana bayang-bayang mengikuti bendanya'.
Namun sekarang sang suciwan menyatakan bahwa Kaisar belum memperoleh
jasa kebajikan apa pun. Kaisar merasa sangat kebingungan.</b>
<b><br /><br />
Mengapa Bodhidharma menjawab seperti itu? Mungkin karena beliau tengah
mencoba berkata, dengan sedikit kata-kata, bahwa jika seseorang
melakukan perbuatan baik dengan niat untuk memperoleh jasa kebajikan
bagi dirinya sendiri, itu bukan lagi praktik Buddhis. </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Itu berarti bahwa
orang itu tidak benar-benar tengah mempraktikkan Dharma, namun lebih
untuk memuaskan egonya sendiri ataupun meningkatkan kesejahteraannya
sendiri, dan malah mungkin supaya dikenal dan dihargai. Dalam hal ini,
bagaimana mungkin ada jasa kebajikan apa pun dalam perbuatan seperti
ini? Dan sebagai guru Zen, ia tidak berkata banyak. Karena itu, ia hanya
menjawab, "Tidak ada jasa kebajikan apa pun".</b>
<b><br /><br />
Merasa terkejut, Kaisar lalu menanyakan pertanyaan berikutnya, "Lalu, apa inti agama Buddha itu?"</b>
<b><br /><br />
Bodhidharma segera menjawab. "Kekosongan di mana-mana, tiada inti apa
pun". Jawaban ini membuat Kaisar tertegun karena ia tak mampu memahami
makna yang mendalam dari istilah "Tiada inti apa pun" dalam ajaran
Buddha. Para guru lainnya telah bersusah-payah menjelaskan bahwa inti
ajaran agama Buddha terkandung dalam doktrin-doktrin seperti Hukum Sebab
Akibat (Hukum Karma), Empat Kebenaran Mulia, Cita-cita Bodhisatwa, dan
sebagainya. Namun orang yang dianggapnya sebagai sosok sesepuh agung
agama Buddha ini hanya menyatakan bahwa "tidak ada inti apa pun"</b>
<b><br /><br />
Lalu Kaisar menanyakan pertanyaannya yang terakhir, "Karena Engkau
menyatakan bahwa dalam agama Buddha semua hal tidak memiliki inti, lalu
siapakah yang tengah berbicara di hadapankun saat ini?" Bodhidharma
menjawab, "Saya tidak tahu". Sang Kaisar sangat terkejut, karena ia
tidak mampu memahami maksud Bodhidharma.</b>
<b><br /><br />
Dengan penuh kebingungan, Kaisar lalu menyuruh sang suciwan pergi dari
istana. Demikianlah, untuk pertama kalinya Tiongkok mencicipi ajaran
Chan.</b>
<b><br /><br />
Setelah itu, Bodhidharma menyendiri lagi, merenung, "Karena sesosok
ahli yang terpelajar dan hebat seperti Kaisar pun tidak mampu memahami
apa yang aku tengah coba sampaikan, mungkin kondisinya belum matang
bagiku untuk mengajar......" </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Ia lalu menyendiri di sebuah gua di Biara
Shao Lin (Shao Lin Si) yang terkenal itu. Disana, ia duduk dalam
perenungan yang mendalam seraya menghadap ke dinding gua selama sekitar
sembilan tahun, menunggu waktu yang tepat, saat ajaran-ajarannya bisa
dipahami dan diterima rakyat disana.</b>
<b><br /><br />
Bodhidharma datang ke Tiongkok untuk memberikan ajarannya yang khusus, yang bisa dikatakan terkandung dalam syair ini :</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b> </b>
<b><br /></b></span><br />
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>PEWARISAN AJARAN SECARA KHUSUS DI LUAR KITAB SUCI </b></span><span style="font-size: large;"><b>TAK BERGANTUNG PADA KATA ATAUPUN HURUF,</b></span> <span style="font-size: large;"><b>LANGSUNG MENEMBUS KE HATI,</b></span> <span style="font-size: large;"><b>MELIHAT KE DALAM SIFAT DIRI SENDIRI.</b></span></div>
</blockquote>
<span style="font-size: large;"><b><br />
Bodhidharma selanjutnya tinggal di Tiongkok selama sekitar 50 tahun,
mengajar di saat yang tepat, dan menggunakan LANKAVATARA SUTRA (LENG JIA
JING) dalam ajarannya. Ia digantikan oleh para sesepuh berikut ini :</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b> </b>
<b><br />
- Sesepuh ke-2 : Hui Ke (486-593 Masehi)<br />
- Sesepuh ke-3 : Seng Can (wafat tahun 606 Masehi)<br />
- Sesepuh ke-4 : Dao Xin (580-651 Masehi)<br />
- Sesepuh ke-5 : Hong Reng (602-675 Masehi)<br />
- Sesepuh ke-6 : Hui Neng (638-713 Masehi)<br /><br />
Adalah Hui Neng, seorang pandai kayu yang buta huruf, yang akhirnya
membuat agama Buddha Chan berkembang subur di Tiongkok, lebih dari
sebelumnya.</b>
<b><br /><br />
Mungkin menarik untuk dicatat disini bahwa setelah kepergian
Bodhidharma, Kaisar Wu Di membicarakan kejadian tersebut dengan guru
spiritualnya, BAO ZHI. Sang guru bertanya kepada sang Kaisar, "Apakah
Yang Mulia mengetahui siapakah orang ini sesungguhnya? Beliau ini adalah
Avalokitesvara Mahasatva yang tengah mewariskan Jejak Hati
Buddha....."</b>
<b><br /><br />
Betapa menyesalnya Kaisar karena telah menyuruhnya pergi dari istana.
Bertahun-tahun kemudian, tatkala mengetahui sang suciwan telah wafat,
Kaisar sangat berduka. Ia lalu membuatkan sebuah pahatan untuk mengenang
sang sesepuh agung tersebut. Pahatan itu berbunyi :</b>
<b><br /></b></span><br />
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>
"ADUHAI! AKU MELIHATNYA TAPI TAK MELIHATNYA,</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>
AKU BERJUMPA DENGANNYA TAPI TAK BERJUMPA DENGANNYA,</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>
AKU BERTEMU DENGANNYA TAPI TAK BERTEMU DENGANNYA,</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>
SEKARANG, DAN SEBELUM INI, SUNGGUH AKU MENYESALINYA!."</b></span></div>
</blockquote>
<span style="font-size: large;"><b><br />
Bodhidharma memiliki banyak umat yang penuh bakti, dan hari wafatnya
diperingati pada tanggal 5 bulan 10 penanggalan bulan. Beliau sering
kali dilukiskan sebagai sesosok biksu kelana, atau dilukiskan berdiri
menjejak sebatang ilalang yang membawanya menyeberang sungai, suatu
mukjizat yang membuat orang -orang yang menyakini kekuatannya ini
menganggap beliau sebagai seorang ARHANT atau LUO HAN, suatu istilah
dalam bahasa Mandarin yang artinya "DEWA ABADI". </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Menurut tradisi
Tionghoa, Bodhidharma adalah salah satu dari 18 Luo Han yang sangat
dekat dengan umat manusia. Lukisan kelompok Luo Han ini umumnya terdapat
di banyak wihara, dan para Luo Han ini digambarkan memiliki aneka
jenis kekuatan adialami, yang dilambangkan oleh hewan-hewan liar yang
merunduk jinak di samping mereka, dan atau oleh benda-benda khusus yang
dihubungkan dengan mereka ini.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Sekalipun para Luo Han ini berada satu
tataran di bawah tataran Bodhisatwa, mereka ini adalah makhluk-makhluk
yang telah Tercerahkan, yang patut kita hormati. Oleh umat Buddha,
Bodhidharma atau DA MO dipuja sebagai pendiri TRADISI PERENUNGAN AGUNG
atau CHAN/ZEN. Dan oleh orang-orang lainnya, ia dipuja atas kekuatan
perlindungannya, atau sebagai suciwan agung dari Biara Shao Lin.</b>
<b><br /><br />
Sumber : Buddha dan Bodhisatwa dalam agama Buddha Tionghoa</b>
<b><br />
Penerbit : Yayasan Serlingpa Dharmakirti
</b></span></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-65448669316830869982012-06-07T01:15:00.000-07:002012-06-07T01:15:07.703-07:00Buddhisme Dan Politik<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<a href="http://artikelbuddhis.blogspot.com/2011/05/buddhisme-dan-politik.html" target="_blank"><span style="font-size: large;"><b><span>Buddhisme Dan Politik</span></b></span></a></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span><span>Oleh: Yang Mulia Bhikkhu K. Sri. Dhammananda Nayaka Mahathera</span></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span> </span></b></span> </div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span> </span><span> </span></b></span></div>
<hr style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" />
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span> </span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Sang
Buddha berasal dari sebuah kasta ksatria dimana Beliau banyak
bergaul dengan para raja, pangeran, dan menteri.Walaupun demikian,
Beliau tidak pernah memaksakan pengaruh kekuatan politik untuk
memperkenalkan ajaranNya. Ataupun memperbolehkan ajaranNya
disalahgunakan untuk memperoleh kekuatan politik. .Tetapi saat ini
banyak politisi mencoba menyeret nama agama Buddha ke dalam
politik dengan memperkenalkan Beliau sebagai komunis, kapitalis,
atau bahkan seorang imperialis. Mereka telah lupa bahwa filosofi
politik baru sebagaimana yang telah kita kenal benar-benar
berkembang di dunia barat, jauh setelah masa Sang Buddha.</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Usaha
untuk mencampuradukkan agama dengan politik pun sering terjadi.
Padahal, kalau dilihat agama berdasarkan pada moralitas,
kemurnian, dan keyakinan, sedangkan dasar politik adalah kekuatan.
Dilihat dari sejarah masa lalu, agama telah sering digunakan untuk
memberi hak bagi orang-orang yang berkuasa. Agama digunakan untuk
membenarkan perang dan penaklukan, penganiayaan, kekejaman,
pemberontakan, penghancuran karya~karya seni dan kebudayaan.</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Ketika
agama.digunakan sebagai perantara tindakan-tindakan politik,
agama tidak lagi dapat memberikan keteladanan moral yang tinggi dan
derajatnya direndahkan oleh kebutuhan-kebutuhan politik duniawi.<br />
<br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Tujuan
Buddha Dhamma tidak diarahkan pada penciptaan lembaga-lembaga
politik baru dan menyusun rencana-rencana politik. Pada dasarnya,
agama mencari pendekatan masalah-masalah kemasyarakatan dengan
memperbaiki individu-individu dalam masyarakat tersebut dan menganjurkan
beberapa prinsip umum untuk dituntun ke arah nilai-nilai
kemanusiaan yang tinggi. Memperbaiki kesejahteraan
anggota-anggotanya dan lebih adil dalam membagi sumber daya-sumber
daya.</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Sistem
politik dapat menjaga kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat,
tapi ada batasannya, Bagaimanapun idealnya suatu sistem politik,
tidak dapat menimbulkan kedamaian dan kebahagiaan selama
orang-orang dalam sistem tersebut dikuasai keserakahan, kebencian, dan
kebodohan. </span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span> </span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Sebagai tambahan, tidak peduli sistem politik apa yang
diambil, ada faktor-faktor universal tertentu yang harus dialami
anggota-anggota masyarakat, yaitu pengaruh-pengaruh kamma baik dan
buruk, kurangnya kepuasan sejati atau kebahagiaan abadi dalam
dunia yang bersifat dukkha (ketidakpuasan), anicca
(ketidakkekalan), anatta (tanpa keakuan). Bagi umat Buddha tiada
tempat dalam samsara di mana ada kebebasan sejati bahkan tidak di
surga-surga atau dunia para Brahma.</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Meskipun
suatu sistem politik yang baik dan adil menjamin hak asasi
manusia dan mengawasi keseimbangan, penggunaan kekuatan adalah
suatu kondisi penting bagi suatu kehidupan bahagia dalam
masyarakat. Masyarakat seharusnya tidak membuang-buang waktunya dengan
pencarian tanpa akhir bagi sistem politik muktahir di mana manusia
dapat bebas sepenuhnya. Karena kebebasan penuh tidak dapat
ditemukan dalam sistem apapun melainkan hanya dalam batin yang
bebas. Untuk menjadi bebas, orang-orang harus mencari ke dalam
pikiran mereka sendiri dan bekerja ke arah pembebasan diri mereka
sendiri dari belenggu kebodohan dan keinginan.</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Kebebasan
dalam arti sebenarnya hanya mungkin ketika manusia menggunakan
Dhamma untuk mengembangkan sifatnya melalui perkataan, perbuatan
yang baik dan melatih pikirannya sedemikian rupa untuk
mengembangkan potensi mentalnya dan mencapai tujuan akhir yaitu
penerangan.</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Sementara
mengetahui manfaat memisahkan agama dari politik dan keterbatasan
sistem politik dalam menimbulkan kedamaian dan kebahagiaan. Ada
beberapa aspek dari ajaran Sang Buddha yang mempunyai hubungan
dekat dengan perencanaan politik masa kini.</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Pertama-tama,
Sang Buddha berbicara tentang kesamaan dari semua manusia jauh
sebelum Abraham Lincoln. Dan kelas-kelas juga kasta~kasta adalah
pembatas buatan yang didirikan oleh masyarakat. Satu-satunya
klasifikasi manusia, menurut Sang Buddha, adalah berdasarkan pada
kualitas perbuatan moral mereka.</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Kedua, Sang Buddha mendorong jiwa kerjasama sosial dan partisipasi aktif dalam masyarakat modern.</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Tiga,
karena tak seorang pun ditunjuk oleh Sang Buddha sebagai penerus,
anggota-anggota Sangha dituntun oleh Dhamma dan Vinaya, atau
singkatnya, Aturan Hukum. Hingga hari ini setiap anggota Sangha
mematuhi Aturan Hukum yang menentukan dan menuntun perbuatan mereka.</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Keempat,
Sang Buddha mendorong jiwa konsultasi dan proses demokrasi. Ini
diperlihatkan dalam kelompok Sangha yang semua anggotanya
mempunyai hak untuk memutuskan masalah-masalah umum. Ketika.suatu
pernyataan serius timbul dan membutuhkan perhatian,
persoalan-persoaian dihadapkan kepada para bhikkhu dan dibahas dalam
sikap demokrasi sistem dewan perwakilan rakyat yang digunakan masa
kini. Prosedur pemerintahan ini mungkin meqgejutkan bagi banyak
orang yang mengetahui bahwa dalam majelis agama Buddha di India
lebih dari 2500 tahun yang lalu dapat ditemukan dasar praktek
dewan perwakilan rakyat mesa kini. </span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span> </span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span> Seorang petugas khusus serupa
dengan "Tuan Pembicara" ditunjuk untuk menjaga martabat majelis.
Petugas kedua, yang berperan serupa dengan kepala penggerak dewan
perwakilan rakyat, juga ditunjuk untuk melihat apakah kuorum
terjamin. Masalah-masalah diajukan dalam bentuk suatu mosi yang
terbuka untuk diskusi. Dalam beberapa kasus hal itu dilakukan satu
kali, dalam kasus lain tiga kali. Demikian praktek dewan perwakilan
rakyat, suatu rancangan dibaca tiga kali sebelum menjadi hukum. Jika
diskusi memperlihatkan suatu perbedaan pendapat, hal itu harus
diselesaikan dengan pengambilan suara mayoritas melalui pemungutan
suara.</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Pendekatan
agama Buddha terhadap politik adalah moralisasi dan tanggung
jawab penggunaan kekuatan masyarakat. Sang Buddha mengkotbahkan
Tanpa Kekerasan dan Kedamaian sebagai pesan universal. Beliau
tidak menyetujui kekerasan atau penghancuran kehidupan dan
mengumumkan bahwa tidak ada satu hal yang dapat disebut sebagai suatu
perang 'adil'. Beliau mengajarkan, "Yang menang melahirkan
kebencian, yang kalah hidup dalam kesedihan. Barang siapa yang
melepaskan keduanya baik kemenangan dan kekalahan akan berbahagia
dan damai". </span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span> </span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Sang Buddha tidak hanya mengajarkan Tanpa Kekerasan
dan Kedamaian, Beliau mungkin guru agama pertama dan satu-satunya
yang pergi ke medan perang secara pribadi untuk mencegah pecahnya
suatu perang. Beliau menguraikan ketegangan antara suku Sakya dan
suku Koliya yang siap berperang atas air Sungai Rahini. Beliau
juga meminta Raja Ajatasattu supaya jangan menyerang Kerajaan
Vajji.</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Sang
Buddha mendiskusikan penting dan perlunya suatu pemerintahan yang
baik. Beliau memperlihatkan bagaimana suatu negara dapat menjadi
korup, merosot nilainya dan tidak bahagia ketika kepala
pemerintahan menjadi korup dan tidak adil. Beliau berbicara menentang
korupsi dan bagaimana suatu pemerintahan harus bertindak berdasarkan
pada prinsip-prinsip kemanusiaan.</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Suatu
kali Sang Buddha berkata, "Ketika penguasa suatu negara adil dan
baik para menteri menjadi adil dan baik; ketika para menteri adil
dan baik, para pejabat tinggi adil dan baik; ketika para pejabat
tinggi adil dan baik, rakyat jelata menjadi baik; ketika rakyat
jelata menjadi baik, orang-orang menjadi adil dan baik". (Anguttara
Nikaya)</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Di
dalam Cakkavatti Sihananda Sutta, Sang Buddha berkata bahwa
kemerosotan moral dan kejahatan seperti pencurian, pemalsuan,
kekerasan, kebencian, kekejaman, dapat timbul dari kemiskinan.
Para raja dan aparat pemerintah mungkin menekan kejahatan melalui
hukuman, tetapi menghapus kejahatan malalui kekuatan, takkan
berhasil.</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Dalam
Kuradanda Sutta, Sang Buddha menganjurkan pengem'bangan ekonomi
sebagai ganti. Kekuatan untuk mengurangi kejahatan. Pemerintahan
harus menggunakan sumber daya negara untuk memperbaiki keadaan
ekonomi negara. Hal itu dapat dimulai pada bidang pertanian dan
pengembangan daerah pedalaman, memberikan dukungan keuangan bagi
pengusaha dan perusahaan, memberi upah yang cukup bagi pekerja
untuk menjaga suatu kehidupan yang layak sesuai dengan martabat
manusia.</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span><br />
</span></b></span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><span>Dalam
Jataka, Sang Buddha telah memberikan10 aturan untuk pemerintahan
yang baik, yang dikenal sebagai "Dasa Raja Dhamma". Kesepuiuh
aturan ini dapat diterapkan bahkan pada masa kini oleh
pemerintahan manapun yang berharap dapat mengatur negaranya.
Peraturan-peraturan tersebut sebagai berikut :</span><br /><span><br />
</span></b></span>
</div>
<ol style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<li><span style="font-size: large;"><b><span>Bersikap bebas/tidak picik dan menghindari sikap mementingkan diri sendiri. </span></b></span></li>
<span style="font-size: large;"><b><span>
<li>Memelihara suatu sifat moral tinggi. </li>
<li>Siap mengorbankan kesenangan sendiri bagi kesejahteraan rakyat. </li>
<li>Bersikap jujur dan menjaga ketulusan hati. </li>
<li>Bersikap.baik hati dan lembut. </li>
<li>Hidup sederhana sebagai teladan rakyat. </li>
<li>Bebas dari segala bentuk kebencian. </li>
<li>Melatih tanpa kekerasan. </li>
<li>Mempraktekkan kesabaran, dan </li>
<li>Menghargai pendapat masyarakat untuk meningkatkan kedamaian dan harmoni.</li>
</span></b></span></ol>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b><br />
<div align="justify">
Mengenai perilaku para penguasa, Beliau lebih lanjut menasehatkan:<br />
<br />
</div>
<ul>
<li>Seorang penguasa yang baik harus bersikap tidak memihak dan tidak berat sebelah terhadap rakyatnya. </li>
<li>Seorang penguasa yang baik harus bebas.dari segala bentuk kebencian terhadap rakyatnya. </li>
<li>Seorang penguasa yang baik harus tidak memperlihatkan ketakutan apa
pin dalam penyelenggaraan hukum jika itu dapat dibenarkan.
</li>
<li>Seorang penguasa yang baik harus memiliki pengertian yang jernih
akan hukum yang diselenggarakan. Hukum harus diselenggarakan
tidak hanya karena penguasa mempunyai wewenang untuk
menyelenggarakan hukum. Dan.dikerjakan dalam suatu sikap yang
masuk akal dan dengan pikiran sehat, (Cakkavati Sihananda
Sutta)</li>
</ul>
<br />
<div align="justify">
Dalam Milinda Panha dinyatakan: Jika seseorang yang
tidak cocok, tidak mampu tidak bermoral, tidak layak, tidak
berkemampuan, tidak berharga atas kedudukan sebagai raja, telah
mendudukkan dirinya sendiri sebagai seorang raja atau seorang
penguasa dengan wewenang besar, dia akan menjadi sasaran
penyiksaan. Menjadi sasaran berbagai macam hukuman oleh rakyat.
Karena dengan keberadaannya yang tidak cocok dan tidak berharga,
dia telah menempatkan dirinya secara tidak tepat dalam
kedudukannya. Sang penguasa seperti halnya orang lain yang kejam dan
melanggar moral etika dan aturan dasar dari semua hukum-hukum sosial
umat manusia, adalah sebanding sebagai sasaran hukuman dan lebih
lagi, yang pantas menjadi kecaman adalah penguasa yang berbuat
sendiri sebagai seorang perampok masyarakat. Dalam suatu cerita
Jataka, disebutkan bahwa seorang penguasa yang menghukum orang
yang tidak bersatah dan tidak menghukum orang telah melakukan
kejahatan, tidak cocok untuk mengatur suatu negara.</div>
<div align="justify">
<br />
</div>
<div align="justify">
Raja yang selalu memperbaiki dirinya sendiri
dan secara hati-hati memeriksa tingkah lakunya baik perbuatan,
ucapan dan pikiran, mencoba untuk rnenemukan dan mendengar
pendapat publik apakah dia telah bersalah atau tidak atas
kesalahan atau kekeliruan dalam mengatur kerajaannya.</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
Jika
ditemukan bahwa dia telah mengatur secara tidak benar, masyarakat
akan mengeluh bahwa mereka telah dihancurkan oleh penguasa yang
jahat dengan perlakuan yang tidak adil, hukuman, pajak, atau
tekanan-tekanan lain termasuk korupsi dalam segala bentuk, dan mereka
akan bereaksi menentangnya dalam satu atau lain cara. Sebaliknya,
jika seorang penguasa mengatur dengan cara yang benar mereka akan
memberkahinya dengan "Panjang umur Yang Mulia" (Majjhima Nikaya)</div>
<div align="justify">
<br />
</div>
<div align="justify">
Penekanan Sang Buddha pada tugas moral dari
seorang penguasa untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat telah
mengilhami Raja Asoka pada abad ketiga Sebelum Masehi untuk
berbuat demikian. Raja Asokaa, contoh seorang raja berhasil dengan
prinsip ini, berketetapan untuk hidup menurut Dhamma dan
mengkhotbahkan Dhamma serta melayani rakyatnya dan semua umat
manusia. Dia mengajarkan tanpa kekerasan kepada
tetangga-tetangganya, meyakinkan mereka dan mengirim utusan kepada para
raja membawa pesan perdamaian dan tanpa agresi. Dengan penuh
semangat mempraktekkan kebajikan moral, .kejujuran, ketulusan,
welas asih, kebaikan hati, tanpa kekerasan, penuh perhatian dan
toleransi terhadap semua manusia, tidak tinggi hati, tidak tamak,
dan melukai binatang. Beliau mendorong kebebasan beragama dan
secara berkala.membabarkan Dhamma kepada orang-orang di pedalaman.
Beliau menangani pekerjaan kebutuhan masyarakat, seperti:
mendirikan rumah sakit-rumah sakit untuk manusia dan binatang,
memasok obat-obatan, menanam hutan-hutan kecil dan pohon-pohon di tepi
jalan, menggali sumur-sumur, dan membangun tanggul-tanggul air dan
rumah-rumah peristirahatan. Beliau juga melarang bertindak kejam
terhadap binatang-binatang.</div>
<div align="justify">
<br />
</div>
<div align="justify">
Kadang-kadang Sang Buddha dikatakan sebagai
pembaharu sosial. Antara lain Beliau mencela sistem kasta,
memperkenalkan persamaan manusia, berbicara akan kebutuhan untuk
memperbaiki kondisi sosial ekonomi, memperkenalkan pentingnya
pembagian kekayaan yang lebih pantas diantara yang kaya dan yang
miskin, meningkatkan status wanita, menganjurkan memasukkan
kemanusiaan dalam pemerintahan dan administrasi, dan mengajarkan
bahwa suatu masyarakat harus dijalankan tanpa keserakahan. Tetapi
dengan penuh pertimbangan dan welas asih bagi rakyat.</div>
<div align="justify">
<br />
</div>
<div align="justify">
Meskipun demikian, kontribusiNya terhadap
umat manusia jauh lebih besar. Karena Beliau mulai pada titik yang
tidak pernah dilakukan oleh pembaharuan sosial lain, yaitu,
dengan masuk ke akar yang terdalam dari penyakit manusia yang
ditemukan dalam batin manusia. Hanya di dalam batin manusia
pembaharuan sejati dapat berpengaruh. Pembaharuan yang dipaksakan
mempunyai usia yang .sangat pendek karena tidak mempunyai akar
atau pondasi. Tetapi pembaharuan yang bersemi sebagai hasil
transformasi kesadaran dalam (diri) manusia tetap berakar. </div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
Sementara
cabang-cabangnya menyebar keluar, menarik makanan dari sumber yang
tak pernah gagal yaitu bawah sadar yarig penting seka!i bagi
aliran kehidupan itu sendiri. Jadi pembaharuan muncul ketika
pikiran manusia telah menyiapkan jalan untuk mereka, dan mereka
hidup selarna manusia menghidupkannya kembali dengan sumber cinta
mereka sendiri akan kebenaran dan keadilan, terhadap sesama
manusia.</div>
<div align="justify">
<br />
</div>
<div align="justify">
Doktrin yang dikhotbahkan Sang Buddha tidak
berdasarkan pada filosofi politik. Bukan pula sebuah doktrin yang
mendorong manusia menuju kesenangan duniawi. Doktrin tersebut
menyiapkan jalan ke Nibbana. Dengan kata lain tujuan akhirnya
adalah untuk mengakhiri keinginan (tanha) yang membuat manusia
tetap terikat pada dunia. Sebuab bait dari Dhammapada (75)
menyarikan dengan baik pernyataan ini, <i>"Jalan yang menuntun
kepada perolehan duniawi adalah satu, dan jalan-jalan yang menuntun ke
Nibbana (dengan menjalani suatu kehidupan agama) adalah lain".</i></div>
<div align="justify">
<br />
</div>
<div align="justify">
Betapapun, ini tidak berarti bahwa agama
Buddha tidak dapat atau harus tidak terlibat dalam proses politik,
yang merupakan suatu realitas sosial. Bagaimanapun kehidupan
anggota masyarakat dibentuk oleh hukum-hukum dan
peraturan-peraturan, aturan-aturan ekonomi, lembaga-lembaga, yang
dipengaruhi oleh penataan politik dari masyarakat tersebut. </div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
Namun,
jika seorang umat Buddha berharap untuk terlibat dalam politik,
dia harus tidak menyalahgunakan agama untuk memperoleh kekuatan
politik. Juga tidak dianjurkan bagi mereka yang telah melepaskan
kehidupan duniawi untuk menjalani suatu kehidupan agama yang murni
untuk secara aktif terlibat dalam politik.</div>
<div align="justify">
<br />
</div>
<div align="justify">
<br />
</div>
</b></span><div align="justify" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span>[Sumber:
What Buddhist Believe, Kuala Lumpur, Buddist Misionary Society,
1987, pp 229-236. Diterjemahkan dari Buddhism and Politics,
Buddhist Digest English Series 25 Oleh: Ven. K. Sri Dhammananda.
Dikutip dari Majalah "Buddha Cakkhu" No. 05/XVII/96.</span><span><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=8315173535983567815&postID=6741991150252706260" name="Benarkah Aku Beragama Buddha"> </a></span><span>] </span></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-66697823521810425852012-05-31T02:28:00.002-07:002012-05-31T02:28:22.758-07:00Zen Garden picture<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5t_kvfER23bTaKq0Z-NZG43O1OWV5WTAmdVDAyKqyCgsYigwMTzE8_TaV1umKc53CaA5huwbCCGQw46On1s5UebQ0gXpA3oxdAleRVVOpeNNOuj1pu7mJF-Zcex0qWslP4XI83o9DHA54/s320/1.jpg" width="320" /> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMiwj5UXoQduGFkLMI1f_YAK18aQBkpN72D4tR0iKd6Ui7wvMHiowWi6lKgL_UVpgjdeMsu16vShxAsbRBa5BZHWeyaPBAZVMRNdcK1ACWzPKvZWR2tkFEIj6BgcCZlL0J28XvlKiBHH-B/s1600/10.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="199" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMiwj5UXoQduGFkLMI1f_YAK18aQBkpN72D4tR0iKd6Ui7wvMHiowWi6lKgL_UVpgjdeMsu16vShxAsbRBa5BZHWeyaPBAZVMRNdcK1ACWzPKvZWR2tkFEIj6BgcCZlL0J28XvlKiBHH-B/s320/10.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZA5ZQ_wjfEOXEZDg2G6oHrmHhQn8WyNwgxDiBl0DC84svOdRWie7AXW4IVZedZOfy_YZmI8zK4gvtPRDEBmTlOEdIMzvoPx_N98atObVX-YIe9ULd0sv-HFlJgdQQOl9nrLz4L_gYmZGe/s1600/11.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZA5ZQ_wjfEOXEZDg2G6oHrmHhQn8WyNwgxDiBl0DC84svOdRWie7AXW4IVZedZOfy_YZmI8zK4gvtPRDEBmTlOEdIMzvoPx_N98atObVX-YIe9ULd0sv-HFlJgdQQOl9nrLz4L_gYmZGe/s320/11.jpg" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQqy0A_5V2iwqdWsbdSPjq1txePScr4w-sKMuHegWNLPNr-i5CAJ2dUQgJg6W9OhOqc7ePwmVMqXH0e74PATpOsekkKJnDAK0fyZUel6EKOHaEFDbSgmSHpPRY90zuHWXHhyphenhypheniw2d4sGHmN/s1600/12.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQqy0A_5V2iwqdWsbdSPjq1txePScr4w-sKMuHegWNLPNr-i5CAJ2dUQgJg6W9OhOqc7ePwmVMqXH0e74PATpOsekkKJnDAK0fyZUel6EKOHaEFDbSgmSHpPRY90zuHWXHhyphenhypheniw2d4sGHmN/s1600/12.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi4ke8AnPIl7FPa19D7wATUL_p4BBid9XjeKrhv5Fo_QAFeLbSYxUyrTA1B2O_fl_2yxJvnWqX_2j5t_cz6ttRyzx0o_j1dMzxMTxeEwN2SF8uiX5dQjMgH55XG6oDfOlfOB2VXkpUyI4b/s320/13.jpg" width="320" /> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /> </div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2mnLNS65QXJXTFTCwAPF_0HbNUn2WsfBu8_1OqbH-Z2m2oOJ4N7Ft83WaCMVzFL0IaOm77teCtkZluDA7AJz1HqSoP5_rPqWV6kVgFtvLw0DXWGxHwVz7Ti2sVtgi-f2rpxiKAOgE_A3y/s1600/14.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2mnLNS65QXJXTFTCwAPF_0HbNUn2WsfBu8_1OqbH-Z2m2oOJ4N7Ft83WaCMVzFL0IaOm77teCtkZluDA7AJz1HqSoP5_rPqWV6kVgFtvLw0DXWGxHwVz7Ti2sVtgi-f2rpxiKAOgE_A3y/s320/14.jpg" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg55Nq71f2pUpF-epA6hSAKb8QobQok_VfMmaVRIGAjr_kjLKqeGu2Z0ANXVrer0yxNjg-p2QNCRrsoQRkYpeKYPRhjMRwSfR2pw1-mGgZqbXfgEWO1sL18yuxIZqgmSUu3fXjUJXEBZ8zC/s1600/2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg55Nq71f2pUpF-epA6hSAKb8QobQok_VfMmaVRIGAjr_kjLKqeGu2Z0ANXVrer0yxNjg-p2QNCRrsoQRkYpeKYPRhjMRwSfR2pw1-mGgZqbXfgEWO1sL18yuxIZqgmSUu3fXjUJXEBZ8zC/s320/2.jpg" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbUoIAvKccuzBIwwRj7Lh0NYv0scr0LGrhBzzZefHvPxNKWEWb2CjiglId0sdX4IecQ7lILZ3JtDGIXzMxbGI5KTxyNTShGp82tg4eReo4mp_c44iCsME7WVrFXt61NrzdHRYYUvAsIQ-e/s1600/3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbUoIAvKccuzBIwwRj7Lh0NYv0scr0LGrhBzzZefHvPxNKWEWb2CjiglId0sdX4IecQ7lILZ3JtDGIXzMxbGI5KTxyNTShGp82tg4eReo4mp_c44iCsME7WVrFXt61NrzdHRYYUvAsIQ-e/s320/3.jpg" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0jh4Ctt2KK9Zqcxi_2RIzNMv_C0jhVxlI1KxKv-WCZnOp7GjWxnkh-gufkTfghESLpHu4E1YP0SJnENagIrfpD-ixYMoaeYr0Oiu2BDdklKhTzQtpI6u_KUwxKX12dl21d4r83bg_NOLd/s1600/4.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0jh4Ctt2KK9Zqcxi_2RIzNMv_C0jhVxlI1KxKv-WCZnOp7GjWxnkh-gufkTfghESLpHu4E1YP0SJnENagIrfpD-ixYMoaeYr0Oiu2BDdklKhTzQtpI6u_KUwxKX12dl21d4r83bg_NOLd/s320/4.png" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLlB-YiXm0e1W6RH4uUHbrQe8oaAqA6sOKBSkfNO4dSFA9nYVWb7oX8xActfE_j0yx6qgOp-mlDaC1-QoLH_kthh4kS5rpZCttW7_15MCLyjtqO1IP3HP6jZQ8uiaqSIABkfhPnMv2EPZR/s1600/5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLlB-YiXm0e1W6RH4uUHbrQe8oaAqA6sOKBSkfNO4dSFA9nYVWb7oX8xActfE_j0yx6qgOp-mlDaC1-QoLH_kthh4kS5rpZCttW7_15MCLyjtqO1IP3HP6jZQ8uiaqSIABkfhPnMv2EPZR/s320/5.jpg" width="269" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz-CTFOaceKIxt7QcMqzOBcGzoJAfM3u_txnSaFgcZ-Mga9dqO1KnK3xG1y5RCmht6Y0K_Ru0Ug5N3CPVb99wVYAJsrHrpEKBz_gOnp7-yLABDd7pKE0fO4YRhMxfWN9WG6iNqTTFzPR6h/s1600/6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz-CTFOaceKIxt7QcMqzOBcGzoJAfM3u_txnSaFgcZ-Mga9dqO1KnK3xG1y5RCmht6Y0K_Ru0Ug5N3CPVb99wVYAJsrHrpEKBz_gOnp7-yLABDd7pKE0fO4YRhMxfWN9WG6iNqTTFzPR6h/s320/6.jpg" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikkfeUeODmoZdhlB22HLO2nl6btBy2EFBRltG-NeqzcdnmJ-PeaGa2PErrZZwAh7ZfgsRXIQ0dIuBF7ViZFOPxg2jalrabEcq9eVVgJd2kmLailueqnFBK1FXVYD-gGKJw1cQSxPv_JMsu/s1600/7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="218" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikkfeUeODmoZdhlB22HLO2nl6btBy2EFBRltG-NeqzcdnmJ-PeaGa2PErrZZwAh7ZfgsRXIQ0dIuBF7ViZFOPxg2jalrabEcq9eVVgJd2kmLailueqnFBK1FXVYD-gGKJw1cQSxPv_JMsu/s320/7.jpg" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy-eMoDHyOcJZuK4Weyc03nvNsKwat_rYZ8WBqGiznB1do_ugY2UeDR76nsiQTX9dZOxkTskO1klGQryPuXpmtD6fAF7xkKBAZ3ngzrRJWm5or3MFINku6aXi-8DXG16ao1-RNFsMohLC4/s1600/8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy-eMoDHyOcJZuK4Weyc03nvNsKwat_rYZ8WBqGiznB1do_ugY2UeDR76nsiQTX9dZOxkTskO1klGQryPuXpmtD6fAF7xkKBAZ3ngzrRJWm5or3MFINku6aXi-8DXG16ao1-RNFsMohLC4/s1600/8.jpg" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8LVIGp0LPq7fWqc3vi-Zhn8ZKjFggHhqt8nX50sAZ4ZYG1MJidtV3nAYmXH3Onsw_4GnzrwHI1g4PC1xcOTGg74op5KL_T3sf0gYd43EwJ7yzABpcni9P-_3oVX-tttxoq4IonPM3edod/s1600/9.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8LVIGp0LPq7fWqc3vi-Zhn8ZKjFggHhqt8nX50sAZ4ZYG1MJidtV3nAYmXH3Onsw_4GnzrwHI1g4PC1xcOTGg74op5KL_T3sf0gYd43EwJ7yzABpcni9P-_3oVX-tttxoq4IonPM3edod/s320/9.jpg" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4PlLOduPCrAiV4n3Cf4mpB0meWXtS8VuUUEfwONBw4VQS1jjIRkxKnXnMxKjBymV7wqMSnJjDnaYrG2OfazS6nX0iQ7n9PdBNB1oZXAf0BuEp_ZPAemnnEJBtzgi03UnwzUX10pxSpWoU/s1600/mini+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="252" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4PlLOduPCrAiV4n3Cf4mpB0meWXtS8VuUUEfwONBw4VQS1jjIRkxKnXnMxKjBymV7wqMSnJjDnaYrG2OfazS6nX0iQ7n9PdBNB1oZXAf0BuEp_ZPAemnnEJBtzgi03UnwzUX10pxSpWoU/s320/mini+1.jpg" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJO_TAeef7QbY-pbi5ZW0CfRFTQIdRKiKqWYJXgdMUKYrk7O39HcLstnj2jLT6EcAX7YQheAc_MRtiP7krZfSHfq_hJZX-eFxECpbP35Kw4yObqWojRciQk1AWJeZCCUhF0GBPoRa4OYFq/s1600/mini+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJO_TAeef7QbY-pbi5ZW0CfRFTQIdRKiKqWYJXgdMUKYrk7O39HcLstnj2jLT6EcAX7YQheAc_MRtiP7krZfSHfq_hJZX-eFxECpbP35Kw4yObqWojRciQk1AWJeZCCUhF0GBPoRa4OYFq/s320/mini+2.jpg" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyr5fiGfS0NT6RE9hz6FghgwJoO2ILKGOREe_mH-Ixbdf_oR7QMsePPT0-urxV4ltOK4sDZD9XeO9tHcYeJCQM-k4au759jGLLodWNXryPKuR3nAgnYfvGqb7SAaCsWfm6B1lDRoihW2Al/s1600/mini+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="226" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyr5fiGfS0NT6RE9hz6FghgwJoO2ILKGOREe_mH-Ixbdf_oR7QMsePPT0-urxV4ltOK4sDZD9XeO9tHcYeJCQM-k4au759jGLLodWNXryPKuR3nAgnYfvGqb7SAaCsWfm6B1lDRoihW2Al/s320/mini+3.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-89262836293297555242012-05-31T02:03:00.000-07:002012-05-31T03:29:00.866-07:00Doktrin Meditasi Dalam ZEN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNcdJNaia-WEkzUyJz1NvUrdHDzhES1fOuS_zgSxAoANAAFNEsskeKVp4LYbJqI1Wq9mQspS738faFX8Z_9LL3vqT82lXNTwwNR1rTVixI_5G6OWDpdp8fgTLayJgZEVjm9mvIO6K-RPxH/s1600/meditasi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="478" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNcdJNaia-WEkzUyJz1NvUrdHDzhES1fOuS_zgSxAoANAAFNEsskeKVp4LYbJqI1Wq9mQspS738faFX8Z_9LL3vqT82lXNTwwNR1rTVixI_5G6OWDpdp8fgTLayJgZEVjm9mvIO6K-RPxH/s640/meditasi.jpg" width="640" /></a></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Zazen
(Meditasi Zen) adalah suatu bentuk meditasi yang fungsinya sebagai
pusat dari Zen. Umat Budha Zen biasa disebut sebagai "umat Budha yang
melakukan meditasi". Pada dasarnya, zazen adalah ilmu yang mempelajari
diri sendiri. Dalam zazen, Anda akan merasakan bahwa dengan fokus pada
nafas, kesadaran Anda pun akan meningkat.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Seorang guru Zen, Master Dogen mengatakan, "Untuk mempelajari jalan
hidup Buddha adalah dengan mempelajari diri sendiri. Mempelajari diri
dilakukan dengan melupakan diri, dan kita bisa melupakan diri dengan
tercerahkan oleh puluhan ribu hal lain."</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
"Kita bisa tercerahkan oleh puluhan ribu hal itu dengan cara menyadari<br />
satunya diri kita dengan ribuan hal itu," lanjutnya. Saat mengalami<br />
pencerahan, Buddha sedang bermeditasi dalam keadaan duduk. Maka latihan dalam Zen tidak pernah jauh dari bentuk meditasi duduk.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Selama dua ribu lima ratus tahun bentuk meditasi tersebut terus
berlanjut, dari generasi ke generasi. Meditasi ini merupakan hal
terpenting yang menjadi warisan turun-temurun. Bentuk praktek meditasi
ini sudah menyebar dari India ke negeri Cina, ke Jepang, dan
negeri-negeri lain di Asia, lalu akhirnya ke Barat. Meditasi Zen
merupakan latihan yang sederhana, mudah dijelaskan dan mudah pula
dilakukan. Tapi seperti halnya latihan-latihan lain, untuk bisa dialami,
harus dilakukan dulu.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Kita cenderung melihat tubuh, nafas, dan pikiran sebagai hal-hal yang<br />
terpisah, tapi dalam zazen, ketiganya ini tergabung seperti satu hal.
Yang terutama harus diperhatikan adalah posisi tubuh dalam zazen. Tubuh
kita punya caranya sendiri dalam berkomunikasi ke luar dan ke dalam
dirinya. Posisi tubuh kita berkaitan erat dengan apa yang sedang terjadi
dalam pikiran maupun nafas Anda.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b>
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Mulai Dengan Posisi Tubuh Yang Benar</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /> </b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM5nyAV84_5ADv_vZru1rRCdHXn-DF4zwZmqVZRQUBFxnMpaFwQvtpTNn8WM2zV6_v4BH-HCzbtLUls6yAPslC-s6OW8pbnybHV3jqSyUNAcz_pg0_2kTEkEMalM0IaSvmghk7MmsStbyP/s1600/meditasi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsPxWGqpyHHAwkkm3oePBjELI7QVIMCZ5ZPNCP4TkjfDjH9f28ttNA1NoPCs9vqslJigJy6PFKybTrBhedusY8uGTBqsLeOZkfNluKtZdB4ABV65dVRVFisbUTxeItuw3FkzWeRvJ2X_w_/s1600/posistion.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsPxWGqpyHHAwkkm3oePBjELI7QVIMCZ5ZPNCP4TkjfDjH9f28ttNA1NoPCs9vqslJigJy6PFKybTrBhedusY8uGTBqsLeOZkfNluKtZdB4ABV65dVRVFisbUTxeItuw3FkzWeRvJ2X_w_/s640/posistion.gif" width="624" /></a></b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwKX5t0ii0aEfAjF-DsiZ7ZE5NZYShLSg7TlfMZ3dIdA5cPq2vnHijWqQUPwmJ4QqUAaykjqvaqND5hREYpwPf1H5zhcwIliJxXGK04Rt5FpMt9WSLratVRehd9Mohn5yfgpGYtA1W0FlM/s1600/uniform.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b> </b></span><b><span class="" id="result_box" lang="id"><span class="hps">Zazen</span> <span class="hps">adalah suatu bentuk</span> <span class="hps">pelatihan mental</span> <span class="hps">atau spiritual</span> <span class="hps">yang</span> <span class="hps">berasal dari India</span>. <span class="hps">Ketika melakukan</span> <span class="hps">Zazen</span>, praktisi <span class="hps">duduk</span> <span class="hps">dengan</span> <span class="hps">postur tubuh yang benar</span>, <span class="hps">bernafas</span> <span class="hps">secara teratur, dan</span> <span class="hps">meninggalkan</span> <span class="hps">pikiran</span> <span class="hps">duniawi.</span> <span class="hps">Zazen</span> <span class="hps">diperkenalkan</span> <span class="hps">ke Jepang dari</span> <span class="hps">Cina, dan</span> <span class="hps">sekte</span> <span class="hps">yang</span> <span class="hps">didirikan</span> <span class="hps">menggunakan metode untuk</span> <span class="hps">mencapai</span> <span class="hps">pencerahan spiritual.</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Selama bertahun-tahun evolusi agama Buddha, posisi tubuh zazen yang
paling efektif adalah bentuk piramid bagaikan Buddha yang sedang duduk.
Duduk di lantai lebih disarankan karena lebih stabil. Gunakan bantal
kecil, disebut zafu dalam bahasa Jepang, untuk sedikit meninggikan
bagian belakang tubuh, agar kedua lutut bisa menyentuh lantai. Dengan
bagian belakang tubuh pada bantal dan kedua lutut menyentuh lantai,
posisi tubuh Anda membentuk tripod dengan keseimbangan 360 derajat.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Bagaimana dengan kaki kita? Banyak posisi yang bisa dicoba dalam keadaan
duduk seperti ini. Yang paling sederhana adalah posisi Burma. Kaki
menyilang dan kedua telapak merapat dengan lantai. Kedua lututpun rapat
menyentuh lantai, walau untuk bisa melakukan posisi ini memang perlu
banyak latihan.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Pertama kali mungkin otot Anda merasa tegang, tapi tidak lama akan
ototpun akan mengendor dan kedua lutut akan jatuh. Untuk mempermudah,
duduklah di atas sepertiga bagian bantal, dan condongkan badan sedikit
ke depan.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Bayangkan bagian atas kepala Anda seakan menekan ke arah langit-langit
dan dengan menarik tubuh Anda ke atas seperti itu, tulang punggung
menjadi tegak. Lalu kendorkan otot, dan santaikan diri Anda. Dengan
bokong dikencangkan dan perut Anda dikedepankan sedikit, akan terasa
lekukan di punggung Anda. Dalam posisi ini, dengan sendirinya tubuh Anda
tetap tegak.<br />
<br />
Ada beberapa posisi lain yang bisa Anda coba, ini bisa Anda lihat
langsung di situs yang memuat instruksi meditasi Zen ini. Salah satunya
duduk di kursi, tapi selalu gunakan kursi dengan bantal, dan telapak
kaki rata pada lantai.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Kenapa punggung yang lurus itu penting dalam meditasi? Diafragma Anda
bisa bergerak bebas, dan ini baik untuk pernafasan. Nafas yang dilakukan
dalam zazen sangatlah dalam. Perut Anda akan naik turun seperti perut
bayi saat bernafas. Biasanya makin kita dewasa, pernafasan kita menjadi
semakin terhambat, tidak pernah penuh. Kita cenderung bernafas
pendek-pendek dan menggunakan bagian atas dada.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Selama meditasi Zen ini, mulut selalu tertutup, dan bernafas melalui
hidung. Lidah ditekan sedikit ke langit-langit mulut. Hal ini bisa
mengurangi rasa ingin menelan ludah (posisi lidah seperti ini penting
untuk melancarkan perputaran enerji dalam tubuh, red.). Pandangan mata
ke arah bawah, dengan menatap ke lantai/tanah pada titik sejauh sekitar
setengah sampai satu meter di depan Anda. Dagu sedikit ditarik ke dalam.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Zazen ini tampaknya sangat disiplin, tapi otot-otot Anda harus tetap
santai. Jangan ada ketegangan pada tubuh. Dada tidak condong ke depan
maupun ke belakang. Tangan? Terlipat dalam mudra (fokus) kosmik. Tangan
yang dominan (kiri bagi yang kidal) menghadap ke atas memegang tangan
satunya lagi yang juga terbuka ke atas. Kedua jempol sedikit menyentuh,
sehingga bentuk kedua tangan menjadi oval. Jika Anda bersila dalam gaya
lotus/teratai, tempatkan mudra pada kedua tumit. Dalam posisi Burma,
mudra bisa diletakkan pada paha.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Fokus Pada Hara, Lalu Pada Nafas</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Mudra kosmik ini akan menarik perhatian Anda ke dalam diri. Banyak cara
untuk memfokuskan pikiran: ada gambar-gambar seperti mandala yang dalam
banyak tradisi sering digunakan untuk konsentrasi. Bisa juga memakai
mantera (mantera hanya istilah untuk suatu kata yang diucapkan
berulang-ulang, Anda bisa menggunakan kata apapun sesuai kepercayaan
Anda, misalnya nama Tuhan, red.).</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Banyak bentuk mudra dalam berbagai kepercayaan dan agama Timur. Dalam
zazen, fokus kita adalah pernafasan. Nafas adalah kehidupan. Kata
"spirit" berarti nafas. Kata "ki" dalam bahasa Jepang atau "chi" dalam
bahasa Cina, yang keduanya berarti kekuatan atau enerji, juga berasal
dari nafas. Nafas adalah kekuatan vital, pusat kegiatan tubuh kita.
Pikiran dan nafas juga satu. Saat pikiran terganggu, nafas terganggu,
juga sebaliknya.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Dalam zazen, penting untuk memusatkan perhatian pada hara. Hara adalah
satu titik pada tubuh kita yang terletak sekitar lima sentimeter di atas
pusar. Hara merupakan pusat fisik dan spiritual dari tubuh kita.
Pusatkan perhatian Anda ke sana, arahkan pikiran ke titik ini. Semakin
Anda mengembangkan zazen, Anda akan makin menyadari bahwa hara adalah
pusat perhatian Anda.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Kita bisa mulai dengan menghitung nafas kita. Menghitung tiap tarikan
dan hembusan, sampai nafas ke sepuluh, lalu kembali lagi menghitung dari
satu. Hitungan ini dilakukan sebagai umpanbalik untuk diri kita agar
kita sadar bila pikiran kita telah terbang ke mana-mana. Tentu, makin
lama bukan hitungan yang jadi perhatian Anda, tapi nafas itu sendiri.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Biarkan nafas Anda yang 'melakukan pernafasan'.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Tiap kali Anda kembali mengarahkan pikiran pada nafas, Anda mengumpulkan
kekuatan pada diri untuk bisa mengarahkan perhatian pada hal yang Anda
ingin perhatikan, selama yang Anda mau. Fakta yang sederhana ini sangat
penting. Kekuatan konsentrasi ini disebut joriki. Joriki bisa muncul
dalam banyak bentuk. Joriki ini merupakan sentral dari seni bela diri
maupun seni visual dalam Zen. Sebenarnya, Joriki ini merupakan sumber
dari segala kegiatan dalam hidup kita.</b></span><br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<object width="320" height="266" class="BLOGGER-youtube-video" classid="clsid:D27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,40,0" data-thumbnail-src="http://2.gvt0.com/vi/_WAi2fwUqN4/0.jpg"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/_WAi2fwUqN4&fs=1&source=uds" />
<param name="bgcolor" value="#FFFFFF" />
<embed width="320" height="266" src="http://www.youtube.com/v/_WAi2fwUqN4&fs=1&source=uds" type="application/x-shockwave-flash"></embed></object></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b></b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b></b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b></b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br />
Anda tahu? Dalam sebuah semedi yang khidmat, dalam zazen yang khusuk,
seseorang bernafas dalam frekuensi dua sampai tiga kali semenit.
Bandingkan dengan orang yang sedang tidur, dengan frekuensi nafas lima
belas kali semenitnya. Detak jantung, sirkulasi, metabolisme, semua
melambat dalam meditasi yang khusuk ini. Seluruh tubuh mencapai titik
hening yang tidak bisa diperoleh dengan tidur biasa.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Jika Anda rajin melatih diri dengan zazen ini, dalam waktu tidak lama,<br />
kesadaran Anda akan makin tajam, dengan sendirinya juga insting ataupun
intuisi. Anda akan lebih menyadari adanya banyak hal yang sebelumnya
selalu ada tapi tidak pernah Anda perhatikan.<br />
<br />
Yang penting, lepaskan pikiran bahwa Anda melakukan zazen untuk mencapai
kondisi tertentu. Lepaskan saja diri Anda saat melakukannya, pasrah.
Karena terlalu sibuk mengurusi "percakapan internal" dalam diri Anda,
Anda jadi tidak mampu melihat dengan baik segala yang terjadi di sekitar
Anda. Proses zazen ini membuka diri Anda.</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b>
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Kegiatan mental dan enerji kita sering tersebar percuma, membuat kita<br />
terpisah satu sama lain, dari lingkungan, bahkan dari diri sendiri. Dalam<br />
proses zazen ini, segala aktivitas yang terjadi di permukaan pikiran<br />
ditenangkan, sehingga bagai permukaan danau, yang berada di dalam danau
itu jadi terlihat jelas. Anda pun bisa melihat jelas diri Anda
sebenarnya.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
sumber: Zen Mountain Monastery</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwKX5t0ii0aEfAjF-DsiZ7ZE5NZYShLSg7TlfMZ3dIdA5cPq2vnHijWqQUPwmJ4QqUAaykjqvaqND5hREYpwPf1H5zhcwIliJxXGK04Rt5FpMt9WSLratVRehd9Mohn5yfgpGYtA1W0FlM/s1600/uniform.gif" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="524" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwKX5t0ii0aEfAjF-DsiZ7ZE5NZYShLSg7TlfMZ3dIdA5cPq2vnHijWqQUPwmJ4QqUAaykjqvaqND5hREYpwPf1H5zhcwIliJxXGK04Rt5FpMt9WSLratVRehd9Mohn5yfgpGYtA1W0FlM/s640/uniform.gif" width="640" /></a></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span class="" id="result_box" lang="id"><span class="hps"><br /></span><span class=""></span></span><span style="font-size: large;"><b> </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span class="" id="result_box" lang="id"><span class="hps">Seorang imam</span> <span class="hps">melakukan</span> <span class="hps">tidak ada pekerja</span> <span class="hps">yang produktif</span>, tetapi <span class="hps">hidup</span> <span class="hps">dengan mengemis</span> <span class="hps">makanan dan</span> <span class="hps">uang.</span> <span class="hps">Ini disebut</span> <span class="hps">takuhatsu</span> <span class="hps">dan merupakan</span> <span class="hps">metode</span> <span class="hps">menonjolkan</span> <span class="hps">diri sendiri dan</span> <span class="hps">menjadi bebas dari</span> <span class="hps">kesombongan.</span></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkiRZFExvo_tSS1jSOMniInHDxyGMm5AbxrAnK-jMf6G7vUZUq5TpV5wHdBZUpNiQw5VKAF7fBgsqzoXlla0d5lnPdwwpAT-CpSAToedFkUgnVZ0nV9QH3Fbyi-SoAptvKphlmyyaw_RsS/s1600/food.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkiRZFExvo_tSS1jSOMniInHDxyGMm5AbxrAnK-jMf6G7vUZUq5TpV5wHdBZUpNiQw5VKAF7fBgsqzoXlla0d5lnPdwwpAT-CpSAToedFkUgnVZ0nV9QH3Fbyi-SoAptvKphlmyyaw_RsS/s640/food.gif" width="640" /></a></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span class="" id="result_box" lang="id"><span class="hps">Doktrin</span> <span class="hps">zen</span> <span class="hps">Buddhisme</span> <span class="hps">dapat digambarkan sebagai</span> <span class="hps">komunikasi</span> <span class="hps">tanpa kata</span>, <span class="hps">atau ungkapan</span> <span class="hps">tanpa</span> <span class="hps">bahasa.</span> <span class="hps">Ini adalah</span> <span class="hps">prinsip dasar</span> <span class="hps">zen</span> <span class="hps">bahwa kebenaran</span> <span class="hps">hanya bisa dicapai</span> <span class="hps">melalui pengalaman</span> <span class="hps">langsung.</span> <span class="hps">Berbagai</span> <span class="hps">metode pelatihan</span> <span class="hps">termasuk</span> <span class="hps">zazen</span> <span class="hps">bekerja</span> <span class="hps">untuk mencapai</span> <span class="hps">tujuan ini</span><span class="">.</span></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-38615318433963247562012-05-30T04:01:00.002-07:002012-05-30T04:01:36.947-07:00Organisasi Buddhis Pasca Kemerdekaan Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<a href="http://www.oocities.org/athens/aegean/3666/feature/sejarah/kemerdekaan.htm" target="_blank"><span style="font-size: large;"><b><strong>Masa Setelah Kemerdekaan Indonesia</strong></b></span></a></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><strong> </strong></b></span></div>
<div>
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 1969 telah terdapat
berbagai organisasi Buddhis yang merupakan organisasi sosial kemasyarakatan dan sekaligus
melakukan pengembangan kualitas umat dan kualitas kehidupan beragama umat Buddha.
Diantaranya adalah : </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>1. Gabungan Tridharma Indonesia (GTI)</b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Gabungan Tridharma Indonesia adalah merupakan penggabungan beberapa Sam Kauw Hwee.
Perkumpulan Sam Kauw Hwee Indonesia bergabung dengan Thian Lie Hwee yang dipimpin oleh
almarhum Ong Tiang Biauw (yang kemudian menjadi Bhikkhu Jinaputta) dan Gabungan Khong Kauw
Hwee Indonesia (GAPAKSI). Bagian kebaktian dari Sin Ming Hui (Perkumpulan Sosial
Candrayana) dan Buddha Tengger, membentuk Gabungan Sam Kauw Indonesia (GKSI) di bawah
pimpinan The Boan An sebagai ketua pada tahun 1953. Setelah The Boan An di tasbihkan
menjadi Bhikkhu pada tahun 1954 di Myanmar dengan nama Bhikkhu Jinarakkhita, ketua GKSI
beralih kepada DRS. Khoe Soe Kiam (Drs. Sasana Surya). Pada tahun 1962, GKSI berganti nama
menjadi Gabungan tridharma Indonesia (GTI). </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>2. Perhimpunan Buddhis Indonesia (PERBUDHI)</b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Beberapa tokoh umat Buddha dari suku Jawa, diantaranya Sosro Utomo dari Buddha Tengger,
melihat bahwa sukar bagi orang Jawa untuk tetap bergabung dengan GTI. Oleh sebab itu untuk
pertumbuhan umat disarankan membentuk organisasi baru yang memungkinkan orang Jawa menjadi
anggotanya. Tahun 1967 dibentuk Persatuan Buddhis Indonesia (PERBUDHI) dengan ketua umum
pertamanya Sosro Utomo. Dalam kongres pertamanyatahun 1978 diganti namanya menjadi
Perhimpunan Buddhis Indonesia (PERBUDHI) dengan ketua umum Sariputra Sudono, dan kemudian
berturut-turut sebagai ketua umum adalah Kolonel Soemantri M.S. dan Brigjen. Suraji A.A.
Atas usaha Bhikkhu JInarakkhita Perbuddhi dengan cepat berkembang dan menyebar ke luar
pulau Jawa. Sejak permulaan tahun 60-an kelihatan ketidak-serasian antara Bhikkhu
Jinarakkhita dan Perbudhi dengan GTI, yang pada akhirnya berakibat GTI melarang anggotanya
menjadi anggota Perbudhi. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>3. Musyawarah Umat Buddha Seluruh Indonesia (MUSBI)</b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Dalam tubuh Perbudhi terdapat kelompok Upasaka dan Upasika yang merupakan kelompok elit
dalam Perbudhi. Kelompok ini harus menjadi anggota perbudhi dan terikat dalam persaudaraan
yang disebut Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI) yang dibentuk pada tahun 1956
oleh Bhikkhu Jinarakkhita dan merupakan pembantu Sangha dan bertanggung jawab kepada
Sangha Suci Indonesia pimpinan Bhikkhu Jinarakkhita. Beberapa anggota Perbudhi dari Yogya
dan Jawa Tengah menentang adanya kelompok ini. Mereka berpendapat bahwa roda organisasi
Perbudhi tidak dapat berjalan dengan baik karena Upasaka-Upasika ini tidak tunduk kepada
keputusan kongres, tetapi kepada Sangha. Sedangkan pihak lainnya memandang perlu adanya
PUUI. Tahun 1962 mereka yang menolak PUUI menyatakan keluar dari Perbudhi dan membentuk
Musyawarah Umat Buddha Seluruh Indonesia (MUSBI) dibawah pimpinan Drs. Soeharto
Djojosumpeno dari Yogya, yang terakhir menjabat sebagai staf pada Lemhanas. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>4. Buddhis Indonesia</b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br />
Tahun 1965 Perbudhi cabang Semarang melepaskan diri dari Perbudhi dan membentuk Buddhis
Indonesia yang bermarkas di Vihara Tanah Putih Semarang. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Buddhis Indonesia mendapat
dukungan dari berbagai cabang Perbudhi di Jawa Tengah dan Jawa Timur dan menyatakan diri
menjadi cabang Buddhis Indonesia. Awal perpecahan ini adalah ketidak-serasian dan masalah
pribadi antara tokoh-tokoh Busshid di Semarang dan Jawa Tengah dengan tokoh sentral umat
Buddha, tetapi sebagai alasan untuk keluar dari Perbudhi adalah keikut-sertaan Perbudhi
dalam Konferensi World Buddhists of Fellowship (WFB) di Bangkok yang hadir pula utusan
dari Malaysia. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Pada waktu itu Indonesia sedang berkonfrontasi dengan Malaysia. </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Pada bulan Juli 1965 diadakan pertemuan antar
organisasi-organisasi Buddhis yang ada untuk membuat landasan kerukunan dan kerjasana.
Pertemuan ini dilanjutkan lagi pada bulan Agustus 1966 dan Oktober 1966. Pada pertemuan
mereka bulan Februari 1967 berhasil dibentuk Federasi Umat Buddha Indonesia yang
anggotanya adalah : </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>1. Buddhis Indonesia <br />
2. Gabungan Tridharma Indonesia <br />
3. Musyawarah Umat Buddha Seluruh Indonesia <br />
4. Agama Hindu-Buddha Tengger <br />
5. Agama Buddha Wisnu Indonesia </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Perbudhi tidak mau bergabung dengan Federasi Umat Buddha Indonesia
karena diantara anggota Federasi Umat Buddha Indonesia ini ada yang telah mengeluarkan
pernyataan bersama yang merugikan Sangha Suci Indonesia dan Perbudhi. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Dalam Maha Samaya II
(kongres PUUI) yang diselenggarakan 16-18 Maret 1969 di Bandung, yang dihadiri pula oleh
Perbudhi dan Maha Sangha Indonesia, dibentuk Majelis Tertinggi Seluruh Umat Buddha
Indonesia yang berfungsi menetapkan kebijaksanaan dalam keagamaan dan bertanggung jawab
kepada Maha Sangha Indonesia. Pimpinan majelis ini adalah Bhikkhu Girirakkhito (ketua
umum) dan Brigjen Suraji Aryakertawijaya (sekjen). </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Pada tahun 1959 oleh Bhikkhu Jinarakkhita dibentuk Sangha
Indonesia yang terdiri dari bhikkhu-bhikkhu dan samanera yang ditasbihkan menurut mazhab
Theravada. Kemudian Sangha Indonesia diubah menjadi Sangha Suci Indonesia dan pada tahun
1968 diubah lagi menjadi Maha Sangha Indonesia yang terdiri dari bhikkhu-bhikkhu Theravada
dan Mahayana. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Perpecahan dan perselisihan diantara umat Buddha sampai tahun 1969
pada umumnya didasarkan pada perselisihan pribadi. Perpecahan diantara para bhikkhu dalam
Maha Sangha Indonesia diwarnai dengan adanya perbedaan dalam pemahaman Vinaya dan Dharma. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Beberapa bhikkhu Theravada menghendaki para bhikkhu tidak campur
tangan mengenai perpecahan ini dan berdiri sendiri sebagai panutan. Karena usaha ini tidak
berhasil, maka para bhikkhu tersebut keluar dari Maha Sangha Indonesia ada membentuk
Sangha Indonesia pada tanggal 12 Januari 1972. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Sangha Indonesia mendapat dukungan dari organisasi-organisai yang
terhimpun dalam Federasi Umat Buddha Indonesia dan dari organisasi lain seperti Perbudhi
dan Persaudaraan Umat BUddha Salatiga.</b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b> Dukungan PErbudhi terhadap Sangha Indonesia dan
menyatakan sebagai Pengayom Perbudhi disamping Maha Sangha Indonesia telah menyebabkan
PUUI, yang namanya telah diganti menjadi Majelis Ulama Agama Buddha Indonesia (MUABI)
menyatakan keluar dari Perbudhi. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Untuk mencegah perpecahan supaya tidak meluas, atas prakarsa
Brigjen Saparjo, dilakukan pertemuan untuk mengadakan musyawarah. Setelah beberapa kali
pertemuan, pada tanggal 26 Mei 1972 dibuat ikrar di Candi Borobudur untuk membentuk wadah
tunggal umat Buddha Indonesia. Ikrar tersebut ditanda-tangani oleh:</b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>1.Suryaputta Ks Suratin (Buddhis Indonesia) <br />
2.Brigjen Sumantri MS (MUABI) <br />
3.Brigjen Suraji Ariya kertawijaya (Perbudhi) <br />
4.Djoeri (MUSBI) <br />
5.Drs. Sasana Surya (GTI) <br />
6.Soepangat Prawirokoesoemo SH (Persaudaraan Umat Buddha Salatiga)</b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Wadah tunggal itu merupakan peleburan semua organisasi Buddhis dan
bernama Buddha Dharma Indonesia disingkat BUDHI. Disamping itu juga dibentuk Majelis
Buddha Dharma Indonesia yang anggotanya terdiri dari para pemuka agama Buddha dan
cendikiawan Buddhis dari berbagai sekte. Majelis ini berfungsi menetapkan kebijaksanaan
keagamaan. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Pada tanggal 14 Januari 1974, atas prakarsa Dirjen Bimas
Hindu-Buddha, diadakan pertemuan antara Sangha Indonesia dan Maha Sangha Indonesia. Dalam
peretemua itu, disepakati untuk melebur Sangha Indonesia dan Maha Sangha Indonesia menjadi
Sangha Agung Indonesia dan setiap bhikkhu akan melaksanakan Vinaya berdasarkan sekte
masing-masing. Terpilih sebagai ketua adalah MNS Jinarakkhita dan wakilnya Bhikkhu
Jinapiya Thera. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Akan tetapi, pertemuan selanjutnya untuk menetapkan antara lain
struktur dan fungsi organisasi Sangha Agung Indonesia tidak pernah dpat dilaksanakan.
Konsensus yang dibuat pada tanggal 14 Januari tersebut tidak dapat diwujudkan. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Sebegitu jauh kerukunan, persatuan dan kesatuan masih belum dapat
diwujudkan, sedangkan pertentangan antar organisasi makin meningkat, atas dasar Dirjen
Bimas Hindu-Buddha dilakukan pertemuan pimpinan organisasi Buddhis dan para pemuka agama
Buddha pada tahun 1976 di Jakarta. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Dalam pertemuan itu disadari bahwa organisasi Buddhis
mempunyai dua bentuk kegiatan, yaitu : aspek sosial kemasyarakatan dan aspek pembinaan
kehidupan keagamaan yang dilakukan oleh para rohaniawan dari sekte yang bersangkutan. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Dalam keadaan yang demikian sukarlah untuk terbentuk satu wadah tunggal bagi umat Buddha
karena masing-masing sekte mempunyai tradisi dan upacara keagamaan yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Oleh karena itu kedua aspek kegiatan organisasi Buddhis yang ada
dipisahkan dan masing-masing dihimpun dalam wadah tunggal. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Aspek sosial kemasyarakatan dihimpun dalam wadah tunggal non
sektarial yang dinamakan Gabungan Umat Buddha Seluruh Indonesia (GUBSI) dibawah pimpinan
R. Eko Sasongko Pratomo SH (ketua) dan Drs. Aggi Tjetje (sekjen). Aspek kerohanian menjadi
Majelis Agama yang mewakili sekte agama Buddha yang ada. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Bidang kerohanian BUDHI tumbuh
menjadi Majelis Pandita Buddha Dharma Indonesia ( MAPANBUDHI). Dari kelompok Tridharma,
dinamakan Majelis Rohaniawan Tridharma se Indonesia ( Martrisia). Kemudian dalam pertemuan
berikutnya, dibentuk Majelis Agung Agama Buddha Indonesia MABI yang berbebtuk federasi. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>MUABI kemudian mengundurkan diri dari MABI. MUABI pecahannya
menjadi Lembaga Dharmaduta Kasogatan Indonesia yang akhirnya menjadi Majelis Dharmaduta
Kasogatan Tantrayana Indonesia, yang di pimpin oleh alm Giriputta Sumarsono dan kemudian
Drs. Oka Diputhera. MUABI kemudian diganti menjadi Majelis Buddhayana Indonesia (MBI). </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Bhikkhu-bhikkhu Theravada yang terhimpun dalam Sangha Agung
Indonesia mengundurkan diri dan bersama-sama dengan bhikkhu-bhikkhu Theravada yang baru
pulang dari belajar diluar negri, membentuk Sangha Theravada Indonesia. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Demikian pula
dengan Bhikkhu Mahayana yang ada di Sangha Agung Indonesia mengundurkan diri dan kemudian
membentuk Sangha Mahayana Indonesia. Dengan demikian di Indonesia terdapat tiga Sangha :
Sangha Agung Indonesia, Sangha Theravada Indonesia dan Sangha Mahayana Indonesia. </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Lebih lanjut, Menteri Agama Alamsyah Ratu Perwiranegara mengadakan
pertemuan dengan pimpinan semua majelis dan sangha yang ada di Indonesia. Dalam pertemuan
ini semua majelis ada sangha menyatakan semua sekte agama Buddha yang ada, berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa dengan sebutan yang berbeda-beda. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Dalam pertemuan ini dibentuk
Perwalian Umat Buddha Indonesia (WALUBI) yang mewakili umat Buddha pada tahun 1978. Nama
Perwalian Umat Buddha Indonesia di berikan oleh Menteri Agama Alamsyah Ratu Perwiranegara. </b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b>Lambang Organisasi Buddhis Indonesia </b></span></u></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLonmIq8gKqia-Mg69u1Ow-WFAjZ6_rOZ15cp_r8Us9hbI0-cLb4NdNUhWCwI6jr4pY6VG7OFQnY1biiCFdPVwozMQR-KgFcO2Fv-WmvoVkta-hSB4kJt6xQ8KJhOq55-Ye0JwwxT7DQr9/s1600/Ikatan+Pembina+Gelanggang+Anak-Anak+Buddhis+Indonesia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLonmIq8gKqia-Mg69u1Ow-WFAjZ6_rOZ15cp_r8Us9hbI0-cLb4NdNUhWCwI6jr4pY6VG7OFQnY1biiCFdPVwozMQR-KgFcO2Fv-WmvoVkta-hSB4kJt6xQ8KJhOq55-Ye0JwwxT7DQr9/s1600/Ikatan+Pembina+Gelanggang+Anak-Anak+Buddhis+Indonesia.jpg" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">Ikatan Pembina Gelanggang Anak-Anak Buddhis Indonesia</span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"> </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"> </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"> </span></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidbPXUlqTAp7WG-Wue2gq_-cRy87oZIUEVcWmCNzKCswPeUplgXu7GQiqoPYT6P6J5DjGwwcacoqVg5hqgzOt9MzVfY6MVt7eAAYdCnFu8rKUc-XId84172evSSBgkXpIlM4B2g3ONLtAq/s1600/Lembaga+Bantuan+Hukum+Buddhis+Indonesia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidbPXUlqTAp7WG-Wue2gq_-cRy87oZIUEVcWmCNzKCswPeUplgXu7GQiqoPYT6P6J5DjGwwcacoqVg5hqgzOt9MzVfY6MVt7eAAYdCnFu8rKUc-XId84172evSSBgkXpIlM4B2g3ONLtAq/s1600/Lembaga+Bantuan+Hukum+Buddhis+Indonesia.jpg" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVRhUgK8UlJcj1EqPeIgN8Fp8pxNMzJM1Mb29WJivT4DqWgdb0r7mPT4_KbkerkIUQwnZMG5mSPWdfbzzCErncCYYi7BT5CKtoV2C-Dc5f2GBZoTWWDUoaC73iPLPpRvkecj92XZDFB5b6/s1600/Pemuda+tridhama+Indonesia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVRhUgK8UlJcj1EqPeIgN8Fp8pxNMzJM1Mb29WJivT4DqWgdb0r7mPT4_KbkerkIUQwnZMG5mSPWdfbzzCErncCYYi7BT5CKtoV2C-Dc5f2GBZoTWWDUoaC73iPLPpRvkecj92XZDFB5b6/s1600/Pemuda+tridhama+Indonesia.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEursnIq4CP8IihjiWn5htjZEDbJG94xGT8_VnQ2fwZ7XIVOGEzxti6x0AKUiVjSHVozX4ryrUu0qCH2JjExGnSueS6z1d7VVKP7rikl5J3d8j2KG_j1x9UU86zbMES9TTOnx3AU9UsJII/s1600/Perguruan+Buddhis+Bodhicitta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEursnIq4CP8IihjiWn5htjZEDbJG94xGT8_VnQ2fwZ7XIVOGEzxti6x0AKUiVjSHVozX4ryrUu0qCH2JjExGnSueS6z1d7VVKP7rikl5J3d8j2KG_j1x9UU86zbMES9TTOnx3AU9UsJII/s1600/Perguruan+Buddhis+Bodhicitta.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB8YxBTpWD-3uGoH6F8Gc-H1lZgXlxsqS2xRsBkkMMn58AFuhIWUOh8bifaAIdzQKl3WscROVslV13sp23pCeAq_x9G14jkpQYSYPQeiADlmEgty3Xh9HbFrwvlk1YWShyZYbEydZEZkio/s1600/Pusdiklat+Agama+Buddha.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB8YxBTpWD-3uGoH6F8Gc-H1lZgXlxsqS2xRsBkkMMn58AFuhIWUOh8bifaAIdzQKl3WscROVslV13sp23pCeAq_x9G14jkpQYSYPQeiADlmEgty3Xh9HbFrwvlk1YWShyZYbEydZEZkio/s1600/Pusdiklat+Agama+Buddha.jpg" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYE1wr1P_-IXxxMgofi2jWxZVrK4KLa_TTr5bID9qEjVK3WNgVVZr5tR1QGLK5kp5EJ_pNMB6zkAuj5s2x08xSR-QXfn2g81uj6CiF20qZQaIlqkIpyK9O6y7kSYhMXMlNV9fFMjPb_dv-/s1600/Sarjana+dan+Profesional+Buddhis+Indonesia.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYE1wr1P_-IXxxMgofi2jWxZVrK4KLa_TTr5bID9qEjVK3WNgVVZr5tR1QGLK5kp5EJ_pNMB6zkAuj5s2x08xSR-QXfn2g81uj6CiF20qZQaIlqkIpyK9O6y7kSYhMXMlNV9fFMjPb_dv-/s320/Sarjana+dan+Profesional+Buddhis+Indonesia.png" width="239" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>Sarjana dan Profesional Buddhis Indonesia</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b> </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b> </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b> </b></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwuv4Ayn8UhiffaydXeXVrMl8YNS9c-dIRVRh-pivfu5jFlVkZL-KptzRCDAA-sVpHbBftR7QwKBbfO041dqrLjloauaIwVK_EhlISFR1nsOTf47JjK4A7M8FLWb-dK16Ve0F61iOGWnUC/s1600/Wanita+Buddhis+Indonesia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwuv4Ayn8UhiffaydXeXVrMl8YNS9c-dIRVRh-pivfu5jFlVkZL-KptzRCDAA-sVpHbBftR7QwKBbfO041dqrLjloauaIwVK_EhlISFR1nsOTf47JjK4A7M8FLWb-dK16Ve0F61iOGWnUC/s1600/Wanita+Buddhis+Indonesia.jpg" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpPybgB9rZc_0rs1BiI3JU9kZ85okxNMnJiBJH7XfanOWFalqpgrMyzrEUqD0yvtHPYXaa9L92Xhtmt9N5d79fjO3hGvyK9Q-_aroESPI8-NHTCqB4C_gM5mENAtH9bwHRSh0_4K-taS7j/s1600/ananda.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpPybgB9rZc_0rs1BiI3JU9kZ85okxNMnJiBJH7XfanOWFalqpgrMyzrEUqD0yvtHPYXaa9L92Xhtmt9N5d79fjO3hGvyK9Q-_aroESPI8-NHTCqB4C_gM5mENAtH9bwHRSh0_4K-taS7j/s1600/ananda.jpg" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlgR6i-Dhj1sJ0WEkBqEIYxvu7iMK2U5d_-LWn8MJF2Cwcc-96Rvman9Owvgza6q14V2fIJhJ8lq6RoCEHbs6SUooFSfs1UAqLwB4X9wQ1PBHgD5vy2ARsURN2a-xDSrgRc5QE9KvgBRm0/s1600/indonesian+Buddhist+society.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlgR6i-Dhj1sJ0WEkBqEIYxvu7iMK2U5d_-LWn8MJF2Cwcc-96Rvman9Owvgza6q14V2fIJhJ8lq6RoCEHbs6SUooFSfs1UAqLwB4X9wQ1PBHgD5vy2ARsURN2a-xDSrgRc5QE9KvgBRm0/s1600/indonesian+Buddhist+society.jpg" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg26_nedZ5Ju8K79CnjtksSCYI6JYAkpoowQJFA5vxvIWMJKXS5VAy70fqtVcUC1qVniJ3kCCcDjAASu7ZcQdxTnpVyrztMPyJSRFv7dOB_3V-pLUn1qt2gB3h48DHElrQAwrbgTcsd6BOD/s1600/sangha+agung+Indonesia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg26_nedZ5Ju8K79CnjtksSCYI6JYAkpoowQJFA5vxvIWMJKXS5VAy70fqtVcUC1qVniJ3kCCcDjAASu7ZcQdxTnpVyrztMPyJSRFv7dOB_3V-pLUn1qt2gB3h48DHElrQAwrbgTcsd6BOD/s1600/sangha+agung+Indonesia.jpg" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>Sangha Agung Indonesia</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifEtAYdoX-M2Y3zCkeuQfiudSqEAf2XkvgvyEcgK0o9-9LsXIhEW_-wcYk6hzAmj4VuNn4ygOxysABfo8BHKyFQUSmPIj6-PqBSalyJXhs13esH8ScJGgxKXPRSfnvwBEUqxf9XMuTsnbl/s1600/walubi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifEtAYdoX-M2Y3zCkeuQfiudSqEAf2XkvgvyEcgK0o9-9LsXIhEW_-wcYk6hzAmj4VuNn4ygOxysABfo8BHKyFQUSmPIj6-PqBSalyJXhs13esH8ScJGgxKXPRSfnvwBEUqxf9XMuTsnbl/s1600/walubi.jpg" /></a></div>
<div class="biasa" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-1591984531008820432012-05-30T03:29:00.002-07:002012-05-30T08:19:04.888-07:00Sejarah Dinasti Cina<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyll_j0MdStRIdo2Z0u67uAi2goAnCNbx46c4brdcgkXFh6St8d-E9fWErJq-uzLNFzdBvKzUW-jKlU8pSsb4NkqZEBX0GF0uGIlZFZ1Uh5T42DAObU_tb8RO3Yq2M1Sn3S_7KaYNtbq0q/s1600/Shangtang+pendiri+dinasti+Shang.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><br /></a><br />
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.scribd.com/doc/15257962/Sejarah-Dinasti-Cina" target="_blank">Periode Sejarah Dinasti Cina</a></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"> </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIV2-ie9FpzyhjEq8k1Ldyqnw-PSrP6fyLt43zNtEMG9Doz6dA93dQrZJBeHGtO4y66C1vi2O1tiYfikWyP89GYM9EZZ2PiiRiig7LVMI2Or-SCLOHjt0W1G0fVhvCy6DVqit5OJEQD7ri/s1600/dinasti.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="264" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIV2-ie9FpzyhjEq8k1Ldyqnw-PSrP6fyLt43zNtEMG9Doz6dA93dQrZJBeHGtO4y66C1vi2O1tiYfikWyP89GYM9EZZ2PiiRiig7LVMI2Or-SCLOHjt0W1G0fVhvCy6DVqit5OJEQD7ri/s400/dinasti.jpg" width="400" /></a><b><span style="font-size: large;"> </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Asia Timur sering disebut dengan istilah Timur Jauh, terjemahan dari
bahasa Inggris The Far East. Istilah dalam bahasa Inggris, The Far East
itu merupakan imbangan terhadap istilah-istilah The Near East dan The
Middle East. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Selama berabad-abad Asia Timur berada dalam isolasi
relatif, karena berabad-abad sampai pertengahan abad 19, terletak
dipinggiran daratan Asia sebelah timur teristimewa jauh dari jangkauan
pengaruh kekuasaan Eropa.</span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Masyarakat-masyarakat di Asia Timur juga
berabad-abad berada dalam kestabilan relatif atau kemantapan relatif,
karena dijiwai oleh kekuatan-kekuatan spritual yang hampir sama. Pada
umumnya kekuatan spiritual yang memenatapkan masyarakat Asia Timur
sampai abad ke 20 bersumber dari <b>Kebudayaan Cina</b>. Sampai abad ke 19 <b>pengaruh kebudayaan Cina</b>
masih kuat dalam masyarakat Asia Timur. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Cina merupakan induk dari
peradaban di Asia Timur. Walaupun ada perbedaan besar antara masyarakat
di Jepang, Korea dan Cina, tapi jiwa dari kebudayaan daerah-daerah
tersebut hampir sama. Korea dan Jepang sangat mewarisi <b>kebudayaan Cina</b>. Jepang menerima warisan kebudayaan dari Cina baik melalui Korea maupun dari Cina langsung. <br /><br />
Cina adalah negara terbesar di Asia timur dan selama berabad-abad selalu
menduduki posisi penting dalam sejarah Asia Timur. Sampai akhir abad ke
19, Korea dan Jepang kebudayaannya masih berinduk pada Cina. Cina
merupakan sumber peradaban bagi banyak bangsa yang hidup di Asia Timur. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Cina juga merupakan negara yang memiliki peradaban tua. Cina memiliki
wilayah yang begitu luas serta keadaan alam yang sangat heterogen,
sejarah bangsa Cina juga sudah di mulai berabad-abad sebelum masehi.
Dataran Cina sangatlah luas dan ada beberapa macam-macam tanah dan
daerah. Hal ini akan menyebabkan bermunculan berbagai tanaman, tumbuhan
dan binatang. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Daerah yang beraneka ragam merupakan salah satu faktor
tumbuh dan berkembangya kebudayaan suatu negara. Hal yang istimewa dari
Cina walaupun wilayahnya luas dan berbeda namun tetap bisa bersatu. </span><span style="font-size: large;"><br /><br /><br /><b>A. AWAL PERADABAN DI CINA</b></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><b> </b></span><span style="font-size: large;"><br />
Cina merupakan salah satu negara di daratan Asia timur memiliki
peradaban yang cukup tua. Wilayah Cina merupakan wilayah yang cukup
terisolir oleh gurun dan pegunungan-pegunungan yang membentang luas di
sekitar wilayah Cina. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Masyarakat Cina terdiri dari lima etnis yaitu
bangsa Han, Manchu, Mongol, Tark dan Tibet. Dalam perkembanganya wilayah
Cina yang terisolir tapi wilayah Cina memiliki keunikan tersendiri
yaitu dari segi tulisan yang berbeda, walaupun wilayah Cina begitu luas
namun dapat bersatu. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Namun karena terisolirnya wilayah Cina menyebabkan
mereka tidak mengetahui perkembangan peradaban yang berada di luar
wilayahnya. Sehingga bangsa Cina merasa menjadi pusat peradaban karena
memiliki peradaban tertinggi di antara wilayah di sekitarnya diantaranya
Korea, Jepang dan Indocina. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Tapi hal itu disebabkan Cina tidak
mengetahui dunia luar yang sudah maju seperti Mesir, Mesopotamia, dan
negara-negara Eropa.</span></b>
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b>
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2yOhBftzYWF232bpp5APOsAeuuys_d4nB9D7HMtfR4Lp478xL90FwR4ul9T0JmjIO7pUrDZZVvrTj3zx2fic7jQ2KaXsLAHCirIhyrApWMJklPwO4oPmMqy3se-hyK5PNNdiB8zj6fD84/s1600/peta+cina.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="peta cina" border="0" height="332" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2yOhBftzYWF232bpp5APOsAeuuys_d4nB9D7HMtfR4Lp478xL90FwR4ul9T0JmjIO7pUrDZZVvrTj3zx2fic7jQ2KaXsLAHCirIhyrApWMJklPwO4oPmMqy3se-hyK5PNNdiB8zj6fD84/s400/peta+cina.jpg" title="cina map" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"></span></b></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<center style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><b><span style="font-size: large;">Gambar : Peta Negara Cina</span></b></center><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Dengan kondisi yang terisolir namun Cina memiliki kekayaan alam yang
luar biasa, maka mata pencaharian orang-orang tidak jauh-jauh dari
kekayaan alamnya, yaitu pertanian. Corak pertanian di Cina ialah
mengolah setiap jengkal tanah dengan intensif. </span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Pada saat itu pertanian
sawah berkembang lebih dari yang lain, karena jenis pertanian ini lebih
cocok di sub tropis yang memiliki banyak air untk mendukung tanaman
padi. Sementara itu untuk perternakan dilakukan nomadic, ciri khas
mereka adalah menggunakan tenda, sehingga mudah bila ingin
berpindah-pindah. </span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Hewan yang diternakan yaitu sapi, domba, kuda dan lain
lain. Hewan-hewan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan nomadic
seperti susu, daging, keju, mentega, kulit dan wol. Jadi pada masa ini
mata pencaharian orang-orang Cina kuno dibagi menjadi tiga yaitu
pertanian, peternakan dan campuran antara keduanya. </span></span></b><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Tanah yang subur pada umumnya terletak di lembah sungai yang sangat
padat penduduknya. Tidak seluruh Cina subur tanahnya, terdapat juga
gurun dan padang rumput. Luas tanah yang subur hanya sebagian kecil
wilayahnya. Tanah loss di Cina Utara subur asal ada air. </span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Di Honan,
Shausi dan Shensi orang sangat hemat dengan tanah sehingga banyak orang
membuat rumah di Tanah Loss di kaki bukit, supaya tersedia cukup tanah
untuk pertanian. Dalam membuka lahan pertanian, hutan-hutan dibakar
tanpa memperhitungkan akibatnya. </span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Dahulu keadaan Tanah Loss berbeda
dengan sekarang, sekarang daerah ini gundul dan kering. Hujan di Cina
Utara sangat terbatas sehingga musim kemarau dan banjir sering
menimbulkan bahaya kelaparan. Sekarang di RRC mengadakan penghijauan di
Shansi dan Shensi. </span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Di Sungai Kuning dibangun sebuah bendungan raksasa
untuk menaggulangi banjir dan mengairi daerah pertanian. Bendungan
raksasa juga dibangun di Sungai Huai untuk maksud yang sama. </span></span></b><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Sementara di Cina Selatan lebih banyak turun hujan dan waktu bercocok
tanam tidak terlalu dipengaruhi oleh musim. Panen dapat dilakuakan dua
kali setahun. Disana juga tidak terjadi pengrusakan hutan, sehingga
banyak terdapat bukit-bukit berbatu granit yang tandus dan gundul. </span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sebagai akibat dari kelebihan penduduk agraris terjadi imigrasi petani.
Dari Cina Selatan terjadi emigrasi ke Nan Yang (Asia Tenggara) dan
daerah-daerah pasifik. Di Indonesia misalnya banyak terdapat orang Cina
yang berasal dari Fukien dan Kwanngtung. Dari daerah ini sejak
berabad-abad dahulu para pedagang sering merantau ke Nan Yang. </span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVmQajt443QWqvx4J7jCQufLpGtYP6ukkMgB3i9EzatIsqZ3YECj_8V62RMvXbdo44406VJGc84eEcPSUs46Jh4Tgyok4xtttBFhCNJMe-xSUAXkWJiKo0FjqFQapDBNHZbErQIMK48XBJ/s1600/kota.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVmQajt443QWqvx4J7jCQufLpGtYP6ukkMgB3i9EzatIsqZ3YECj_8V62RMvXbdo44406VJGc84eEcPSUs46Jh4Tgyok4xtttBFhCNJMe-xSUAXkWJiKo0FjqFQapDBNHZbErQIMK48XBJ/s400/kota.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sejak
pertengahan abad ke 19 terjadi emigrasi besar-besaran dari Cina Selatan
yang terdiri dari petani, nelayan, buruh perkebunan, pertambangan, dan
orang yang berhasil dalam perdagangan dan perindustrian.</span></span></b><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Dari Cina Utara terjadi emigrasi petani ke Sinkiang, Mongolia dan
Mancuria. Penduduk Mancuria sekarang 90% adalah orang Cina. Orang Manchu
sendiri hanya ± 2 % dan orang Mongolia ± 4%, Korea ± 3% dan ada juga
keturunan orang Rusia.</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Di Cina banyak terkandung barang tambang. Batu
bara terdapat hampir disetiap propinsi, yang terbanyak di Kansu, Shensi,
Honan dan Manchuria. Biji Besi paling banyak terdapat di Manchuria (2/3
dari seluruh persediaan RRC). Disana juga terkandung timah, tungsten
(walfarm), antimonium, tembaga dll. Potensi tenaga air juga cukup besar,
terutama di sungai Yangtse. Tetapi minyak bumi baru sedikit dihasilkan
di Kansu dan Shensi dan persediaan terbesar di Shinkiang. </span></span></b><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Cina sekarang memerlukan banyak sekali baja dan besi untuk membangun
industri berat. Pusat Industri berat terbesar terdapat di Anshan
(Mancuria Selatan), juga sangat terkenal tanur-tanur tinggi di
pabri-pabrik baja di Hanyang (Wuhan). </span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Dengan tujuan mencapai kemajuan
besar dalam bidang perekonomian dalam bidang industri ditetapkan tahun
1958 sebagai (tahun melompat jauh) atau “Tahun Lompatan Raksasa” Untuk
menghasilkan baja didirikan puluhan ribu tanur yang dikerjakan pada
musim gugur dan dingin oleh petani, pelajar dan pegawai kantoran.
Produksi baja juga dijadikan sasaran pabrik proyek tersebut. Dalam
pertanian target ditujukan pada produksi gandum, padi dan kapas. </span></span></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9Jq-pz-PtWY4NkJd7JlPltyD6ksF5Gj3S8HePmfxCtfyRcQfLNR1HCj6cJs4M2muakBMUUfNlQk7-ro-D8J4CNxm7CmtcHA_KKaoSIeB8ocqEzR9rpyOIibxGPl4Dfh1_Yc1T9n6ebzzh/s1600/peta+dinasti+cina.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="peta dinasti cina kuno" border="0" height="440" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9Jq-pz-PtWY4NkJd7JlPltyD6ksF5Gj3S8HePmfxCtfyRcQfLNR1HCj6cJs4M2muakBMUUfNlQk7-ro-D8J4CNxm7CmtcHA_KKaoSIeB8ocqEzR9rpyOIibxGPl4Dfh1_Yc1T9n6ebzzh/s640/peta+dinasti+cina.jpg" title="peta cina kuno" width="640" /></a></span></b></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<center style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><b><span style="font-size: large;">Gambar : Peta Dinasti Cina Kuno</span></b></center><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">B. PEREKONOMIAN DINASTI–DINASTI DI CINA</b></span></b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><i>1. <u>Dinasti Shang</u></i></span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyll_j0MdStRIdo2Z0u67uAi2goAnCNbx46c4brdcgkXFh6St8d-E9fWErJq-uzLNFzdBvKzUW-jKlU8pSsb4NkqZEBX0GF0uGIlZFZ1Uh5T42DAObU_tb8RO3Yq2M1Sn3S_7KaYNtbq0q/s1600/Shangtang+pendiri+dinasti+Shang.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div style="text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyll_j0MdStRIdo2Z0u67uAi2goAnCNbx46c4brdcgkXFh6St8d-E9fWErJq-uzLNFzdBvKzUW-jKlU8pSsb4NkqZEBX0GF0uGIlZFZ1Uh5T42DAObU_tb8RO3Yq2M1Sn3S_7KaYNtbq0q/s1600/Shangtang+pendiri+dinasti+Shang.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyll_j0MdStRIdo2Z0u67uAi2goAnCNbx46c4brdcgkXFh6St8d-E9fWErJq-uzLNFzdBvKzUW-jKlU8pSsb4NkqZEBX0GF0uGIlZFZ1Uh5T42DAObU_tb8RO3Yq2M1Sn3S_7KaYNtbq0q/s200/Shangtang+pendiri+dinasti+Shang.jpg" width="146" /></a><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Peradaban Shang dan penerusnya merupakan peletak dasar perkembangan
peradaban Cina yang agraris dengan sistem pengairan. Kebudayaannya
dibangun dari hasil kerja petani. Pada Zaman Shang sudah terdapat banyak
kota, yang menjadi pusat kehidupan golongan aristokrat. Di kota-kota
sudah terdapat industri kerajinan tangan, yang melayani kebutuhan hidup
rumah tangga penguasa (raja dan bangsawan). Untuk keperluan tersebut
terjadi perdagangan barang-barang mewah dan pemakaian tenaga budak untuk
produksi. </span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD20LAu8H_IYebRjiMjJS5tnCAY_k1zD_avv9OK0uYE7SKababzByfy61iFNPZ9ALHTIMaF5lo3hhNlPxAGj_xjVxYdoesFNa1rySwhdcbtA86eg8IXgxqeH2j4JD0BuFF8R8BwFqHiosX/s1600/rakyat+dinasti+shang.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD20LAu8H_IYebRjiMjJS5tnCAY_k1zD_avv9OK0uYE7SKababzByfy61iFNPZ9ALHTIMaF5lo3hhNlPxAGj_xjVxYdoesFNa1rySwhdcbtA86eg8IXgxqeH2j4JD0BuFF8R8BwFqHiosX/s400/rakyat+dinasti+shang.jpg" width="380" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Tenaga kerja pertanian dan buruh industri diambil dari
budak-budak raja dan bangsawan. Para petani menanam gandum dan pohon
kertau untuk memelihara ulat sutera, juga memelihara sapi, babi,
biri-biri dan kuda. Kain sutera ditenun untuk pakaian bangsawan,
sedangkan rakyat berpakaian dari bahan kasar yng ditenun dari urat
tumbuhan. Teknik menenun sudah maju, industri kerajinan juga sudah maju,
hasilnya sudah mendekati keramik porselen. </span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRRhy8WY_nx44Voo4wbZdLNZb7wNzoDNsdm977ocZSJ-EsTUJA3zpqSC_jKsaqj4xKAzF4sxu7BIBkA5MPgHfNnf3WzmSfddw8RwbLcnFgJ7FriWseGd0izqNikVAFfbadlDcBeNuLv_tl/s1600/periuk+dinasti+shang.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRRhy8WY_nx44Voo4wbZdLNZb7wNzoDNsdm977ocZSJ-EsTUJA3zpqSC_jKsaqj4xKAzF4sxu7BIBkA5MPgHfNnf3WzmSfddw8RwbLcnFgJ7FriWseGd0izqNikVAFfbadlDcBeNuLv_tl/s1600/periuk+dinasti+shang.jpg" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ6X2gnDPCPZD1rzuFOtuDTUOBimgSRqH_p5HT-0cTHU4X29Ix8veKShyphenhyphenmFNP41LH8cPOpbYi7kTGfWeHCp-5NXUqDg-l-6C0LsZKjYxYifXIlLxytAeBHlWQAdYkizWbgje0TjWUIA-V7/s1600/giok+olmec+dinasti+shang.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ6X2gnDPCPZD1rzuFOtuDTUOBimgSRqH_p5HT-0cTHU4X29Ix8veKShyphenhyphenmFNP41LH8cPOpbYi7kTGfWeHCp-5NXUqDg-l-6C0LsZKjYxYifXIlLxytAeBHlWQAdYkizWbgje0TjWUIA-V7/s1600/giok+olmec+dinasti+shang.jpg" /></a></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs00cGdwzc5U2ay_0SmVjaxwHHnNIWfnYoHYP6hyphenhyphen1wTA2COM9TR3S8dsmvlEMweaintgtq6ZYpagUYIi9ZJuhwoWh-N04JA4YbJSexAup5EtyQ5Dd399HDc4kqW8UrMsuuJzLYNy2dPOla/s1600/porselen+piring+lukisan.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Dengan munculnya dinasti Shang dimulailah zaman sejarah di Cina dengan
adanya peninggalan-peninggalan bersejarah. Kesenian perunggu dari zaman
Shang telah mencapai puncak yang tinggi, menghasilkan periuk-periuk dan
jambangan dari perungu dalam bentuk dan hiasan yang paling bagus. Juga
dihasilkan benda-benda seni dari batu giok, marmer tanduk rusa, gading,
tulang, benda keramaik dll. </span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9icY6pZEbEK9tSRLYBjR8d5GGLbFjSrqt0lhB_BSlfWgNl_hkosHcGkdIR_FM-ajoJ1r_JkWPW6RL0MX41Hejk32f7RvE1oEZzRFbv1zui-ZY86vSjk6DG2boqkbqfKAqtmI8nKvPLhpo/s1600/batu+giok.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9icY6pZEbEK9tSRLYBjR8d5GGLbFjSrqt0lhB_BSlfWgNl_hkosHcGkdIR_FM-ajoJ1r_JkWPW6RL0MX41Hejk32f7RvE1oEZzRFbv1zui-ZY86vSjk6DG2boqkbqfKAqtmI8nKvPLhpo/s1600/batu+giok.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2UaL9Yto17StwKnGcTIojo6IEuPc_OwTdk91fw0_GVAveoPnPo99ZirK-4GyrmpT0SfuMXeCPBRelSH9z7SWmSWtJOIWy701qrSxt-ZhJHvm5W__s_ewZUJCMrVXuUptHOr64N9x0jlhyphenhyphen/s1600/artefak+dinasti+shang.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="262" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2UaL9Yto17StwKnGcTIojo6IEuPc_OwTdk91fw0_GVAveoPnPo99ZirK-4GyrmpT0SfuMXeCPBRelSH9z7SWmSWtJOIWy701qrSxt-ZhJHvm5W__s_ewZUJCMrVXuUptHOr64N9x0jlhyphenhyphen/s320/artefak+dinasti+shang.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2UaL9Yto17StwKnGcTIojo6IEuPc_OwTdk91fw0_GVAveoPnPo99ZirK-4GyrmpT0SfuMXeCPBRelSH9z7SWmSWtJOIWy701qrSxt-ZhJHvm5W__s_ewZUJCMrVXuUptHOr64N9x0jlhyphenhyphen/s1600/artefak+dinasti+shang.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><br /> </a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> Gaya hiasan dari benda-benda itu terkenal
dengan sebutan “Langam Binatang”. Periuk-periuk tripod perunggu dan
lencana-lencana batu giok dipakai dalam upacara-upacara keagamaan.
Periuk-periuk tersebut dijadikan lambang kekuasaan raja-raja Cina kuno. </span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwKlt6hpauiu3Xlo4YMI0AiUAaQ-TB7X6JG7KYSZQ57GskRgjkNdT1R0F5LiSNlHBcNMlU5LxV0QwUcAro7bxLb6rA4WBukYNIZNjRJfSihZYo4pyA1p_jQ_pfiVK68LREb8u6RDvmgFno/s1600/langgam+dinasti+shang.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwKlt6hpauiu3Xlo4YMI0AiUAaQ-TB7X6JG7KYSZQ57GskRgjkNdT1R0F5LiSNlHBcNMlU5LxV0QwUcAro7bxLb6rA4WBukYNIZNjRJfSihZYo4pyA1p_jQ_pfiVK68LREb8u6RDvmgFno/s1600/langgam+dinasti+shang.jpg" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU_BRuIAtUetYYQ_xXibM3vrUdaAL8kyEYHcFpDDxUmKgyV9jeLg_T3-fdMf8vgy4ncFRDEaALQDgtDJ5K4kfPJB43y6EjSoa-V9GeljcJJPNy4mCDIRAMABya7cLVfH3XW1Z23OdEIurP/s1600/kuipan+cup+dinasti+shang.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU_BRuIAtUetYYQ_xXibM3vrUdaAL8kyEYHcFpDDxUmKgyV9jeLg_T3-fdMf8vgy4ncFRDEaALQDgtDJ5K4kfPJB43y6EjSoa-V9GeljcJJPNy4mCDIRAMABya7cLVfH3XW1Z23OdEIurP/s1600/kuipan+cup+dinasti+shang.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Untuk keperluan sehari-hari dibuat periuk-periuk dari tanah. Hasil
barang-barang keramik dari zaman itu sudah mendekati porselen, ada yang
putih bening, hanya belum mengkilat seperti poselen. Karena perunggu
tidak banyak, dijadikan harta benda berharga dan disimpan sebagai modal.</span></span></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ6X2gnDPCPZD1rzuFOtuDTUOBimgSRqH_p5HT-0cTHU4X29Ix8veKShyphenhyphenmFNP41LH8cPOpbYi7kTGfWeHCp-5NXUqDg-l-6C0LsZKjYxYifXIlLxytAeBHlWQAdYkizWbgje0TjWUIA-V7/s1600/giok+olmec+dinasti+shang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs00cGdwzc5U2ay_0SmVjaxwHHnNIWfnYoHYP6hyphenhyphen1wTA2COM9TR3S8dsmvlEMweaintgtq6ZYpagUYIi9ZJuhwoWh-N04JA4YbJSexAup5EtyQ5Dd399HDc4kqW8UrMsuuJzLYNy2dPOla/s1600/porselen+piring+lukisan.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs00cGdwzc5U2ay_0SmVjaxwHHnNIWfnYoHYP6hyphenhyphen1wTA2COM9TR3S8dsmvlEMweaintgtq6ZYpagUYIi9ZJuhwoWh-N04JA4YbJSexAup5EtyQ5Dd399HDc4kqW8UrMsuuJzLYNy2dPOla/s320/porselen+piring+lukisan.jpg" width="289" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRRhy8WY_nx44Voo4wbZdLNZb7wNzoDNsdm977ocZSJ-EsTUJA3zpqSC_jKsaqj4xKAzF4sxu7BIBkA5MPgHfNnf3WzmSfddw8RwbLcnFgJ7FriWseGd0izqNikVAFfbadlDcBeNuLv_tl/s1600/periuk+dinasti+shang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD20LAu8H_IYebRjiMjJS5tnCAY_k1zD_avv9OK0uYE7SKababzByfy61iFNPZ9ALHTIMaF5lo3hhNlPxAGj_xjVxYdoesFNa1rySwhdcbtA86eg8IXgxqeH2j4JD0BuFF8R8BwFqHiosX/s1600/rakyat+dinasti+shang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDSXmheaY7L2skJP4z_-BPtY2GfIIouky1hlzaQRMv2mAswYHSYkA3bYwVz5KI5Z2mJI9JNrDx_3affRNQ0Qq0KQ6Dx9HQA78MxOGtUO103ElM51gleiAvLHA9NKGU5vktXgWsrDwg38Au/s1600/porselen.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Pemakaian secara umum benda logam untuk keperluan sehari-hari tidak
pernah terjadi, untuk itu dipakai barang-barang keramik. Hal ini
merupkan pendorong untuk menghasilkan barang-barang keramik yang
berkualitas baik, sehingga di Cina dengan cepat ditemukan porselen. </span></span></b><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><i>2. <u>Dinasti Zhou</u></i></span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI2cZ1TCXYaKQjtkfpI6jDhNWh1DB-dQXFzuuzp3DZgwEs1bqhdGn0xJKx0OtKptzsEQwkWtMTwpw4ux6QyIn-dqTKkFMbClQDD7aAUDwjbLQOfHbThbKZamQPBeLQlnvoGJqW1MOLZHAb/s1600/peta+dinasti+zhou.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="138" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI2cZ1TCXYaKQjtkfpI6jDhNWh1DB-dQXFzuuzp3DZgwEs1bqhdGn0xJKx0OtKptzsEQwkWtMTwpw4ux6QyIn-dqTKkFMbClQDD7aAUDwjbLQOfHbThbKZamQPBeLQlnvoGJqW1MOLZHAb/s200/peta+dinasti+zhou.jpg" width="200" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRo9FIKk62AedRt-bOucI7ToBbQOSG4yF8YBPHIavUQB0ClD4OK1LiJc-arXiQS7cE1r-dUXpzdm_bT685dmwuvGGUl_nBl1zcjSViM1ZjXkw_DYLTzNW112cDbfadnGWYOEMi9slYsjTf/s1600/kekuasaan+dinasti+chou.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRo9FIKk62AedRt-bOucI7ToBbQOSG4yF8YBPHIavUQB0ClD4OK1LiJc-arXiQS7cE1r-dUXpzdm_bT685dmwuvGGUl_nBl1zcjSViM1ZjXkw_DYLTzNW112cDbfadnGWYOEMi9slYsjTf/s200/kekuasaan+dinasti+chou.jpg" width="200" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUnUH4yfs9d4_l5mapna0_55Ngxx1rieUa3LHk50ZSnnZK6grJf-FhlppGyukI7GryJy9dzDTFt-nDnfDvrYm2uMpVyr9HRNzibv_3xJBjlSl0drFFNABHbAUmdtZksPgpkUUeKn9mp-rZ/s1600/kekuasaan+dinasti+shang.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUnUH4yfs9d4_l5mapna0_55Ngxx1rieUa3LHk50ZSnnZK6grJf-FhlppGyukI7GryJy9dzDTFt-nDnfDvrYm2uMpVyr9HRNzibv_3xJBjlSl0drFFNABHbAUmdtZksPgpkUUeKn9mp-rZ/s1600/kekuasaan+dinasti+shang.jpg" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRo9FIKk62AedRt-bOucI7ToBbQOSG4yF8YBPHIavUQB0ClD4OK1LiJc-arXiQS7cE1r-dUXpzdm_bT685dmwuvGGUl_nBl1zcjSViM1ZjXkw_DYLTzNW112cDbfadnGWYOEMi9slYsjTf/s1600/kekuasaan+dinasti+chou.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><i> </i>Suku bangsa yang menghancurkan dinasti Shang, mendirikan dinasti Chou. </span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></span></b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik5L7F4BLjjcd9EcQ0Qpa1NhOtaKau9Cd5spVJzfm30y80Jw970x8agbHX64fZ5ueJyNJJ8BpxWQFy8BQQ9SSmfRV4XaEQ9rNKEYFXCb2bAH79Z3DmVebSMuJyenyMQp-bLJig_oTay4nP/s1600/sistem+pertanian+dinasti+zhou.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik5L7F4BLjjcd9EcQ0Qpa1NhOtaKau9Cd5spVJzfm30y80Jw970x8agbHX64fZ5ueJyNJJ8BpxWQFy8BQQ9SSmfRV4XaEQ9rNKEYFXCb2bAH79Z3DmVebSMuJyenyMQp-bLJig_oTay4nP/s1600/sistem+pertanian+dinasti+zhou.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik5L7F4BLjjcd9EcQ0Qpa1NhOtaKau9Cd5spVJzfm30y80Jw970x8agbHX64fZ5ueJyNJJ8BpxWQFy8BQQ9SSmfRV4XaEQ9rNKEYFXCb2bAH79Z3DmVebSMuJyenyMQp-bLJig_oTay4nP/s1600/sistem+pertanian+dinasti+zhou.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik5L7F4BLjjcd9EcQ0Qpa1NhOtaKau9Cd5spVJzfm30y80Jw970x8agbHX64fZ5ueJyNJJ8BpxWQFy8BQQ9SSmfRV4XaEQ9rNKEYFXCb2bAH79Z3DmVebSMuJyenyMQp-bLJig_oTay4nP/s200/sistem+pertanian+dinasti+zhou.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Mereka mula-mula hidup sebagai bangsa semi nomad yang lebih mengutamakan
peternakan tapi juga sudah mengenal pertanian. Sistem pembagian tanah
sumur-tegalan (sistem Ching Tien) di Cina berasal dari zaman Chou.</span></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9icY6pZEbEK9tSRLYBjR8d5GGLbFjSrqt0lhB_BSlfWgNl_hkosHcGkdIR_FM-ajoJ1r_JkWPW6RL0MX41Hejk32f7RvE1oEZzRFbv1zui-ZY86vSjk6DG2boqkbqfKAqtmI8nKvPLhpo/s1600/batu+giok.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><i>3. <u>Dinasti Chin</u></i></span></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><i><u><br /></u></i></span></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><i><u><br /></u></i></span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTNsaEVvjTRdM65cN5sLyA0jWd-s-AnLFv8YyIpwhGJcYb7T4zbo1MlpIVqb6b0RkhJ8gcu6P_GqCIx27icrxllBRzhWewIpDHUSRsCAnnSsKhUIi9VTculqziF8LlAKOZnWwuO2txE60I/s1600/perdana+menteri+shang+yang.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTNsaEVvjTRdM65cN5sLyA0jWd-s-AnLFv8YyIpwhGJcYb7T4zbo1MlpIVqb6b0RkhJ8gcu6P_GqCIx27icrxllBRzhWewIpDHUSRsCAnnSsKhUIi9VTculqziF8LlAKOZnWwuO2txE60I/s320/perdana+menteri+shang+yang.jpg" width="320" /></a><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Pada tahun 359 SM, pada masa pemerintahan Hsiao dilakukan perubahan
besar dalam organisasi sosial dan politik, yang dilakukan oleh perdana
mentri Shan Yang (359-338SM). </span></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sistem pembagian tanah dihapuskan dan
diganti dengan pemilikan tanah oleh petani. Pada masa dinasti Chin ini
tanah boleh diperjual belikan secara bebas.</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi02cosGhyWjihoWcZURV5JoySU1O9hzwJAkE_YlIieTIjAiNdZXr9xxwXgeeIIx8v8kxTAj1kdO_ji5cm3brY1OhIP7-39fGS6nuPcXinzmmGQfa7FFYbnRPw1ui144IkCEv1PEP0dxfW2/s1600/kaisar+wen+dinasti+han.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9FKJhkwTsuVzYv8r0JAOYCCKYwhHx_rcUu5Eu-MUJADOQe-4rYx_XDvYZ7LlhBYFx4q4qzcoWnyXB-x7uwuH21azRuQsKT57xfpPQrvE21cVv6-81A9uhri3m-VhHlAlK72BJSMQuGtv6/s1600/kekuasaan+dinasti+han.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRQwo1A-vUubpvG2u0YrZMNQOJKvQ-BDdusIEz0ydPgI-0eEiFrU-HZFULZ-3_hEU2LpQza1O4bGbRkLMOZFVuEGfGNz9vm5ATp4oH_-glPywo3noD-krn7at6EA5dq2m5Ss4E_wv5OfsA/s1600/tembok+cina.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRQwo1A-vUubpvG2u0YrZMNQOJKvQ-BDdusIEz0ydPgI-0eEiFrU-HZFULZ-3_hEU2LpQza1O4bGbRkLMOZFVuEGfGNz9vm5ATp4oH_-glPywo3noD-krn7at6EA5dq2m5Ss4E_wv5OfsA/s400/tembok+cina.jpg" width="400" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Peristiwa penting ketiga
yang terjadi pada masa Chin adalah pembangunan Tembok Besar Cina yang
dimulai pada tahun 220 SM. Pekerjaan ini merupakan penyelesaian dan
penyempurnaan dari tembok yang sudah ada sejak tahun 500 SM. Tembok yang
sudah ada dijadikan satu, tembok ini memanjang dari Sanhaikuan (pantai
pulau Liaotum) sampai ke daerah Ordos, kemudian diperpanjang sampai ke
Tunghuang di Khansu.</span></span></b><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><i>4. <u>Dinasti Han</u></i></span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTNsaEVvjTRdM65cN5sLyA0jWd-s-AnLFv8YyIpwhGJcYb7T4zbo1MlpIVqb6b0RkhJ8gcu6P_GqCIx27icrxllBRzhWewIpDHUSRsCAnnSsKhUIi9VTculqziF8LlAKOZnWwuO2txE60I/s1600/perdana+menteri+shang+yang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9FKJhkwTsuVzYv8r0JAOYCCKYwhHx_rcUu5Eu-MUJADOQe-4rYx_XDvYZ7LlhBYFx4q4qzcoWnyXB-x7uwuH21azRuQsKT57xfpPQrvE21cVv6-81A9uhri3m-VhHlAlK72BJSMQuGtv6/s1600/kekuasaan+dinasti+han.jpg"><img border="0" height="448" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9FKJhkwTsuVzYv8r0JAOYCCKYwhHx_rcUu5Eu-MUJADOQe-4rYx_XDvYZ7LlhBYFx4q4qzcoWnyXB-x7uwuH21azRuQsKT57xfpPQrvE21cVv6-81A9uhri3m-VhHlAlK72BJSMQuGtv6/s640/kekuasaan+dinasti+han.jpg" width="640" /> </a><br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi02cosGhyWjihoWcZURV5JoySU1O9hzwJAkE_YlIieTIjAiNdZXr9xxwXgeeIIx8v8kxTAj1kdO_ji5cm3brY1OhIP7-39fGS6nuPcXinzmmGQfa7FFYbnRPw1ui144IkCEv1PEP0dxfW2/s1600/kaisar+wen+dinasti+han.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi02cosGhyWjihoWcZURV5JoySU1O9hzwJAkE_YlIieTIjAiNdZXr9xxwXgeeIIx8v8kxTAj1kdO_ji5cm3brY1OhIP7-39fGS6nuPcXinzmmGQfa7FFYbnRPw1ui144IkCEv1PEP0dxfW2/s320/kaisar+wen+dinasti+han.jpg" width="320" /></a><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sistem ekonomi yang pernah diterapkan yaitu wu wei jing zi(sistem
perekonomian bebas) dan selain itu ada istilah wu wei er zi (sistem
perekonomian tidak mencampuri) yang di berlakukan pada awal dinasti Han
setelah kejatuhan dinasti Qing akibat pemberontakan petani yang membawa kehancurandibidang ekonomi. </span></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWai3OSrj2gJHRH69Pz4ob2cSgUXUMXIRad4RPeVhyphenhyphenjgQP1WuyJMAqr11CJWt80VSpvZ666yhdXBCKPJbnw_zY2YuBi80Oh6JdKdxC8DKBxpNr4suFaGO3E9mkWe7O2hL4g-zS1HWATpfQ/s1600/kaisar+dinasti+sui+Wen+yang+menyatukan+tiongkok.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><i>5. <u>Dinasti Sui dan Tang</u></i></span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2oZTlPBtP5RumhyKshboj_eCiv7GSqARsNhVEyNsJzFIHBPWfHQAqk9GFEXUaJ9h-6Da-4uSFQqMxyQsMEzXBcFclB5yII7Gk-la0sXicSP1oKKuaPs9V_NU263az2WNTybJFKOgfeexW/s1600/kekuasaan+dinasti+tang.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="443" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2oZTlPBtP5RumhyKshboj_eCiv7GSqARsNhVEyNsJzFIHBPWfHQAqk9GFEXUaJ9h-6Da-4uSFQqMxyQsMEzXBcFclB5yII7Gk-la0sXicSP1oKKuaPs9V_NU263az2WNTybJFKOgfeexW/s640/kekuasaan+dinasti+tang.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Dinasti Sui (589-906M) mempersatukan kembali Cina mempelopori dinasti
yang lebih besar, yaitu dinasti Tang (618-906M). </span></span></b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWai3OSrj2gJHRH69Pz4ob2cSgUXUMXIRad4RPeVhyphenhyphenjgQP1WuyJMAqr11CJWt80VSpvZ666yhdXBCKPJbnw_zY2YuBi80Oh6JdKdxC8DKBxpNr4suFaGO3E9mkWe7O2hL4g-zS1HWATpfQ/s1600/kaisar+dinasti+sui+Wen+yang+menyatukan+tiongkok.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWai3OSrj2gJHRH69Pz4ob2cSgUXUMXIRad4RPeVhyphenhyphenjgQP1WuyJMAqr11CJWt80VSpvZ666yhdXBCKPJbnw_zY2YuBi80Oh6JdKdxC8DKBxpNr4suFaGO3E9mkWe7O2hL4g-zS1HWATpfQ/s1600/kaisar+dinasti+sui+Wen+yang+menyatukan+tiongkok.jpg" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Puncak kejayaan jaman
Tang dicapai pada masa pemerintahan cucu Kao Tsung, yaitu Ming Huang
(712-756M). Pada masa ini Cina mencapai wilayah yang luas, di Barat
berbatasan dengan Kerajaan Abasiah, dialami masa keemasan kesenian Cina,
terutama puisi.</span></span></b><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><i>6. <u>Zaman lima Dinasti dan Shung</u></i></span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Pada zaman Sung perdagangan melaui Asia Tengah makin mundur, karena Asia
Tengah terjadi peperangan antar suku. Di masa ini Cina berorientasi
pada perdagangan laut dan terjadi kemajuan dibidang pelayaran. Namun Di
jaman Sung terjadi perkembangan pemilikan tanah besar-besaran oleh tuan
tanah dari kaum gentry. Hal ini sangat merugikan petani kecil, karena
dua hal, yaitu :</span></span></b></div>
<blockquote style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">1. para pegawai diberikan penghasilan tambahan dari tanah,
dan dibebaskan pajaknya dan mereka berusaha memiliki tanah
sebanyak-banyaknya. </span></b></div>
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
2. Sistem pajak disederhanakan dan hanya berdasarkan luas tanah, tetapi
dalam prakteknya pajak itu dibebankan pada petani kecil. Keuangan negara
makin buruk, penggelapan pajak oleh pemilik tanah makin merajalela.
Selain itu Sung harus membayar upeti kepada bangsa-bangsa penguasa di
perbatasan Utara dan Barat Laut. Jumlah yang harus dibayarkan makin
besar. </span></b></div>
</blockquote>
<br />
<blockquote style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Pada abad ke-11 terjadi krisis ekonomi, untuk mengatasinya
diangakat Wang An Shih (1021-1086) seabagai mentri keuangan tahun 1056M.
Ia berasal dari keluarga gentry yang miskin di Kiang Shi, ia pembela
petani kecil dan pedagang kecil. Ia membuat rencana pembahuaruan politik
ekonomi yang terdiri dari :</span></b></div>
</blockquote>
<br />
<blockquote style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"> 1) merubah ekonomi pengangkutan</span></b></div>
</blockquote>
<br />
<blockquote style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">2)
mengadakan monopoli perdagangan dan pengangkutan oleh negara</span></b></div>
</blockquote>
<br />
<blockquote style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">3)
mendirikan bank patani untuk memberi pinjaman kepada petani kecil</span></b></div>
</blockquote>
<br />
<blockquote style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">4)
mengganti sistem pajak dan menghapuskan pembebasan pajak tanah dan
menaiukan gaji pegawai,</span></b></div>
</blockquote>
<br />
<blockquote style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">5) memperbaharui sisttem ujian </span></b></div>
</blockquote>
<br />
<blockquote style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">6) melakukan
milisi rakyat.</span></b></div>
</blockquote>
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><i>7. Zaman Kekuasaan Mongolia</i></span></span></b><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWX5FWrkaDM91TKTWFNforCPrdz2-ymELAEKV7hzr4orANRhla-nw18GPVwKMaY307F5vBBmXP9_EVT6jXgHmK7xfNATydk8YcVTRsG_X0NkX_U8t18W0F4OXSRQENShgHWbJdT_oD1YXw/s1600/pecahan+kaisar+mongol.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwplpDV2KHtROk9bdz5miJZtclgbA_ZqWLLLusYaS8W43P4worjD0cSVtbTc7MW_0VoFhVhZwuW2PtE9S6hf-AJK_yOgvpkoa4YVRkk_hIfbbbxP8QQQUuiZi8Y00M0CIT1bQpeybEpPwo/s1600/peta+kekuasaan+mongol.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="516" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwplpDV2KHtROk9bdz5miJZtclgbA_ZqWLLLusYaS8W43P4worjD0cSVtbTc7MW_0VoFhVhZwuW2PtE9S6hf-AJK_yOgvpkoa4YVRkk_hIfbbbxP8QQQUuiZi8Y00M0CIT1bQpeybEpPwo/s640/peta+kekuasaan+mongol.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Kekaisaran Mongolia adalah kekaisaran kedua terbesar dalam sejarah
dunia, sesudah Imperium Britania, menguasai sekitar 33 juta km² pada
puncak kejayaannya, dengan perkiraan penduduk sebanyak di atas 100 juta
orang dan menjadi yang paling kuat diantara semua kekaisaran abad
pertengahan. </span></span></b><br />
<br />
<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTjdji3fp4Ml1OwWvD91p1JHUvtBUWGK2NhOcH7Th9u4IoQ9p_jbDD1YNCIuw9GgYEvTlIHR7Py-djb0cPUS_3R8-wnM3C5AwmtUAwudHmN4Tur0DI653_spg3QYSFfRwF8iVPEs0lcppX/s1600/gengis+khan.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTjdji3fp4Ml1OwWvD91p1JHUvtBUWGK2NhOcH7Th9u4IoQ9p_jbDD1YNCIuw9GgYEvTlIHR7Py-djb0cPUS_3R8-wnM3C5AwmtUAwudHmN4Tur0DI653_spg3QYSFfRwF8iVPEs0lcppX/s400/gengis+khan.jpg" width="320" /></a><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Kekaisaran Mongolia didirikan oleh Jenghis Khan pada tahun
1206 M sesudah mempersatukan suku-suku Mongolia yang saat itu sering
berselisih diantara sesama dan memulai banyak penaklukan di seluruh
benua Eurasia yang dimulai dengan penaklukan dinasti Xia Barat di
Republik Rakyat Cina Utara dan Kerajaan Khawarezmi di Persia. </span></span></b><br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"></span></span></b><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Pada
puncaknya, Kekaisaran Mongolia menguasai sebagian besar wilayah Asia
Tenggara ke Eropa tengah. Selama keberadaannya, Mongolia melakukan
pertukaran budaya antara Timur, Barat dan Timur Tengah sekitar abad
ke-13 dan 14. Kekaisaran Mongolia dipimpin oleh Khagan (Khan Agung
keturunan Jenghis Khan) secara turun-temurun. </span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sesudah kematian Jenghis
Khan, Kekaisaran Mongolia pada dasarnya terbagi menjadi empat bagian
yaitu; Dinasti Yuan (Tiongkok), Ilkhanate (Persia), Chagatai Khanate
(Asia Tengah), dan Golden Horde (Rusia). Semua wilayah pembagian itu
dipimpin oleh keturunan Jenghis Khan. Dinastinya merupakan dinasti
pertama yang memerintah seluruh Cina dari Beijing sebagai ibu kotanya.</span></span></b></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy3flV1mtyHgyYcBLbxkBS0a5XVLDzQ73EG6uWqKY1p-VnntD1AJCZwUlCmhXpUxPwJs4Xzglo728fDCnXoh9DFImEB8ikQkIWk_AtNPDSFPU9c8xQAR6ZugQrch_hLoBRZazzYO8C5JN_/s1600/mongol.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy3flV1mtyHgyYcBLbxkBS0a5XVLDzQ73EG6uWqKY1p-VnntD1AJCZwUlCmhXpUxPwJs4Xzglo728fDCnXoh9DFImEB8ikQkIWk_AtNPDSFPU9c8xQAR6ZugQrch_hLoBRZazzYO8C5JN_/s1600/mongol.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Bangsa mongol menyadari pentingnya pendapatan lewat pajak dan
perdagangan ketimbang kegiatan perampokan yang dilakukan oleh leluhur
mereka. Mereka menerapkan sistem pajak yang telah diterapkan semasa
dinasti tang,dimana rakyat harus membayar pajak dalam bentuk gandum,
tekstil atau barang lainnya, serta kerja wajib bagi negara.</span></span></b><br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2dvTTDAMVuOPXP4kcSc9OfTOgWxlTTx_31OeOU4f_QQzx0vf9uhbf_vzkbvstW_iipl4z_bu47tzN-FuvhVphWGqFYA3uhz9XhbY3c-PTtlftxz2DIVeGwIl3WtEEgExrExsl6o8hu5R3/s1600/dinasti+xia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="289" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2dvTTDAMVuOPXP4kcSc9OfTOgWxlTTx_31OeOU4f_QQzx0vf9uhbf_vzkbvstW_iipl4z_bu47tzN-FuvhVphWGqFYA3uhz9XhbY3c-PTtlftxz2DIVeGwIl3WtEEgExrExsl6o8hu5R3/s400/dinasti+xia.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIV2-ie9FpzyhjEq8k1Ldyqnw-PSrP6fyLt43zNtEMG9Doz6dA93dQrZJBeHGtO4y66C1vi2O1tiYfikWyP89GYM9EZZ2PiiRiig7LVMI2Or-SCLOHjt0W1G0fVhvCy6DVqit5OJEQD7ri/s1600/dinasti.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVmQajt443QWqvx4J7jCQufLpGtYP6ukkMgB3i9EzatIsqZ3YECj_8V62RMvXbdo44406VJGc84eEcPSUs46Jh4Tgyok4xtttBFhCNJMe-xSUAXkWJiKo0FjqFQapDBNHZbErQIMK48XBJ/s1600/kota.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Inilah
sebabnya mengapa sistem ini disebut dengan zuyongdiao. Para petani
diharuskan untuk membayar pajak dua kali dalam setahun yang disebut
dengan sistem Liangs-huifa. Untuk memperlancar transportasi dan
perdagangan, dibangunlah suatu terusan antara lembah sungai Yangzi
dengan Khanbaligh. Hubungan perdagangan lewat laut juga masih memberikan
kontribusi besar, dimana hal ini dimungkinkan oleh kemajuan teknologi
pembuatan kapal semasa Dinasti Sang.</span></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sumber : <a href="http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/11/peradaban-perkembangan-dinasti-di-cina.html" target="_blank">Seberkas Sejarah </a></span></span></b></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-74657203673940805492012-05-29T21:36:00.000-07:002012-05-30T08:19:58.342-07:00Tempat Ibadah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Tempat ibadah dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :</b></span></div>
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<li><u><span style="font-size: large;"><b><i>Karma
Vihara</i> </b></span></u></li>
</ul>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>dapat diartikan sebagai kemauan / kehendak kita yang suci untuk
beribadah (mempersiapkan diri ke Vihara / tempat suci sesungguhnya
bathinnya sudah menuju kedalam kesucian Vihara, untuk itu perbuatannya
harus mempersiapkan diri dengan pakaian bersih dan mensucikan ucapan,
perbuatan dan pikiran kearah kesucian).<i> </i></b></span></div>
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<li><u><span style="font-size: large;"><b><i>Arupa Vihara</i> </b></span></u></li>
</ul>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>vihara dalam jiwa yang terbagi memjadi 4 bagian yaitu :</b></span></div>
<ol style="text-align: left;">
<li><span style="font-size: large;"><b>Maitri (Cinta Kasih</b></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><b>Karuna (Welas Asih / Kasih Sayang)</b></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><b>Mudita (Membagi rasa di dalam kegembiraan dan turut simpati atas kesusahan orang lain).</b></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><b>Upeka (Keseimbangan bathin)</b></span></li>
</ol>
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<li><u><i><span style="font-size: large;"><b>Rupa Vihara </b></span></i></u></li>
</ul>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Bentuk tempat ibadah yang terwujud<br /><br />Tempat
ibadah Agama Buddha disebut Rupa Vihara dapat dibagi dalam statusnya
ialah; Arama Vihara yaitu tempat ibadah yang
besar yang terdiri dari :</b></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7qlKycPjwhTWLI-TXeBQWQGSXBbRNFeizqv2PDw9M10eSMWzHXtLy63Zj_RdbV4YjIyvKa_xvGVTtj6ulUX49KQXjJvgxOageLKr4ld9RDoG2_6xvmCO_rhtBF9cCqGqajPPgQYr2vzix/s1600/kuti.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilC8DDhF_66dYQw1YFpMp3FYkY-i0XLxXolUt9_6VsqdimyuaS67Hilz1pezMB-lrHDpEwzaaDGsE5Xv2ASi2DkPnQyKsI8hGdD-jEmWdvfTGzThgVOUieircUagVQqN0Bp2oWIwOWzMlG/s1600/sasana.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglEazf4ngrVRuayid1abRLJkuVQ9qu6LbUGEgK8iAb9b0uIgQV1t14b8HmDE-FxTZNEeiIni_VvyRj7FR8E7JFEwEqJGrpXTVJFtLaKv79TWc8GVX1j8ETAx5U3PG_zev8FBhuTL-6Opgn/s1600/Salah-satu-petugas-Vihara-sedang-melakukan-ritual-sembahyang.F_aya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjafZfyaUz4gIH48Z5vYjjl9PfwoURevc-65l_7gKS-2S7s0RhqSi72kn0XJ68Xd_pvqftPCip5SZADcYW46nXFmIP54oS_YmFOu6vLtUafa28AIs-6gfZ-pione0Tm70J5UT_Xj46vX5Vu/s1600/Vihara+Tien+Kok+Sie+surakarta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjafZfyaUz4gIH48Z5vYjjl9PfwoURevc-65l_7gKS-2S7s0RhqSi72kn0XJ68Xd_pvqftPCip5SZADcYW46nXFmIP54oS_YmFOu6vLtUafa28AIs-6gfZ-pione0Tm70J5UT_Xj46vX5Vu/s1600/Vihara+Tien+Kok+Sie+surakarta.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjafZfyaUz4gIH48Z5vYjjl9PfwoURevc-65l_7gKS-2S7s0RhqSi72kn0XJ68Xd_pvqftPCip5SZADcYW46nXFmIP54oS_YmFOu6vLtUafa28AIs-6gfZ-pione0Tm70J5UT_Xj46vX5Vu/s320/Vihara+Tien+Kok+Sie+surakarta.jpg" width="320" /></a></div>
</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><i>Vihara</i> yaitu tempat ibadah Agama Buddha yang terdiri dari
sekurang-kurangnya ada Dharma Sala, Kuti (tempat tinggal para Bhiksu),
Sasana Loka dll.</b></span></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTswahVTB4EsbtAoyn0TOEGKFthZOrxsgTayZ0qauteMbItjYURrRpPLINuLNXNthKx9HeWGFjpx6v-xanSzRNa4HZGSpKwee3bYXDMiIw-KDQOYfJvjaDI1WoJIJ5T9JysE_ldqn-6GZ2/s1600/ctiya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTswahVTB4EsbtAoyn0TOEGKFthZOrxsgTayZ0qauteMbItjYURrRpPLINuLNXNthKx9HeWGFjpx6v-xanSzRNa4HZGSpKwee3bYXDMiIw-KDQOYfJvjaDI1WoJIJ5T9JysE_ldqn-6GZ2/s400/ctiya.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><i>Caitya/Cetiya</i> yaitu tempat ibadah Agama Buddha
yang kecil yang dapat dimiliki oleh pribadi umat maupun tempat ibadah
kecil yang tidak ada kuti dll.</b></span></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglEazf4ngrVRuayid1abRLJkuVQ9qu6LbUGEgK8iAb9b0uIgQV1t14b8HmDE-FxTZNEeiIni_VvyRj7FR8E7JFEwEqJGrpXTVJFtLaKv79TWc8GVX1j8ETAx5U3PG_zev8FBhuTL-6Opgn/s1600/Salah-satu-petugas-Vihara-sedang-melakukan-ritual-sembahyang.F_aya.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglEazf4ngrVRuayid1abRLJkuVQ9qu6LbUGEgK8iAb9b0uIgQV1t14b8HmDE-FxTZNEeiIni_VvyRj7FR8E7JFEwEqJGrpXTVJFtLaKv79TWc8GVX1j8ETAx5U3PG_zev8FBhuTL-6Opgn/s320/Salah-satu-petugas-Vihara-sedang-melakukan-ritual-sembahyang.F_aya.jpg" width="213" /></a><span style="font-size: large;"><b><i> </i></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><i>Dharma Prasadha</i> yaitu tempat sembahyang Agama Buddha yang dipergunakan juga untuk khotbah.</b></span></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7qlKycPjwhTWLI-TXeBQWQGSXBbRNFeizqv2PDw9M10eSMWzHXtLy63Zj_RdbV4YjIyvKa_xvGVTtj6ulUX49KQXjJvgxOageLKr4ld9RDoG2_6xvmCO_rhtBF9cCqGqajPPgQYr2vzix/s1600/kuti.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7qlKycPjwhTWLI-TXeBQWQGSXBbRNFeizqv2PDw9M10eSMWzHXtLy63Zj_RdbV4YjIyvKa_xvGVTtj6ulUX49KQXjJvgxOageLKr4ld9RDoG2_6xvmCO_rhtBF9cCqGqajPPgQYr2vzix/s400/kuti.jpg" width="266" /></a><span style="font-size: large;"><b><i> </i></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><i>Kuti </i>yaitu tempat tinggal para Bhiksu</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilC8DDhF_66dYQw1YFpMp3FYkY-i0XLxXolUt9_6VsqdimyuaS67Hilz1pezMB-lrHDpEwzaaDGsE5Xv2ASi2DkPnQyKsI8hGdD-jEmWdvfTGzThgVOUieircUagVQqN0Bp2oWIwOWzMlG/s1600/sasana.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilC8DDhF_66dYQw1YFpMp3FYkY-i0XLxXolUt9_6VsqdimyuaS67Hilz1pezMB-lrHDpEwzaaDGsE5Xv2ASi2DkPnQyKsI8hGdD-jEmWdvfTGzThgVOUieircUagVQqN0Bp2oWIwOWzMlG/s400/sasana.jpg" width="400" /></a><span style="font-size: large;"><b><i> </i></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><i>Sasana</i> yaitu tempat belajar Agama Buddha atau perpustakaan</b></span></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqveqwK3o_mKDlASem0OoKMbbT2U1aLeoCIwJbwscLpWJ6_733d1625qEqYB0Al3vnxfCR0tnH1uNeUz-qdR52zIb1hyvkj0WlkKtmntjnwLRn-OPoUqfqSwpM9_cg2jftSCIVfa2b0i9Q/s1600/dharma+sala.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqveqwK3o_mKDlASem0OoKMbbT2U1aLeoCIwJbwscLpWJ6_733d1625qEqYB0Al3vnxfCR0tnH1uNeUz-qdR52zIb1hyvkj0WlkKtmntjnwLRn-OPoUqfqSwpM9_cg2jftSCIVfa2b0i9Q/s1600/dharma+sala.jpg" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixfTqtYrq8vH3eehGnIshnDuNmAkg-zoPTSQm2WzNZN70BTRWY9nud29te_-chKJMWBz_fM97Lz5ZXpv1MHMlSh7XoKbTySVacnLh06UbnXEsCYY7PF7WbxkpmFH1ndX-GYMIlWrO1G2mC/s1600/dharmasala.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><span style="font-size: large;"><b><i> </i></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><i>Dharma Sala</i> yaitu tempat sembahyang, upacara dan khotbah </b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>ajaran Buddha</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgddWjN0hf8ga9Rm_AUnvZy6m9hxTKt6yA5D3TCYAsvTJH7mxczV-xaYm4lXIdT9qGX4WZ0TNlAkEJKNlGAIhr7dcp7T99pG3p4G8mg1N2RI-FamE5whtAOMhbV-iTwB6mpAkh6VsCeFv6G/s1600/dharma+loka.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgddWjN0hf8ga9Rm_AUnvZy6m9hxTKt6yA5D3TCYAsvTJH7mxczV-xaYm4lXIdT9qGX4WZ0TNlAkEJKNlGAIhr7dcp7T99pG3p4G8mg1N2RI-FamE5whtAOMhbV-iTwB6mpAkh6VsCeFv6G/s400/dharma+loka.jpg" width="400" /></a><span style="font-size: large;"><b><i> </i></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><i>Dharma Loka</i> yaitu tempat khotbah Agama Buddha</b></span></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7uUDS6HzobbxGUmNmbocUpzSfFtrUxEJJY-40s9lscYVs5Ekf5HTJg4CkE5NbpcbRNtq2NUNb7ZpDAo3L0jY5FX2swlByP2FLldXdQ_lDm82EHIxcexCvjofb8XycOXYJbrQyAHZww6uN/s1600/samadhi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="312" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7uUDS6HzobbxGUmNmbocUpzSfFtrUxEJJY-40s9lscYVs5Ekf5HTJg4CkE5NbpcbRNtq2NUNb7ZpDAo3L0jY5FX2swlByP2FLldXdQ_lDm82EHIxcexCvjofb8XycOXYJbrQyAHZww6uN/s400/samadhi.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><i> Samadhi Loka</i> yaitu Ruangan Samadi </b></span></div>
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</ul>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-48297639777814365192012-05-29T21:07:00.002-07:002012-05-29T21:07:37.791-07:00Tata Cara Puja Bhakti Mahayana #2<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Adanya benih-benih KeTuhanan (kehidupan) dalam diri manusia dan makhluk
hidup lainnya yang telah dibawanya sejak lahir dalam kandungan sebagai
sumber kehidupannya. Maka makhluk hidup secara langsung mempunyai
hubungan dengan KeTuhanan disebut juga <i>Alayavijnanam.</i><br /><br />Sayang
sekali, masih banyak orang yang tidak dapat merasakan adanya benih
KeTuhanan itu dalam dirinya sendiri sehingga tidak bisa merasakan
ketentraman dan kebahagiaan dalam hidupnya. Untuk itu setiap manusia
harus menyadari bahwa ia mempunyai benih KeTuhanan dan mempunyai
kesempatan yang sama untuk memperoleh kebahagiaan seperti Sang Buddha.
Sehingga setiap manusia harus dapat membangkitkan benih Ketuhanan yang
ada pada dirinya sendiri.<br /><br />Cara membangkitkan benih KeTuhanan
dalam diri sendiri harus dilakukan sendiri dengan berpedoman pada Ajaran
Buddha yaitu :</span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
<i><b><span style="font-size: large;">Karuna Prajna Amitabha landasan kebodhian Sad Paramita
pedoman pelaksanaan, bertekad dilahirkan di Surga Sukhavati, itulah
agama Buddha Mahayana Sukhavati.</span></b></i></blockquote>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><br />Dengan penghayatan kita dapat
membangkitkan benih Ketuhanan dalam diri sendiri. Orang yang mau
berbahagia dan terbebas dari penderitaan yang ada ia harus melaksanakan
hidup dalam pedoman Agama Buddha yang ia wujudkan dalam lima pintu
penghayatan memasuki lautan Surga Sukhavati yaitu :</span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<ol style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<li><b><span style="font-size: large;">Pintu Menghormat dan Sembahyang</span></b></li>
<li><b><span style="font-size: large;">Pintu Memuliakan nama Buddha</span></b></li>
<li><b><span style="font-size: large;">Pintu Bertekad dilahirkan di surga Sukhavati</span></b></li>
<li><b><span style="font-size: large;">Pintu selalu instropeksi perbuatan sendiri apakah sudah hidup dalam
jalan ke-Buddhaan, bila tidak ia harus mau mengoreksinya /
memperbaikinya<br /> </span></b></li>
<li><b><span style="font-size: large;">Pintu Penyaluran jasa, yaitu membagikan kebahagiaannya / berkah kepada yang lain.</span></b></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sebagai umat Buddha yang saleh, setiap hari kita wajib menjalankan :</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></span></b></div>
<ol style="text-align: left;">
<li><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Bersembahyang sebelum dan setelah bangun tidur</span></span></b><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></span></b></li>
<li><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Bersembahyang sebelum dan sesudah makan, dengan memberikan puja kepada Buddha, Dharma dan Sangha.</span></span></b><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></span></b></li>
<li><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sekurang-kurangnya ke Vihara setiap hari Uposatha untuk
bersembahyang secara pribadi, berdoa bersama, kebaktian membaca Sutra,
Matra, memuliakan nama Buddha. </span></span></b></li>
<li><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Berusaha selama 24 jam untuk melatih diri
di jalan kesucian yaitu tidak berbuat jahat, selalu berbuat kebajikan,
sucikan hati dan pikran.</span></span></b><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></span></b></li>
<li><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sekurang-kurangnya setiap Uposatha
melakukan puasa Agama Buddha Mahayana (Vegeterian) dan puasa Buddha
yaitu 8 pantangan / 8 sila.</span></span></b><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></span></b></li>
<li><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"></span></span></b><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Membiasakan diri melakukan Sad Paramita, membalas 4 budi besar (Catur Bhakti) dan menolong mereka di tiga alam samsara.</span></span></b></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sembahyang
/ puja bhakti adalah mutlak bagi setiap umat Buddha yang saleh dan
mempunyai 2(dua) pengertian yang mendasar sebagai berikut :</span></span></b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><u>Sembahyang sebagai sarana membina diri </u></span></span></b></div>
<br /><ul style="text-align: left;">
<li><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Meningkatkan rasa taqwa kepada Hyang Tathagata / Tuhan Yang Maha Esa, para Buddha, Bodhisattva dan Mahasattva</span></span></b></li>
<li><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Meningkatkan penghayatan Ajaran Hyang Buddha, dengan membacakan
Mantra, Sutra, Vinaya dan memasuki 5 pintu lautan surga Sukhavati.</span></span></b></li>
<li><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Meningkatkan renungan akan arti hakekat hidup dan kehidupan /
samadhi (konsentrasi, bhavana, hasilnya samantha / kekuatan iman dan
Vipassyana / kebijaksanaan / pandangan terang.</span></span></b></li>
<li><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Memperkuat akar kebajikan / kebijaksanaan dan memupuk dasar keberuntungan</span></span></b><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></span></b></li>
<li><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Meningkatkan tekad ke Bodhian</span></span></b><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></span></b><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Bila dilakukan dengan rutin berarti melatih, memperkuat dan
mengembangkan daya kemampuan otak kiri dan kanan kita, sekaligus
memperkuat rasa kepercayaan diri dan meletakkan dasar untuk memperoleh
hidup yang lebih beruntung dan bahagia, seta menyimpan jasa dan pahala
agar tumimbal lahir ke alam yang lebih baik, bahkan ke Surga Sukhavati</span></span></b></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><u><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sembahyang sebagai pengamalan dari Ajaran Hyang Buddha</span></span></b></u><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Pengertian
ini merupakan perwujudan kesadaran yang penuh kesucian / paramita,
setiap ucapan, perbuatan, pikiran / jiwa, selalu dilandasi dengan
kesucian dan iklas. Makhluk yang melaksanakan kehidupan sehari-hari
dengan cara ini, berarti ia sudah bersembahyang dalam kehiudupan
sehari-harinya. Demikianlah para Arya suci mulia yang telah mencapai
salah satu dari 10 tingkat kesucian para Bodhisattva (memasuki Jhana/
Arus kesucian).</span></span></b></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-85024221091210482962012-05-29T20:47:00.000-07:002012-05-29T20:47:14.573-07:00Tata Cara Puja Bhakti Mahayana #1<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sebelum kita mengenal lebih dalam tata cara kebhaktian Mahayana, ada
baiknya kita mengenal Etika Buddhis terlebih dahulu, yang telah di
siapkan sejak OBMangala pertama didirikan. </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Apa itu etika ? Etika adalah
suatu peraturan tata susila yang dapat menunjang peningkatan kemoralan,
konsentrasi dan kebijaksanaan seseorang agar orang tersebut dapat hidup
dalam kedamaian dan meningkatkan keharmonisan dunia masyarakat luas. Apa
fungsi dari etika ? Etika bukanlah suatu hukum yang pasti harus
dilaksanakan oleh setiap orang, tetapi dengan hidup beretika, seseorang
dapat membawa dirinya ke masyarakat manapun juga, tanpa memperoleh suatu
kesukaran dan celaan dari puhak lain.</b></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sebelum puja bhakti dimulai para umat sebaiknya :</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </b></span></div>
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Datang sepuluh (10) menit sebelum kebhaktian dimulai</b></span><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </b></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Melepas alas kaki sebelum masuk ke ruang kebhaktian</b></span><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </b></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Namaskara ke hadapan Buddha Rupang</b></span><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </b></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Memakai pakaian sopan dan rapi (dimohon tidak menggunakan pakaian U Can See atau celana pendek) </b></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Mematikan alat komunikasi dalam bentuk apapun</b></span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<br /><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sebelum puja bhakti / chanting / ceramah / diskusi, para umat sebaiknya :</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </b></span></div>
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Tidak berbicara / berbisik kepada siapapun kecuali umat tersebut mempunyai hak untuk bicara</b></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Tidak berdiri/bersandar dengan lengan/tembok atau tidur</b></span><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </b></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Tidak meninggalkan ruangan kecuali sakit</b></span><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </b></span><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Mematikan alat komunikasi</b></span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<br /><div style="text-align: left;">
<span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sewaktu di dalam / luar Cetiya, para umat sebaiknya :</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </b></span></div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Tidak menyelonjorkan / menghadapkan kaki ke arah Buddha Rupang ataupun ke umat lain</b></span><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </b></span></li>
<li><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Melatih Pancasila Buddhis (tidak membunuh, mencuri, berbuat asusila, bicara kotor, mabuk-mabukkan)</b></span></li>
</ul>
<br /><u><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Puja Bhakti Mahayana</b></span></u></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Dibawah
ini adalah puisi yang berjudul Benih ditulis oleh Bhiksu Dutavira di
halaman depan buku ini. Berbicara tentang benih, sebenarnya benih-benih
keTuhanan ada dalam diri. KeTuhanan (Hyang Tathagata) sebagai sumber
kehidupan adalah sebab utama segala sesuatu yang ada dialam kehidupan
ini (segala-galanya bersumber kepada sebab utama ini). </b></span><br /><br /><div style="text-align: center;">
<i><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Benih</b></span><br /><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Jika benih tidak ditanam,</b></span><br /><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Bagaimana anda mengharapkan tumbuhnya buah ?</b></span><br /><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Jika tidak merawat dan memupuk,</b></span><br /><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Bagaimana anda mengharapkan panen berlimpah?</b></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">S'gala kondisi adalah jodoh</b></span><br /><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Tercipta karena sebab</b></span><br /><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Jika sebabnya tiada</b></span><br /><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Layakkah mengharapkan isinya?</b></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Kemelekatan membentuk kondisi</b></span><br /><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Jika tidak dapat melepaskannya</b></span><br /><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Anda tetap seorang manusia biasa</b></span><br /><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Yang berputar dalam arus ketidak-pastian, derita, derita, tanpa inti adanya.</b></span></i><br /><br /><span style="font-size: large;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">(Y.A. Bhiksu Dutavira)</b></span></div>
</div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-43213849133082110172012-05-29T20:38:00.000-07:002012-05-29T20:38:27.940-07:00Sejarah Imlek<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
IMLEK – merupakan penanggalan/almanak/kalender
bagi suatu bangsa/etnis yang berdomisili di daratan Tiongkok (China)
bagian tengah dan timur, terutama adalah suku Han dan beberapa suku lain
yang merupakan mayoritas bangsa tersebut. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Sama dengan penanggalan
Hijriah bagi bangsa –bangsa Arab yang berada di Timur Tengah, atau
penanggalan Masehi bagi bangsa-bangsa Eropa dan lain sebagainya.
Penanggalan-penanggalan ini tidak dihasilkan dari suatu
eksperimen/penemuan yang didapatkan oleh seorang atau sekelompok ilmuan
pada suatu tempat/ruang serta dalam kurun waktu yang tertentu, tetapi
adalah hasil dari pengamatan, pencatatan, pembahasan dan
perbaikan-perbaikan yang berlangsung didalam masa ke masa selama
berabad-abad, bahkan ribuan tahun lamanya oleh suatu bangsa/etnis karena
geografis, kebutuhan hidup, perabadan dan kebudayaan dari kelompok
tersebut. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Dengan demikian penanggalan apapun yang dipergunakan di muka bumi
ini, merupakan pemanfaatan alam semesta ciptaan Tuhan sebagai dasar
untuk suatu kepentingan kehidupan manusia, dan tidak berkaitan dengan
ritual ketuhanan/religius/agama yang ada dan diyakini manusia sejak
sekitar 2000 tahun yang lalu. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Penanggalan / alamanak / kalender Imlek didasarkan atas gabungan
perhitungan peredaran Bulan (Kalender lunar) dan peredaran Bumi
mengelilingi Matahari (kelender solar). Kalender ini selain digunakan
sebagai penanda harian juga digunakan untuk perayaan tertentu terhadap
musim seperti misalnya Perayaan Tahun Baru sebagai awal musim semi.
Kalender ini pertama kali dikembangkan satu milenium sebelum masehi. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Legenda menyebutkan pertama kali ditemukan pada kekaisaran Yellow (Huang
Di) dan ditambahkan sistem kabisat pada zaman Dinasti Yao. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Karena Tiongkok (China) termasuk wilayah sub-tropis maka penanggalan
pun mengacu kepada parameter equinox (posisi Matahari tepat di
khatulistiwa) dan solstice (posisi Matahari terjauh di utara/selatan
khatulistiwa). Perkembangan selanjutnya dipengaruhi oleh sistem
astronomi barat melalui Jesuit dan sistem kalender Gregorian (kalender
Masehi yang kita kenal sekarang). </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Beberapa aturan perhitungan yang ditetapkan tahun 104 SM masih
berlaku hingga sekarang, seperti Bulan adalah ”Bulan lunar”, awal hari
dihitung mulai saat tengah malam (pukul 00:00) dan winter solstice
selalu pada bulan ke 11 (memasuki zodiak Capricorn) serta beberapa
aturan dasar lainnya. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Jadi, meskipun penanggalan bulan berdasarkan peredaran Bulan namun
karena parameter equinox dan solstice di atas; Bulan pada kalender China
selalu tidak jauh beriringan dengan penanggalan Masehi (berbeda dengan
kalender Hijriyah yang hanya mengacu ke peredaran Bulan saja).</span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"> Sebagai
contoh nyata perayaan Tahun baru Imlek selalu berada di antara akhir
bulan Januari hingga minggu ketiga Februari.Masyarakat Tiongkok di daratan pada awalnya adalah masyarakat
agraris yang kehidupannya sangat tergantung pada iklim dan kesuburan
tanah. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Daratan Tiongkok memiliki 4 macam iklim yang berbeda (musim Semi,
Panas, Gugur dan Dingin), maka para petani sangat mengandalkan
pengetahuan iklim untuk melakukan rutinitas pertanian, dan para nelayan
yang hidup disepanjang pantai serta pelayaran perlu mengetahui keadaan
cuaca dengan benar pula, kebutuhan kehidupan inilah yang mendesak
manusia untuk memiliki pengetahuan tentang perubahan iklim dan menjadi
sangat vital. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Dengan demikian, perayaan Imlek pada awalnya dimaknai
sebagai rasa syukur masyarakat agraris Tiongkok karena telah lepas dari
musim Dingin dan memasuki musim Semi yang baik untuk pertanian. Akurasi
penanggalan ini dapat dilihat antara lain pada saat Bulan Purnama yang
selalu tepat jatuh pada tanggal 15. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Disamping itu Laksaman Cheng Ho (Zheng He) yang berawal dari tahun
1405 sampai 1433, melakukan pelayaran yang sangat spektakuler pada zaman
itu, dengan armada yang sangat besar (300 buah Kapal dan 28.000 Awak
kapal), telah melakukan 7 (tujuh) kali Muhibah Bahari sampai ke benua
Afrika, bahkan dinyatakan telah mendarat di benua Amerika 87 tahun
sebelum Columbus (menurut buku ”1421” karangan mantan Kapten AL. Gavin
Menzies dari Inggris), juga menggunakan jadwal pelayaran yang
berdasarkan pada perubahan iklim dan arah angin dari petunjuk
penanggalan Imlek ini, sehingga jadwal setiap kali keberangkatan dan
kembali dari muhibah tersebut selalu jatuh pada waktu yang hampir
bersamaan. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Im-Lek (dialek Hokkian/Yin Li bahasa Mandarin) masing-masing Im (Yin)
– dari Im-Yang (Negatif & positif), suatu paham yang meyakinkan
bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, selalu mengandung dua
macam elemen/sifat yang saling berlawanan, namun juga saling
menyeimbangi, sama halnya dengan Bumi yang diseimbangi antara Bulan
(Malam, Gelap dan Dingin) dan Matahari (Pagi, Terang dan Panas). Lek
(li) – berarti penanggalan penunjuk hari, bulan dan tahun. </span></b></div>
</blockquote>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Dalam proses penetapan kalender yang panjang itu para ahli astronomi
Tiongkok kuno pada akhirnya menetapkan 12 tahun Imlek dalam 1 (satu)
siklus. Astrologi Tiongkok (salah satunya kita kenal sebagi Shio) jauh
lebih rumit dari sistem astrologi Barat, ada 12 binatang yang menjadi
simbol astrologi serta 5 macam unsur materi. Jika digabungkan bisa
menjadi 60 kombinasi. Kedua belas binatang tersebut adalah Tikus, Sapi,
Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing dan
Babi, serta kelima unsur materinya adalah Kayu, Api, Tanah, Emas (atau
Besi) dan Air. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Mengingat proses penetapan yang sangat panjang itu, maka terjadi
banyak versi tentang penghitungan tahun Imlek yang beredar di masyarakat
Tiongkok kala itu, setiap dinasti yang berkuasa selalu menetapkan
berdirinya dinasti tersebut sebagai tahun baru pertama dan seterusnya.
Dengan banyaknya dinasti yang ada dalam sejarah Tiongkok, maka perbedaan
penghitungan tahunpun menjadi sangat beragam, hingga pada dinasti Ch’in
(tahun 221-207 SM), Raja Ch’in sebagai pendiri dinasti pertama yang
dapat menguasai dan mempersatukan sebagian besar daratan Tiongkok (dari
bagian tengah sampai timur) memerintahkan untuk menetapkan penghitungan
awal tahun Imlek terhitung dari tahun kelahiran Khong Hu Chu (Kongfuzi
–seorang filosof tersohor yang karyanya menjadi pedoman/prinsip hidup
pemerintah dan masyarakt di Tiongkok), karena sejak itu tidak ada
perubahan yang singnifikan atas hitungan tersebut, maka penghitungan itu
berlanjut hingga saat ini. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Tahun Baru Imlek sebagai awal tahun yang dimulai dengan berakhirnya
musim dingin dan datangnya musim semi di daratan Tiongkok, saat itulah
petani mulai melakukan pekerjaan cocok tanam, saat yang sangat
dinanti-nantikan untuk memulai pekerjaan yang akan memakmurkan keluarga.
Sebagai tanda penyambutan hari itu, masyarakat bersuka ria mengadakan
perayaan. Sejarah Tiongkok sangat panjang, daratan yang luas, daerah
yang berjauhan serta perbedaan geografis tentu membentuk karakter,
budaya dan tradisi yang berbeda di setiap daerah, maka kebiasaan atau
cara yang dilakukan untuk merayakan hari itu akan berbeda di setiap
daerah. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Apabila kita kembalikan kepada makna Imlek sebagai rasa syukur akan
datangnya tahun baru yang juga menandai awal musim semi, maka sistem
penanggalan yang diterapkan oleh Dinasti Xia (Abad ke 21—17 SM) lebih
cocok dijadikan sebagai patokan awal Tahun Baru Imlek. Bukan sejak tahun
pemerintahan Dinasti Ch’in (221-207 SM) yang menetapkan berdasarkan
pada tahun kelahiran Khong Hu Chu (tahun 551 SM) seperti yang dipercaya
sebagian besar masyarakat Tionghoa. </span></b></div>
</blockquote>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Adalah suatu kebiasaan umum di dalam masyarakat disana bahwa dalam
suasana yang bahagia itu akan melibatkan seluruh keluarga, begitu pula
dalam kehidupan sehari-hari yang selalu berada dalam lingkungan yang
dekat, maka pada momentum yang bahagia ini, seluruh sanak keluarga akan
saling memberi hormat, terutama kepada yang lebih tua, dan sebaliknya
kertas merah (lambang kehabagiaan / keberuntungan) yang disebut Angpao
(atau Ya sui qian –rejeki agar awet muda/umur panjang), kebiasaan ini
lambat laun menjadi adat dan tradisi di Hari Raya Imlek ini. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Perjamuan makan bersama pada malam menjelang tahun baru adalah hal
utama yang biasa dilakukan, sekaligus untuk bermusyawarah merencanakan
pekerjaan yang akan segera dimulai esok hari, menu makanan yang
disajikanpun makin beragam dan bermakna sejalan dengan perkembangan
zaman dan tingkat kemakmuran, serta mitos-mitos di setiap daerah
misalnya: </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
<i>Ikan ( Yu – yang dengan nada sama berarti ’Berkelebihan’) menjadi
menu makanan yang tidak boleh ditinggalkan agar keluarga tersebut
mendapat tambahan rejeki yang besar di tahun depan ini.</i></span></b></div>
</blockquote>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Kue-kue an juga merupakan hidangan ringan yang harus disediakan untuk
menjamu tamu dan kudapan di saat santai, kue-kue ini disediakan dengan
rasa yang manis, agar masa depan keluarga dan tamu akan semanis kue-kue
ini, begitu pula dengan bentuk yang memiliki makna masing-masing serta
beda di setiap daerah, misalnya di: </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
<i>Tiongkok bagian utara ada Shui Jiao –semacam Pangsit yang berisi
berbagai jenis sayuran dan daging yang dimaknakan manusia harus hidup
bersatu dan rukun. Tiongkok bagian selatan ada Nian Gao – kue Ranjang
(Nian – dengan nada sama berarti ’Tahun’, Gao – dengan nada sama berarti
’Tinggi’) yang dimaknakan semoga hari-hari kedepan tingkat kehidupan
jadi semakin tinggi/makmur. </i></span></b></div>
</blockquote>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Dalam hal makanan, perayaan Hari Raya Imlek di Indonesia telah
membaur dengan unsur budaya lokal. Pada hari ke 15 yang merupakan
penutupan rangkaian acara perayaan Hari Raya Imlek, di beberapa tempat
dihidangkan makanan yang dikenal dengan nama <i>Lontong Cap Goh Meh</i>.
Sedangkan Masyarakat di daratan Tiongkok tidak mengenal lontong karena
lontong adalah makanan khas Indonesia. Ini merupakan representasi dari
pertautan lintas budaya. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Barongsai dan liang-liang adalah salah satu atraksi kesenian dan
kebudayaan tradisional yang selalu ditampilkan pada perayaan-perayaan di
masyarakat Tiongkok, maka pada perayaan Hari Raya Imlek inipun menjadi
suatu atraksi yang tidak terlewatkan, paduan kesenian dan akrobatik ini
disukai karena suara tabuhan tambur yang keras, dapat menarik perhatian
masyarakat untuk datang menyaksikan, sedangkan wajah Barongsai dan
Liang-liong yang seram dan warna warni tersebut dianggap dapat
menakut-nakuti, bahkan mengusir makhluk jahat maupun binatang buas yang
akan / dapat mengganggu masyarakat, namun pada tempat/daerah yang
berbeda akan terdapat implementasi makna yang sedikit berbeda. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Komunikasi lintas budaya juga muncul dalam tradisi ’barongsai’ yang
bisa dimainkan kapan saja dan oleh siapa saja, begitu juga dalam acara
gotong toapekong yang hanya dilakukan pada hari ke-15 setelah Imlek,
yaitu Cap Go Meh. Di Jakarta, Medan, dan juga kota-kota lain di
Indonesia selalu menyertakan kaum penduduk asli sebagai pemain.
Sementara itu pertunjukan itu dapat ditonton oleh semua orang, baik oleh
etnis Tionghoa maupun etnis lain. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Agama Tao- adalah suatu ajaran tentang keyakinan terhadap yang maha
kuasa (ketuhanan) pertama di daratan Tiongkok, yang lahir dari ajaran
Laozi (+/- tahun 600 SM), disusul dengan masuknya agama Budha (+/- tahun
500 SM) dari India, serta penghormatan terhadap Filosof tersohor Kong
Hu Chu (Kong fuzi – +/- tahun 550 SM) yang akhirnya berkembang menjadi
pada tokoh terakhir ini, dalam perjalanan sejarah menjadi keyakinan yang
dianut oleh masyarakt ini, walau ada sebaian masyarakat menyembah
secara terpisah, namun sebagian besar masyarakat menyembahnya dengan
digabung menjadi satu dan disebut San Jiao (Tiga Ajaran – Tri Dharma).</span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Semenjak itu, pada perayaan Hari Raya Imlek, para umat agama tersebut
disamping melakukan kebiasaan (adat dan tradisi) penyembutan Hari Raya
Imlek dalam keluarga masing-masing, juga melakukan sembayang
(penghormatan dan syukuran) kepada Tian (sebutan terhadap Tuhan) serta
siombol-simbol ketuhanan yang diyakini umatnya, di Klenteng (rumah
ibadah Tri Dharma atau Tao) dan Vihara (Budha), sebagai ungkapan rasa
syukur atas keselamatan dan rezeki yang telah diperoleh serta
pengharapan untuk sesuatu yang lebih baik di masa yang akan datang pada
Sang Pencipta atau Penguasa Alam Semesta ini, namun bagi masyarakat yang
kemudian memeluk agama lain (Islam dan kristen yang menyebar ke daratan
Tiongkok pada abad V dan VI), bahkan bagi pemaham ajaran Atheis (pada
abad XIX), tentu acara-acara ritual itu tidak dilakukan, cukup dengan
kebiasaan (adat dan tradisi) dalam keluarga. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Indonesia tergolong tempat kedatangan imigran dari daratan Tiongkok
yang terbesar di seluruh dunia, sejak abad VII, para saudagar dari
daratan Tiongkok berdatangan ke Nusantara, mereka disamping melakukan
perdagangan dengan penduduk setempat, juga melakukan penyebaran agama
yang dianutnya, dari agama Hindu, Budha sampai agama Islam, sebagian
mereka akhirnya tinggal dan menetap disini (buku Ying-yai Sheng-lan yang
mencatat perjalanan Cheng Ho dituliskan dan menetap disini (buku
Ying-yai Sheng-lan yang mencatat perjalanan Cheng Ho dituliskan bahwa
beliau telah berkunjung/menemui pada beberapa komunitas Tionghoa muslim
yang bermukim di Nusantara), setelah Kerajaan Belanda datang dan
akhirnya menjajah di Nusantara dengan VOCnya, untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja di perkebunan, pertambangan, dan bangunan VOC, mereka
mendatangkan orang-orang dari daratan Tiongkok bagian timurlaut yang
saat itu terpuruk akibat perang dan bencana alam yang terjadi disana,
dan para pendatang ini beragama leluhur (Tao, Tri Dharma atau Budha) dan
dimanfaatkan oleh penjajah Belanda sebagai ’kepanjangan tangan’ mereka
dalam menjalankan pemerintahan kolonialnya.</span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Dengan demikian sejak itu
terdapat dua macam komunitas Tionghoa yang berbeda agama dan tinggal /
menetap di Nusantara, pada akhirnya menjadi generasi sekarang yang
sangat berbeda satu dengan yang lain (Heterogen – masing-masing
membentuk karakter yang berbeda berdasarkan dari latar belakang
generasi, pendidikan, agama dan tempat kelahiran / domisili), sehingga
dalam menyikapi Tahun Baru Imlek ini, masing-masing memiliki pandangan
yang berbeda. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Orde Baru yang menutup sekolah berbahasa Tionghoa, melarang buku,
majalah dan apapun yang beraksara Tionghoa / Mandarin, yang berlangsung
selama 30 tahun lebih, telah mengikis habis orang-orang Tionghoa di
Indonesia yang benar-benar paham dengan sejarah, budaya, adat istiadat
dan tradisi leluhur dari Tiongkok, mereka telah habis karena meninggal
dunia atau pikun oleh usia yang uzur, sehingga pemahaman tentang Tahun
Baru Imlek ini hanya sebatas apa yang tetap / pernah dilakukan dalam
keluarga masing-masing, dan pengalaman peribadi ketika berada di
Komunitas Tionghoa yang tinggal di luar negeri / negara tetangga
(Singapore, Malaysia, Hongkong dan Taiwan), bahkan yang pernah mendapat
pengalaman di Tiongkok, sedangkan sekelumit pemahaman yang diperoleh ini
lebih banyak berarah pada segi seremonial atau hanya dari sudut pandang
bisnis, bukan dari sudut ilmiah dan kebenaran sejarah. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Era Reformasi yang demokratis dan menjunjung tinggi Hak-Hak Asasi
Manusia (HAM), bertekad membangun Wawasan Kebangsaan dengan paham
Pularisme, serta usaha pemerintah sekarang dalam menghapuskan
perbedaan-perbedaan hukum antar warga negara, seluruh rakyat Indonesia,
telah menghidupkan kembali gairah warga Tionghoa utnuk merayakan Hari
Raya Imlek yang secara resmi ditetapkan sebagai Hari Raya Nasional.</span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"> Namun perlu diingat, bahwa makna dan nilai-nilai budaya, adat serta
tradisi leluhur atas Hari Raya Imlek ini harus benar-benar dipahami oleh
seluruh masyarakat Indonesia, terutama bagi Warga Tionghoa, jangan
sekedar seremonial yang berlebihan dan pesta hura-hura, karena euphoria
hanya akan melukai hati orang lain, ketidak pahaman akan membuat orang
lain menjadi curiga, hanya keterbukaan dan kebersamaan yang justru akan
menambah kemeriahan Perayaan Hari Raya Imlek ini. </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">
Pada saat ini dalam merayakan Hari Raya Imlek, masyarakat Tionghoa
seperti yang beragama Khatolik merayakannya di lingkungan gereja.
Beberapa gereja Katolik di Jakarta pada setiap Hari Raya Imlek selalu
mengadakan Misa Khusus yang dipersembahkan sebagai rasa syukur kepada
Yang Maha Kuasa. Bagi Orang Islam Tionghoa, begitu pula seperti warga
PITI di D. I Yogyakarta sejak beberapa tahun lalu telah mengadakan
syukuran antara lain di Masjid Syuhada. Jadi Hari Raya Imlek
sesungguhnya dapat dirayakan oleh seluruh warga, karena Perayaan Hari
Raya Imlek tidak berkaitan dengan kepercayaan/agama.
</span></b></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-41141575880863749472012-05-28T02:23:00.000-07:002012-05-28T22:40:25.253-07:00Vihara di Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM2rLFaVSCjzdu8S4Z-h_Ycex4ViggS3S7U1EVV83oEegGhsl3Na8bXNfx-bFX1jYqf-kSoQ_PqTaMNfItCq3VicO4iJZCcmqujstLFLEXA7xe3vnljhAs2DNcoeJrovBluX_AbAIBamV3/s320/Vihara+Dhammadipa+manado.jpg" width="280" /> </b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<a href="http://www.patria.or.id/multimedia/vihara/161-manado-vihara-dhammadipa.html" target="_blank"><u><span style="font-size: large;"><b>Vihara Dhammadipa di Manado</b></span></u></a></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE77PfwWW3qWA8sEUouYIdtUqVd_OYJCqL5ykXn6MkrJc66Biqe-pu5yEGTuD55FIEEBwkh6ZThmCXk85F5Hz0jlysN-uo3euU6WgpZpsF5bWnGEhy4XUtdN-vsYtfjEiDMEbcaW7kaJfX/s1600/Vihara+Hok+An+Kiong+di+Bengkalis+-+riau.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE77PfwWW3qWA8sEUouYIdtUqVd_OYJCqL5ykXn6MkrJc66Biqe-pu5yEGTuD55FIEEBwkh6ZThmCXk85F5Hz0jlysN-uo3euU6WgpZpsF5bWnGEhy4XUtdN-vsYtfjEiDMEbcaW7kaJfX/s320/Vihara+Hok+An+Kiong+di+Bengkalis+-+riau.jpg" width="320" /> </a></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<a href="http://www.wisatamelayu.com/id/tour/86-Vihara-Hok-An-Kiong-di-Bengkalis/navcat" target="_blank"><u><span style="font-size: large;"><b>Vihara Hok An Kiong di Bengkalis - Riau</b></span></u></a></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5DtGugekWY265lrLLwYT4TWp0umFElL6KtXmxAHtCsljKxLv1AnypwSY9VZI6bwlW1A9tVzQPdEhMIj7LWcgfg_qiG9L8OB2aqGdIBmIrpX4R8nIvvf1BYOl4uGcA_ZPX1ZS7G5gl9LKg/s1600/Vihara+Mahavira+Graha+Semarang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5DtGugekWY265lrLLwYT4TWp0umFElL6KtXmxAHtCsljKxLv1AnypwSY9VZI6bwlW1A9tVzQPdEhMIj7LWcgfg_qiG9L8OB2aqGdIBmIrpX4R8nIvvf1BYOl4uGcA_ZPX1ZS7G5gl9LKg/s320/Vihara+Mahavira+Graha+Semarang.jpg" width="320" /></a></b></span></u></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://seputarsemarang.com/vihara-mahavira-2693/" target="_blank"><u><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>Vihara Mahavira Graha di Semarang</b></span></u></a><br />
<u><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b><br /></b></span></u><br />
<u><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdJm_CwbW10wrfs9vPKEb2WpOxeS2K6dpo1z9XBpLUU2LITZPeCvx96gwOxVA-WLB67X_h5LLhdbtrYWfY8eQ6XnQRX3Rx_bs7chOjKD9wKb80Amem3I03Efh3BrKKtdTi8kB5Inb0Nli7/s1600/Kuil+Ban+Hin+Kiong+manado.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdJm_CwbW10wrfs9vPKEb2WpOxeS2K6dpo1z9XBpLUU2LITZPeCvx96gwOxVA-WLB67X_h5LLhdbtrYWfY8eQ6XnQRX3Rx_bs7chOjKD9wKb80Amem3I03Efh3BrKKtdTi8kB5Inb0Nli7/s320/Kuil+Ban+Hin+Kiong+manado.jpg" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.wisatamelayu.com/id/tour/35-Kuil-Ban-Hin-Kiong/navcat" target="_blank"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>Vihara Ban Hi Kiong </b></span></a></div>
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4E_R0mxpjcwihJy-qOk39LZLzHSJGLWIROTRrH7GZ4Pc0-yzMr0HsTbTSGk_819LzwzuYByjJWFYfMsJ0cwoSxQIWX7_pvPB9XpLvaX9FEtzmIHFJD9W3G3vuyJgeuY0-8FgZ7_qPj391/s1600/Vihara+Samaggi+Jaya+blitar,+jatim.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4E_R0mxpjcwihJy-qOk39LZLzHSJGLWIROTRrH7GZ4Pc0-yzMr0HsTbTSGk_819LzwzuYByjJWFYfMsJ0cwoSxQIWX7_pvPB9XpLvaX9FEtzmIHFJD9W3G3vuyJgeuY0-8FgZ7_qPj391/s1600/Vihara+Samaggi+Jaya+blitar,+jatim.jpg" /></a></b></span></u></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://www.samaggi-phala.or.id/vihara-samaggi-jaya-2/samaggi-jaya/" target="_blank"><u><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>Vihara Samaggi Jaya Blitar-Jatim</b></span></u></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4x262LVSpwOREupUoxyLRzqgZORkSbwnmGF-XwLN1c5H6GKqXugsqbd9wPHIQD7HgwC-UTORrmWJ7tZq0HEjKkKU2pZVCyEQ9UgejB7vVrl9dVMfCfwYBxXC3XFRgsV9ShlCh559WaJQ8/s1600/Vihara+Sian+Djin+Kupoh+karawang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="206" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4x262LVSpwOREupUoxyLRzqgZORkSbwnmGF-XwLN1c5H6GKqXugsqbd9wPHIQD7HgwC-UTORrmWJ7tZq0HEjKkKU2pZVCyEQ9UgejB7vVrl9dVMfCfwYBxXC3XFRgsV9ShlCh559WaJQ8/s320/Vihara+Sian+Djin+Kupoh+karawang.jpg" width="320" /> </a></b></span></u></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=167&lang=id" target="_blank"><u><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>Vihara Sian Djin Kupoh di Karawang</b></span></u></a></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH71Z7fiNLKofifdpp2E72Y0ks82haGYvC9AVq1006I_Ka6OXfsXUC980K8dQjoQWQTL9ibWZg5lx_hHbz7FO2ySjSjr_V1HfVCdnUHshVexpW3AEYB6hMVGXOFwnGB2TmXRxwxHgSnXuE/s1600/Vihara+Thay+Hin+Bio+bandar+lampung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH71Z7fiNLKofifdpp2E72Y0ks82haGYvC9AVq1006I_Ka6OXfsXUC980K8dQjoQWQTL9ibWZg5lx_hHbz7FO2ySjSjr_V1HfVCdnUHshVexpW3AEYB6hMVGXOFwnGB2TmXRxwxHgSnXuE/s320/Vihara+Thay+Hin+Bio+bandar+lampung.jpg" width="240" /> </a></b></span></u></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://www.jalanjalanyuk.com/vihara-thay-hin-bio-tertua-di-teluk-betung/" target="_blank"><u><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>Vihara Thay Hin Bio bandar lampung</b></span></u></a></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuh2OkyhGIPWOv53Vc4-neu4jT2cvzBXbxb7cWQIJy-Ms4_C2-Uff18SM6JE-RS_AWvO_phgI3d9ih0IExs5uSx8SBFvE7rxkfzSwG9CViv0d6mPBMSpQtr2j8yDBjkq1l0QLfgAUMBKzA/s1600/Vihara+Tien+Kok+Sie+surakarta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuh2OkyhGIPWOv53Vc4-neu4jT2cvzBXbxb7cWQIJy-Ms4_C2-Uff18SM6JE-RS_AWvO_phgI3d9ih0IExs5uSx8SBFvE7rxkfzSwG9CViv0d6mPBMSpQtr2j8yDBjkq1l0QLfgAUMBKzA/s320/Vihara+Tien+Kok+Sie+surakarta.jpg" width="320" /> </a></b></span></u></div>
<div style="text-align: center;">
<u><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>Vihara Tien Kok Sie di Surakarta</b></span></u></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1vEuf7ClCMLxNpw7m7E5szRTkJM2xXhw8dV9flZVZ1v4VWxQq4hXsLrGtp6pZ0CA5t6vORZCKFyJkYEFLeXugRfx8sZit189ad32qg5CNKgHnLVdmrc98GqE8Hd-_HAsxS7NnFn0SiZ1l/s1600/vihara+Chikung+singkawang-kalbar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1vEuf7ClCMLxNpw7m7E5szRTkJM2xXhw8dV9flZVZ1v4VWxQq4hXsLrGtp6pZ0CA5t6vORZCKFyJkYEFLeXugRfx8sZit189ad32qg5CNKgHnLVdmrc98GqE8Hd-_HAsxS7NnFn0SiZ1l/s1600/vihara+Chikung+singkawang-kalbar.jpg" /> </a></b></span></u></div>
<div style="text-align: center;">
<u><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>Vihara Chikung di Singkawang-KalBar</b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSPdtAUbeVMdZhaMtOrmGkdpMjB7dv7j2WThUtD-tYDL7eGCo8gsQ50bXtaO-lOicT9DsE1D1ba8dOQq6dvKdHLy6rmIShYRX7eRJitDKPrQDO3iVqbLeuawS7_PgyrQ-dWphvNgbNe3XB/s1600/vihara+avalokitesvara+serang-banten.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSPdtAUbeVMdZhaMtOrmGkdpMjB7dv7j2WThUtD-tYDL7eGCo8gsQ50bXtaO-lOicT9DsE1D1ba8dOQq6dvKdHLy6rmIShYRX7eRJitDKPrQDO3iVqbLeuawS7_PgyrQ-dWphvNgbNe3XB/s320/vihara+avalokitesvara+serang-banten.jpg" width="320" /> </a></b></span></u></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://www.wisatamelayu.com/id/tour/630-Vihara-Avalokitesvara/navcat" target="_blank"><u><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>Vihara Avalokitesvara Serang-Banten</b></span></u></a></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6yZ0miqPGmIJzm7Z0MCic6ZsmCDWu1CYDsQ1hLyVUOHT4kOCp5cOBVV-0q89NdaFlQXLfnEzQ5lJtYlRT9S17daHNaF8Wfs4Y6eVu7yOrNPW0i6JGvaaRNPtLNewyUa4yNn_YY_hmOYCv/s1600/vihara+chikung+medan.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6yZ0miqPGmIJzm7Z0MCic6ZsmCDWu1CYDsQ1hLyVUOHT4kOCp5cOBVV-0q89NdaFlQXLfnEzQ5lJtYlRT9S17daHNaF8Wfs4Y6eVu7yOrNPW0i6JGvaaRNPtLNewyUa4yNn_YY_hmOYCv/s1600/vihara+chikung+medan.JPG" /></a></b></span></u></div>
<div style="text-align: center;">
<u><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>Vihara Chikung di Medan</b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOXUnrQhDAV1AJMeVihRgM3F-BCx0Q067vpOS5nLqs3RkuohiBf8ILnCm0iYkqfc28ba2q-kUZkFxVl2Bf-BAMp3oTGvEdFS2OICYgHQEYIL0FY2CrJE-R9yqfISWsyJlajoZIx5Dj1QMs/s1600/vihara+dewi+kuan+yim.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOXUnrQhDAV1AJMeVihRgM3F-BCx0Q067vpOS5nLqs3RkuohiBf8ILnCm0iYkqfc28ba2q-kUZkFxVl2Bf-BAMp3oTGvEdFS2OICYgHQEYIL0FY2CrJE-R9yqfISWsyJlajoZIx5Dj1QMs/s1600/vihara+dewi+kuan+yim.jpg" /> </a></b></span></u></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://www.wisatamelayu.com/id/tour/235-Vihara-Dewi-Kuan-Yin/navcat" target="_blank"><u><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>Vihara Dewi Kuan Yim</b></span></u></a></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u><br />
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCrjauu7zgggaNyoQD0GKgjhAmuxB2yO-p2J7WxvVk_9YGba_SuS7vn9lwAyc6STM92Ci9YKaLwHvadLVlt0zMEKqax1L4KIvvaiSp9hQ8LyYXg1GcU-Pu3g_GIzAtpeVQ0yV4A83gLYmi/s1600/vihara+giriloka.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCrjauu7zgggaNyoQD0GKgjhAmuxB2yO-p2J7WxvVk_9YGba_SuS7vn9lwAyc6STM92Ci9YKaLwHvadLVlt0zMEKqax1L4KIvvaiSp9hQ8LyYXg1GcU-Pu3g_GIzAtpeVQ0yV4A83gLYmi/s320/vihara+giriloka.jpg" width="320" /> </a></b></span></u></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://www.wisatamelayu.com/id/tour/1092-Vihara-Giriloka/navcat" target="_blank"><u><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>Vihara Giriloka</b></span></u></a></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u><br />
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBo0XRvWhfSHtuFEHgGOKX3qM7qpff2P2_KDW2yZtV8CS_18T430U4YrVZC6yyrqAZlxXIKXuPSXOQsYLz0XXsl9GGzOzjtXvxvGe2-YVpPHT8AnFqjCH81jr8en6Hj1MroGxIm3s-ZD7R/s1600/vihara+pohon+bayan+tanjung+pinang+riau.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBo0XRvWhfSHtuFEHgGOKX3qM7qpff2P2_KDW2yZtV8CS_18T430U4YrVZC6yyrqAZlxXIKXuPSXOQsYLz0XXsl9GGzOzjtXvxvGe2-YVpPHT8AnFqjCH81jr8en6Hj1MroGxIm3s-ZD7R/s320/vihara+pohon+bayan+tanjung+pinang+riau.jpg" width="320" /> </a></b></span></u></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://www.wisatamelayu.com/id/tour/107-Vihara-Pohon-Bayan/navcat" target="_blank"><u><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>Vihara Pohon Bayan di Tanjung Pinang-Riau</b></span></u></a></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u><br />
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXPtSw-6g833SRRxEcJZmHEzEZgPZYl0vkwG8IlYdJIeXLFJSUyLxnQNA2qHFw5zwKkwSfimhiiCLO8Lo5CdsWjnNsG6X5RKk3uwRhoc6fDAwyN_xWYfCGh5lfIIuOCW63Tz_bqAg7u_3y/s1600/vihara+pramahatat+woramahawiharn.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXPtSw-6g833SRRxEcJZmHEzEZgPZYl0vkwG8IlYdJIeXLFJSUyLxnQNA2qHFw5zwKkwSfimhiiCLO8Lo5CdsWjnNsG6X5RKk3uwRhoc6fDAwyN_xWYfCGh5lfIIuOCW63Tz_bqAg7u_3y/s320/vihara+pramahatat+woramahawiharn.jpg" width="320" /> </a></b></span></u></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b> <a href="http://www.wisatamelayu.com/id/tour/913-Vihara-Pramahatat-Woramahawiharn/navcat" target="_blank">Vihara Pramahatat Woramahawiharn</a></b></span></u></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></u></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-27139108947236625962012-05-28T01:03:00.002-07:002012-05-29T22:09:37.216-07:00Struktur Sangha di Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b> Struktur Organisasi</b></span></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP6lXv40kBXuEEvKhoF5l3L9W8_-R2N-UE_qEqJ7_96RsnLIPbadNscEGRYz2tQJzChZ6gUeBewhpnR7Y2DRMamNWtDl0RCgidJ2YE1Afro5-x25_ysly40lf0wlrgQRI8LBD9e2ak6Ijp/s1600/struktur_STI.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP6lXv40kBXuEEvKhoF5l3L9W8_-R2N-UE_qEqJ7_96RsnLIPbadNscEGRYz2tQJzChZ6gUeBewhpnR7Y2DRMamNWtDl0RCgidJ2YE1Afro5-x25_ysly40lf0wlrgQRI8LBD9e2ak6Ijp/s640/struktur_STI.gif" width="547" /></a></div>
<br />
<br />
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b>Keterangan :</b></span><br />
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b>- P.N.<br />
- UPN.<br />
- KBP Kab = Padesanayaka (Ketua Bhikkhu Pembina Propinsi).<br />
= Upa-Padesanayaka (Wakil Ketua Bhikkhu Pembina Propinsi).<br />
= Ketua Bhikkhu Pembina Kabupaten.</b></span><br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b> <a href="http://www.walubi.or.id/organisasi/struktur.shtml" target="_blank">Struktur Organisasi Walubi</a></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>Sangha Mahayana Indonesia</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
<b><span style="font-size: large;">STRUKTUR DEWAN PIMPINAN PUSAT
</span></b></h3>
<div class="post-header">
</div>
<b><span style="font-size: large;">
Ketua Umum : Mahabhiksu Dhyanavira Sthavira<br />Waketum : Bhiksu Gunabhadra S.Ag. Mahasthavira<br />Ketua I : Bhiksu Dr. Dharma Suryo ,MA.M.Si.,Mahasthavira<br />Ketua II : Bhiksuni Dhyana Mudita<br />Ketua III : Bhiksu Tadisa Paramitha<br /><br />Sekretaris Jenderal :</span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Bhiksu DR.HC. Mitra SmHk., Mahasthavira<br /><br />Bendahara : Bhiksuni Ru San<br />Wakil Bendahara : Bhiksuni Kusala Vidya<br /><br />Bidang Diklat : Bhiksu Tek Sien <br />Bidang Pelayanan Umat : Bhiksuni Tamsaka Vaidurya<br />Bidang Kemasy. & Sosial: Badra Sila<br /><br />STAF AHLI DEWAN PIMPINAN PUSAT SANGHA MAYANA INDONESIA<br />1. DR. RUSLI ,SE.SH.MM<br />2. Dr. YURIANI ,M.Pd.<br />3. CHANDRA GUNAWAN ,SE.<br />4. SUNARJO SUMARGONO<br /><br />SEKRETARIAT<br />1. ALIH BUDHI K.<br />2. ADHIJAYO<br />3. RIKHI DHARMADI
</span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<br />
<br />
</div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-12373569628072201492012-05-23T10:34:00.002-07:002012-05-28T01:06:16.204-07:00Tokoh-Tokoh Buddhis Kontemporer<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br />
<b><span style="font-size: large;">Let's Check it out : <a href="http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5318.15" target="_blank">Para Bikkhu Buddhis</a></span></b><br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">1. Bhikkhu Munindo <br />
<br />
<br />
Bhikkhu Munindo lahir pada tahun 1951 di Teawamutu (Selandia Baru). Nama
kecilnya Keith Morgan, ia dibesarkan di kota Morrinsville, Selandia
Baru (New South Wales). Ia adalah putra dari seorang pendeta Presbiterian
dan cucu dari dua pendeta yang telah dinobatkan. Pertama kali beliau
mengenal agama Buddha ketika sedang membaca buku psikologi di
Universitas Waikato. <br />
<br />
Ketika dalam perjalanannya ke Australia pada tahun 1972, ia bertemu
dengan para bhikkhu di Vihara Thai, Sydney. Ketika tinggal di New South
Wales utara, ia menghadiri pertemuan meditasi dengan Bhikkhu Khantipalo.
<br />
<br />
Ia meninggalkan Australia pada tahun 1973 menuju <a href="http://wikiindonesia.org/wiki/Indonesia" rel="nofollow">Indonesia</a> dengan tujuan akhir tiba di Jepang untuk memperaktikkan Zen. <br />
<br />
Ia mengajar Bahasa Inggris untuk sementara waktu di Bangkok dan bertemu
dengan Bhante Sumedho beserta para bhikkhu lainnya dari Vihara
Bovornives. Beliau akhirnya memutuskan menjadi samanera. Ia diupasampada
di sana oleh Phra Somdet �anasamvara pada tahun 1974 dan menjalani
vassa pertamanya dengan Bhikkhu Thate di Vihara Hin Mark Peng di
perbatasan daerah Laotian (Laos). <br />
<br />
Setelah melewati beberapa waktu di sebuah Rumah Sakit di kota Bangkok
dengan masalah kesehatan yang serius. Beliau bertemu dengan Bhikkhu
Sumedho lagi dan pergi ke Vihara Pah Pong. Beliau kemudian ditahbiskan
kembali oleh Y.M. Ajahn Chah pada tahun 1975. <br />
<br />
Kesehatan yang buruk menyebabkannya kembali ke Selandia Baru selama enam bulan pada tahun 1979. <br />
<br />
Selama di sana, timbul keinginan untuk mengajak para bhikkhu yang
tinggal di daerah Auckland dan Wellington untuk menetap secara permanen
(sesuai dengan peraturan residen para bhikkhu yang telah disepakati). <br />
<br />
Pada tahun 1980, beliau berkeliling Inggris dan bergabung dengan
perkumpulan Chithurst. Tiga tahun kemudian, Bhikkhu Munindo diberikan
tanggung jawab atas pembangunan vihara di Devon, <a href="http://wikiindonesia.org/wiki/Barat" rel="nofollow">Barat</a>
daya Inggris. Sekitar tahun 1989, ia menetap di Chithurst, membantu
pimpinan (Sangha) dengan pengajaran dan pelatihan kepada bhikkhu-bhikkhu
baru. <br />
<br />
Sejak tahun 1990, beliau memegang jabatan tinggi di Vihara Aruna
Ratanagiri, Harnham Hall Cottages, Harnham, Belsay, Northumberland.
Vihara ini merupakan bagian dari vihara-vihara yang didirikan sesuai
dengan <a href="http://wikiindonesia.org/wiki/Anjuran" rel="nofollow">Anjuran</a>
dan didikan guru beliau yaitu Bhante Ajahn Chah. Di sana tinggal pula
dua orang bhikkhu lainnya yaitu Bhikkhu Punnyo yang berasal dari
Ampleforth di <a href="http://wikiindonesia.org/wiki/North" rel="nofollow">North</a>
Yorkshire dan diupasampada oleh Bhante Maha Amon di Thailand tahun
1996. Ia kembali membantu Aruna Ratanagiri sejak bulan April 1998 hingga
sekarang 2002, dan Bhikkhu Abhinando berasal dari Hamburg-Jerman,
diupasampada menjadi bhikkhu pada tahun 1994 oleh Bhante Sumedho. Ia
bergabung di Aruna Ratangiri baru beberapa bulan beserta para anagarika,
Yuri (dari Rusia yang bergabung sejak November 2001), Richard (dari
Leeds, Inggris sejak Agustus 2001), Jaroslav (dari Slovakia sejak
Agustus 2001), dan Vladimir (dari Republik Czech sejak September 2001).</span></b></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">2. Bhikkhu Amaro <br />
</span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><img alt="" border="0" height="400" src="http://www.abhayagiri.org/images/bio/Ajahn-Amaro-mug4.jpg" width="322" /></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;">
<br />
Bhikkhu Amaro lahir di Kent, Inggris pada tahun 1956, dengan nama Jeremy
Horner. Ia belajar Psikologi dan Fisiologi (ilmu faal atau cabang
biologi yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan atau organ,
sel, dan jaringan) di Bedfrod College, Universitas London, dan berhasil
mendapatkan gelar Sarjana Muda. Minat religius pertamanya mulai tumbuh
pada saat membaca karya Rudolph Stiner. <br />
<br />
Ketika dalam menyelesaikan gelarnya, dia memiliki kesempatan untuk
berkeliling ke Asia, seorang teman menawarkannya pekerjaan sebagai
perawat kuda di transportasi kapal muatan untuk kuda balap yang akan
menuju Malaysia. <br />
<br />
Sesuai dengan pemberitahuan dan petunjuk dari beberapa orang yang dia
temui di dalam perjalanan, kemudian ia pergi ke timur laut Thailand
mencari tempat untuk menetap beberapa malam sebelum pergi ke Jepang. Dan
pada saat itu, ia mendengar mengenai Vihara Pah Nanachat dan para
bhikkhunya yang berasal dari Barat, lalu ia mengunjungi vihara tersebut.
<br />
<br />
Kunjungannya sangat berkesan buat Jeremy - dia langsung merasakan
keakraban dengan para bhikkhu di sana, dengan segera merasa seperti
rumah sendiri (merasa nyaman), dan memutuskan untuk tinggal. <br />
<br />
Pada tahun 1978 Jeremy Horner menjadi seorang anagarika, dan menjadi
samanera empat bulan kemudian. Tahun berikutnya ia diupasampada oleh YM.
Ajahn Chah dengan nama Amaro. Bhikkhu Amaro menetap di Thailand selama
dua tahun, sebelumnya keluarganya yang sedang sakit sempat memintanya
pulang ke Inggris. <br />
<br />
Setelah itu Bhikkhu Amaro bergabung dengan Bhikkhu Sumedho di Vihara Chithurst yang ketika itu baru dibangun. <br />
<br />
Suatu hari ketika di London, beliau memutuskan untuk menemui "saudara"
nya yang dia sendiri belum pernah bertemu, seorang sarjana termasyur,
presiden dan penerjemah dari Pali text Society, I.B. Horner. Sayangnya
ia telah meninggal sebelum pertemuan mereka diadakan. <br />
<br />
Pada tahun 1983 Bhikkhu Sumedho memintanya untuk menempati Vihara
Harnham. Dan Bhikkhu Amaro meminta agar perjalanannya ke Vihara Harnham
ini dilakukan dengan berjalan kaki yang berjarak sepanjang delapan ratus
tiga puluh mil (permintaan ini diijinkan). <br />
<br />
Bhikkhu Amaro menulis sebuah buku mengenai perjalanan panjangnya itu
dengan judul "Tudong _ The long road North", tahun 1984. Di tahun-tahun
sekarang ini ia bervassa di California utara untuk beberapa bulan di
tiap musim dingin. Dalam waktu dekat Bhikkhu Amaro akan tinggal secara
tetap di California pada 120 Akre dari tanah perhutanan di lembah
Redwood, daerah kabupatan Mendocino, 16201 Tomki Road, di mana sebuah
Vihara didikan Theravada dibangun dengan nama Vihara Abhayagiri. Tanah
yang diberikan kepada Bhikkhu Sumedho, ketua atau pimpinan dari vihara
Amaravati, dan Yayasan Sanghapala oleh pendiri "Kota 1000 Buddha",
Master Hua. Di mana sekarang ini Bhikkhu Amaro ditemani oleh Bhikkhu
Pasanno, Bhikkhuni Jitindriya, Bhikkhu Karunadhammo, Bhante Jotipalo,
Bhante Pasuko, Tan Dhammadaso, Tan Obhaso, Anagarika Leif, dan Anagarika
Chris.</span></b></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">3. Joseph Goldstein</span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><img alt="" border="0" height="400" src="http://tbn0.google.com/images?q=tbn:uReOJNWtplVFyM:http://dharma.org/IMS/images/sub_ai_spacious_heart.jpg" width="309" /></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;">
<br />
<br />
<br />
Ia telah menjadi pembimbing latihan meditasi vipassana dan metta bhavana di negara-negara pada berbagai <a href="http://wikiindonesia.org/wiki/Benua" rel="nofollow">Benua</a> sejak tahun 1974. <br />
<br />
Joseph adalah salah satu pendiri dan guru pembimbing yang menetap di
Insight Meditation Society, yang berlokasi di Barre, Massachusetts. <br />
<br />
Pada tahun 1989, ia bersama dengan beberapa guru yang lainnya dan juga
murid-murid dari Insight Meditation membantu pembangunan "Barre center
for Buddhist studies." <br />
<br />
Sekarang ini ia mengembangkan Forest Regufe, sebuah pusat pelatihan baru bagi pelatihan meditasi tingkat lanjut (Long Term). <br />
<br />
Joseph pertama kali tertarik pada agama Buddha ketika menjadi salah satu
sukarelawan koorporasi perdamaian di Thailand tahun 1965. <br />
<br />
Dan sejak tahun 1967 ia belajar dan berlatih berbagai meditasi Buddhis
di bawah bimbingan para guru ahli dari India, Birma, dan Tibet. <br />
<br />
Beberapa buku telah ia buat, di antaranya buku yang berjudul One Dharma: "The practice of freedom", <br />
<br />
"The Experienc of Insight" <br />
<br />
(kedua buku ini berisi mengenai meditasi Vipassana). <br />
<br />
Dan pengarang yang sama dari buku "Seeking the heart of wisdom" dan
"Insight meditation." Buku terbarunya yang diberi tittle One Dharma:
"The Emerging Western Buddhism" diterbitkan pada bulan Juni yang lalu
2002.</span></b></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">4. Steven Smith <br />
</span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;">
<br />
Steven Smith adalah guru pembimbing di Insight Meditation Society di
Barre-Massachusetts, pusat latihan lembah Kyaswa di Birma dan Blue
Mountain Meditation Center di Australia, juga seorang pendiri "Vipassana
Hawai" pada tahun 1984. <br />
<br />
Lahir dan dibesarkan di Hawai, ia telah sangat mengenal penduduk asli
Hawai dan kebudayaan Asia lokal sepanjang hidupnya. Melanjutkan
sekolahnya ke Universitas, Smith tinggal dan berkeliling untuk masa
periode panjang di India dan Asia Tenggara sebagai seorang pelajar akan
praktik meditasi. Berlabuh pada Tradisi umat Buddha Theravada di Asia
Tenggara sejak tahun 1974, ia telah berlatih sebagai seorang bhikkhu
dengan seorang guru meditasi terkenal, bhikkhu yang berasal dari Birma,
Sayadaw U Pandita. <br />
<br />
Steven baru-baru ini bekerja sama dengan guru meditasi Birma dan Bhikkhu
Sayadaw U Lakkhana dalam pengembangan Pusat latihan Lembah Kyaswa dalam
Bukit Sagaing di dataran tinggi Burma di mana Agama Buddha Theravada
telah berjalan baik sejak abad ketigabelas. Pusat ini menawarkan
kesempatan unik kepada pelajar-pelajar luar negeri mengenai budaya
Theravada di bawah persetujuan dan petunjuk dari bhikkhu pimpinan dan
umat <a href="http://wikiindonesia.org/wiki/Barat" rel="nofollow">Barat</a>
sebagai pembimbing (the concurrent guidance of a senior monk and
western lay teacher). Peserta latihan datang dari berbagai negara Barat
dan Asia, dan setiap tahun ada lebih banyak peserta dibanding tempat
yang tersedia. <br />
<br />
Di dalam kaitannya dengan tugas, Steven adalah pendiri dari Proyek Metta
Dana, di mana ia bekerja sangat dekat dengan bhikkhu senior dari Birma
untuk menghasilkan bantuan dalam proyek pengobatan dan pendidikan
(generate aid for educational and medical projects) di daerah Bukit
Sagaing dari dataran tinggi Birma (Sagaing Hills area of Upper Burma). <br />
<br />
Sejak 1966, Tuan Smith juga telah menjadi anggota Working Group dan
penasehat senior dalam praktik meditasi untuk pusat Contemplative Mind
in Society (CMIS), sebuah proyek yang diprakarsai oleh Yayasan Nathan
Cummings dan Institute Fetzer. Misi dari CMIS adalah untuk
menyatupadukan kesadaran meditasi ke dalam kehidupan nyata
(kontemporer). <br />
<br />
Sejak tahun 1966, Steven telah memegang tanggung jawab akan perkembangan
program-program untuk dan juga ajaran meditasi, pembina/pemimpin/tokoh
National environmental (yang berhubungan dengan lingkungan
nasional/tokoh lingkungan nasional), Business executives (pelaksana
bisnis), wartawan, dan sukarelawan yang bertugas di dalam event atau
peristiwa suatu kegiatan yang dilakukan CMIS.</span></b></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">5. Michele McDonald Smith<br />
</span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><img alt="" border="0" height="400" src="http://tbn0.google.com/images?q=tbn:zxZLf3XlK0PbzM:http://www.enabling.org/ia/vipassana/Pictures/TheravadaWomenSection/Michele.jpg" width="285" /></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;">
<br />
<br />
Michele telah berlatih meditasi sejak tahun 1975, lalu ia belajar dengan
Sayadaw U Pandita. Kemudian pada tahun 1982 ia mengajar latihan
meditasi Buddhis di Insight Meditation Society-Barre Massachusetts dan
juga di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk kegiatan latihan tiga
bulan yang dilaksanakan tiap tahun kepada peserta yang berpengalaman
yang ikut bergabung pada musim gugur. Juga untuk latihan meditasi
perkembangan bagi anak muda, ia mempunyai minat khusus di dalam meneliti
atau menjelajahi hubungannya antara latihan intensif (giat, secara
mendalam dan sungguh sungguh), latihan tiap hari, dan psikoterapi. <br />
<br />
Waktu di perguruan tinggi, pada masa awal usia dua puluhan, Michele
mengungkapkan kecintaannya akan dunia alam (sebagai pecinta alam) dengan
bekerja untuk Massachusetts Audubon, mengajarkan pendidikan lingkungan
di Massachusetts, Maine, serta tempat pekarangan di Utara Maine. <br />
<br />
Ia telah bekerja dengan sejumlah besar orang <a href="http://wikiindonesia.org/wiki/Barat" rel="nofollow">Barat</a>
dan guru-guru Asia. Ia terutama sekali tertarik akan ajaran-ajaran
mengenai pembebasan _ kemungkinan yang sangat nyata akan pembebasan dari
ketamakan, kebencian, dan <a href="http://wikiindonesia.org/wiki/Angan-angan" rel="nofollow">Angan-angan</a> <a href="http://wikiindonesia.org/wiki/Belaka" rel="nofollow">Belaka</a> (delusi) di dalam hidup ini yang biasa kita kenal dengan sebutan moha. <br />
<br />
Tahun 1983 ia pindah ke Honolulu untuk membantu pendirian Vipassana
Hawai bersama suaminya Steven Smith. Ia terus berlatih secara giat dan
sungguh-sungguh dan telah belajar dengan guru ternama yang berpengalaman
penuh, yang berasal dari Birma, Sayadaw U Pandita sejak tahun 1984.</span></b></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">6. Bhikkhu ��naponika <br />
</span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><img alt="" border="0" height="400" src="http://www.buddhist-elibrary.org/library/asst/author/nyanaponika_maha_thera.jpg" width="266" /></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;">
<br />
Beliau adalah seorang putra tunggal yang lahir pada 21 Juli 1901 dengan
nama Siegmund Feniger. Orangtuanya membesarkan dan merawat Siegmund
dengan sebuah asuhan tradisional Yahudi. Sejak Siegmund masih berusia
muda, ia sudah menunjukkan kecenderungan yang kuat pada hal hal
religius. Di akhir masa remajanya, segera setelah ia menyelesaikan
sekolahnya, ia mulai bekerja di toko buku. <br />
<br />
Di saat-saat yang menggelisahkan, keragu-raguannya akan hal-hal
religius, mendorongnya pada pencarian mengenai hal-hal keagamaan dengan
kuat, terlebih lagi pada saat ia menemukan buku-buku mengenai agama
Buddha. Penemuan barunya ini membuat ia tertarik, sebuah ketertarikan
yang semakin ia baca semakin tumbuh besar. <br />
<br />
Siegmund melihat bahwa agama Buddha menyajikan, memperkenalkannya sebuah
ajaran keseimbangan, kedamaian dan ketenangan yang dapat memenuhi dua
sisi tuntutan kritis dari intelektual dan dorongan-dorongan religius
dari lubuk hatinya. <br />
<br />
Meskipun ia harus mempelajari agama Buddha dari bagian awal sendirian,
tanpa seorang guru atau bahkan seorang teman untuk bersama sama berbagi
di dalam minat religiusnya itu, namun keteguhan akan pendiriannya di
dalam Dhamma Sang Buddha semakin kuat dan kokoh di saat usianya yang
keduapuluh (1921), di mana ketika itu ia menyatakan dirinya sebagai
seorang umat Buddha yang yakin sepenuhnya di dalam Tiratana. <br />
<br />
Pada tahun 1922, ia pindah ke Berlin bersama orangtuanya, di mana ia
bertemu dengan umat Buddha yang lain, dan menghantarkannya pada
sederetan kesusastraan karya Buddhis kenamaan, dan di kota inilah untuk
pertama kalinya ia bertemu dengan karya tulis dan terjemahan terjemahan
Bhikkhu ��natiloka yang telah diterbitkan di Jerman. <br />
<br />
Siegmund mendengar bahwa Bhikkhu ��natiloka telah membangun sebuah �r�ma untuk bhikkhu-bhikkhu <a href="http://wikiindonesia.org/wiki/Barat" rel="nofollow">Barat</a>
yang dinamai "Island hermitage" pada sebuah tempat di Lagoon dekat
Dodandua-Srilanka. Laporan ini tertanam dan memunculkan sebuah ide
dipikirannya yang semakin lama semakin berkembang menjadi sebuah
dorongan yang besar untuk pergi ke Asia dan menjadi bhikkhu <br />
<br />
Idenya ini, tidak dapat dilaksanakan hingga beberapa waktu. Pada 1932
ayahnya meninggal dan Siegmund tidak ingin meninggalkan ibunda tercinta
tinggal sendirian. Lalu pada tahun 1933 Hitler datang muncul untuk
berkuasa dan memulai rencana penyiksaan yang tanpa belas kasih terhadap
orang-orang Yahudi. Pada awalnya Siegmund mencoba sebaik mungkin untuk
mempertahankan tanah airnya dengan penuh harapan bahwa penyiksaan yang
sedang berjalan ini akan segera berakhir. <br />
<br />
Di saat itu, kejadian demikian malah membuatnya jelas bahwa gelombang
kebencian, kebodohan dan kekejaman sedang melilit Nazi yang berkembang
pesat. Di saat-saat yang menggelisahkan dan gempar itu, ia sadar bahwa
dia maupun ibunya tidak lagi dapat tinggal di Jerman dengan selamat.
Maka pada bulan November 1935 ia meninggalkan Jerman bersama ibunya
menuju Vienna, di mana tempat kerabat-kerabat mereka tinggal. Ia
menginginkan ibunya tinggal dengan kerabat mereka. <br />
<br />
Di awal tahun 1936 ia meninggalkan Eropa menuju Srilanka, di mana ia
bertemu dengan Bhikkhu ��natiloka di Island Hermitage. Pada tahun yang
sama (1936), ia ikut pabbajja samanera dan tahun berikutnya diupasampada
oleh guru beliau Bhikkhu ��natiloka (1937) sebagai bhikkhu dengan nama
��naponika, yang berarti "tahap atau langkah menuju kebijaksanaan." <br />
<br />
Pada tahun 1939, setelah Nazi menyerbu Austria, Bhikkhu ��naponika
mengatur rencana untuk ibunya dan sanak famili yang lain agar bisa tiba
di Srilanka, sanak keluarga lainnya pada akhirnya bermigrasi ke
Australia, tetapi ibunya tetap berada di Srilanka. Ia tinggal di rumah
pasangan warga Srilanka yang dermawan, Sir. Ernest dan Lady de Silva,
dan menjadi anggota keluarga yang sangat dicintai di rumah tangga
mereka. Ibunya meninggal di Colombo City pada tahun 1956. Melalui
dorongan dari putranya sendiri (Bhikkhu ��naponika) dan para teladan
yang menjadi tuan rumah di mana ia menetap, ia memeluk agama Buddha dan
menjadi seorang pengikut yang taat dan setia. <br />
<br />
Di bawah bimbingan gurunya, ia belajar bahasa P�li dan pendidikan
Therav�da, sementara itu ia juga melanjutkan pelajaran bahasa
Inggrisnya. Ketika Perang Dunia II dimulai antara Jerman dan Inggris
tahun 1939, kedua bhikkhu Jerman ini, Bhikkhu ��naponika & Bhikkhu
��natiloka, sama seperti semua orang Jerman yang tinggal di negara bekas
jajahan Inggris akan diasingkan ke tempat pengasingan, terutama di
Diyatalawa - pedalaman Srilanka, dan kemudian menuju ke Dehra Dun, di
India utara. Meskipun sulitnya keadaan di tempat pengasingan ini, namun
Bhikkhu ��naponika tetap menyelesaikan terjemahan Sutta Nip�ta,
Dhammasa�gani dan komentarnya (buku bagian pertama dari Abhidhamma
Pitaka), Atthasalini, ke dalam bahasa Jerman. Ia juga menghimpun
naskah-naskah antologi mengenai meditasi Satipatth�na. <br />
<br />
Ketika perang dunia telah usai, kedua bhikkhu Jerman ini dibebaskan dari
tempat pengasingan pada tahun 1946 dan kembali ke Srilanka, di mana
mereka mulai kembali tinggal di Island Hermitage. Pada awal tahun 1951
mereka berdua menjadi penduduk dari negara Srilanka yang baru merdeka. <br />
<br />
Pada tahun yang sama 1951, Bhikkhu ��natiloka (guru dari Bhikkhu
��naponika) ditawari sebuah tempat pertapaan dekat Kandy, di
Udawattakele Forest Reserve, yang kemudian disetujuinya <br />
<br />
Dengan usianya yang telah lanjut (Ven. ��natiloka), ia lebih memilih
iklim yang lebih sejuk di bukit dari pada iklim tropis yang panas di
Island Hermitage. Tahun berikutnya, Bhikkhu ��naponika bergabung
dengannya, dan demikian-lah gubuk <a href="http://wikiindonesia.org/wiki/Koloni" rel="nofollow">Koloni</a>
tua di hutan itu telah diubah fungsi menjadi hutan pertapaan atau yang
dikenal oleh masyarakat setempat dengan istilah jarmen pansala "The
german temple." <br />
<br />
Pada tahun 1952, Bhikkhu ��natiloka dan Bhikkhu ��naponika diundang ke
Burma untuk mengadakan konsultasi bersama mengenai persiapan Buddhist
council yang keenam, di mana pemerintah Burma bermaksud untuk bersidang
di tahun 1954 nanti, tujuan untuk pemeriksaan kembali dan pencetakan
ulang seluruh aturan tata bahasa P�li beserta komentar-komentarnya.
Setelah berkonsultasi, Bhikkhu ��naponika menetap di Burma selama satu
periode pelatihan "meditasi Vipassan� dibawah bimbingan guru besar
meditasi, Bhikkhu Mahasi Sayadaw. <br />
<br />
Pengalaman inilah yang sangat berkesan di hatinya, mendorong beliau
untuk menulis buku terbaiknya yang terkenal di seantero dunia "The heart
of Buddhist meditation" (yang telah diterbitkan oleh BPS pada tahun
1992) agar orang lain juga bisa merasakan manfaat dari pelatihan
meditasi yang dituturkan dalam sistem pelaksanaan agama Buddha. <br />
<br />
Lalu tiba saatnya pada tahun 1954, mereka berdua kembali ke Burma
(Myanmar) untuk membuka acara peresmian, dan juga pada acara penutupan
peresmian dua tahun kemudian, di tahun 1956. Pada acara penutupannya
Bhikkhu ��naponika pergi sendiri ketika gurunya (waktu itu) sedang
sakit. Lebih dari satu tahun berikutnya kesehatan Bhikkhu ��natiloka
tetap buruk, lalu memohonnya agar pindah ke Colombo City di mana ia akan
dapat menerima perhatian medikal yang lebih intensif. <br />
<br />
Pada tanggal 28 Mei 1957 Sang Pelopor besar ini meninggal dunia, dan
pada tanggal 2 Juni dimakamkan di sebuah tempat pemakaman
resmi-kenegaraan di Independence square, dihadiri oleh perdana menteri,
S.W.R.D. Bandaranaike, dan banyak negara-negara resmi, baik umat maupun
orang-orang religius yang terkemuka. <br />
<br />
Sebagai tanda penghargaan, penghormatan dan terima kasih kepada Bhikkhu
��natiloka, Bhikkhu ��naponika meninjau ulang terjemahan lengkap
A�guttara Nik�ya dalam bahasa Jerman, mengetik kembali lima jilid buku
dengan lengkap, dan juga menyusun empat puluh halaman dari index menjadi
sebuah karya, sesuai dengan permintaan gurunya. <br />
<br />
Enam bulan setelah gurunya meninggal, karier/tugas dan kewajiban Bhikkhu
��naponika sebagai orang yang menerangkan dan menguraikan Dhamma
diajukan dalam pimpinan baru, yang tidak pernah diduga sebelumnya.
Seorang pengacara terkemuka di Kandy, A.S; Karunaratne, menyarankan
kepada seorang temannya, pemilik sekolah yang telah pensiun; Richard
Abey Sehera, di mana mereka memulai sebuah kesatuan masyarakat guna
mengumumkan literatur Buddhis ke dalam bahasa Inggris, terutama untuk
disebarkan ke luar negeri. <br />
<br />
Karya-karya Bhikkhu ��naponika diantaranya adalah Numerical Discourses
of the Buddha. Sebuah buklet A�guttara Nik�ya Anthology yang telah
diterbitkan di bawah bantuan International Sacred Literature <a href="http://wikiindonesia.org/wiki/Trust" rel="nofollow">Trust</a>
(Perserikatan Karya/Literatur Suci Internasional) yang kemudian
ditinjau kembali oleh Bhikkhu Bodhi. Buku tersebut telah diterbitkan di <a href="http://wikiindonesia.org/wiki/Indonesia" rel="nofollow">Indonesia</a>
melalui Wisma Sambodhi-Klaten pada edisi pertama November 2001, yang
diterjemahkan oleh Dra. Lanny Anggawati dan Dra. Wena Cintiawati dengan
judul "A�guttara Nik�ya" <br />
<br />
Karya-karya Bhikkhu ��naponika telah diterbitkan oleh penerbit buku
religius Buddhis diantaranya BPS (Buddhist Publications Society) dan
Bodhi Leaves, pada penerbitan kedua kalinya itu dilakukan secara lebih
luas oleh BPS, dan pada saat itu bertepatan dengan perayaan ulang tahun
Bhikkhu ��naponika yang ke 93 tahun 1994 (3 bulan sebelum ia meninggal).
Penyebaran buku-buku itu muncul sampai di <a href="http://wikiindonesia.org/wiki/Amerika" rel="nofollow">Amerika</a> Serikat. Buku yang telah diterbitkan adalah sebagai berikut: <br />
<br />
The discourse on the snake simile, oleh BPS 1962 <br />
The way to freedom, dipublikasikan oleh BPS tahun 1994 <br />
The power of mindfullness, yang mana dalam buku ini berisi penjelasan mengenai Satipatthana <br />
The roots of Good andEvil <br />
Buddhism and the God idea. <br />
<br />
Sebuah buku berjudul "Great disciples of the Buddha" yang ditulis oleh
Hellmuth Hecker, menceritakan kehidupan siswa-siswa mulia Sang Buddha,
termasuk di dalamnya bercerita mengenai kehidupan Bhikkhu ��naponika,
yang dipublikasikan secara bersama antara Wisdom Publication dan
Buddhist Publication Society (BPS). Buku ini telah diterjemahkan ke
dalam bahasa Jerman dan Perancis, hingga tersedia pula bagi pembaca di
kedua negara tersebut.</span></b></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"> </span><span style="font-size: large;">7. Sharon Shalzberg </span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: black;"><span style="font-size: large;"><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></span></b></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><br />
Sharon telah menjadi seorang siswi Agama Buddha sejak tahun 1971, dan
telah membimbing latihan meditasi yang meliputi banyak negara sejak
tahun 1974. Ia mengajar latihan meditasi vipassan� dan Brahmavih�ra. Ia
juga adalah salah satu pendiri Insight Meditation Society di Barre-MA,
the Barre Center for Buddhist Studies dan The Forest Reguge. <br />
<br />
Sekarang ini Shron telah menyelesaikan karya bukunya dengan judul Faith,
yang penerbitannya oleh Riverhead books pada bulan Agustus 2002. Ia
adalah penulis buku mengenai cinta kasih/metta "The revolutionary art of
happiness" dan "A heart as wide as the world" oleh Shambala
Publications, dan juga Lovingkindness meditation (dalam bentuk Audio)
yang dikerjakan oleh Sounds True. Dan juga kawan penulis (Ko-Author)
bersama Joseph Goldstein dari buku insight meditation, langkah langkah
latihan dalam "how to meditate." <br />
<br />
Ia juga yang telah mengedit "voice of insight", sebuah kumpulan dari
karya guru vipassan� di Barat, yang dipublikasikan oleh Shambala.</span></b></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><br />
</span></b></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Sumber : <a href="http://indonesiaindonesia.com/f/36959-tokoh-tokoh-buddhis/">http://indonesiaindonesia.com/f/36959-tokoh-tokoh-buddhis/</a><br />
</span></b></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><br />
</span></b></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><br />
</span></b></div>
<div style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Lihat tokoh Buddhis lainnya :</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: large;"><b><a href="http://www.enabling.org/ia/vipassana/womenTeachers.html">http://www.enabling.org/ia/vipassana/womenTeachers.html</a></b></span></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-60834362776239315522012-05-23T09:18:00.000-07:002012-05-31T02:47:21.095-07:00Upacara Perayaan dalam buddha<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><object class="BLOGGER-youtube-video" classid="clsid:D27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,40,0" data-thumbnail-src="http://2.gvt0.com/vi/ycp2knlyd_o/0.jpg" height="266" width="320"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/ycp2knlyd_o&fs=1&source=uds" />
<param name="bgcolor" value="#FFFFFF" />
<embed width="320" height="266" src="http://www.youtube.com/v/ycp2knlyd_o&fs=1&source=uds" type="application/x-shockwave-flash"></embed></object></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">Upacara perayaan Waisak 2556 di VVBS Palembang, Tanggal 06 Mei 2012</span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/6GHPBhAA0Ao?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe> </span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">Upacara Perayaan Waisak 2556 di di Stupa Swayambhunath, kompleks agama kuno di Lembah Kathmandu, Nepal</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /><iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/DfPIT3DhYaU?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe> </span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">Perayaan upacara Siripada Puja yang digelar oleh Yayasan Jaya Manggala. Provinsi jambi</span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><object class="BLOGGER-youtube-video" classid="clsid:D27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,40,0" data-thumbnail-src="http://1.gvt0.com/vi/gBSDRi_nBvk/0.jpg" height="266" width="320"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/gBSDRi_nBvk&fs=1&source=uds" />
<param name="bgcolor" value="#FFFFFF" />
<embed width="320" height="266" src="http://www.youtube.com/v/gBSDRi_nBvk&fs=1&source=uds" type="application/x-shockwave-flash"></embed></object></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">Upacara Pertobatan Satya Buddha (memperingati hari ulang tahun Maha Guru ke-65)</span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/nhnvTE8D8Bw?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">Asadha Puja Ceremony at Tummajark Temple, 4164 Cleveland Ave - Columbus</span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/d0sBmQfUcFE?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<h1 id="watch-headline-title">
<span style="font-size: large;"><span class="long-title" dir="ltr" id="eow-title" title="Video Pemberkahan Pernikahan di Vihara Buddha Sujata">Upacara Pemberkahan Pernikahan di Vihara Buddha Sujata</span></span></h1>
<h1 id="watch-headline-title">
<span class="long-title" dir="ltr" id="eow-title" title="Video Pemberkahan Pernikahan di Vihara Buddha Sujata"> </span></h1>
<h1 id="watch-headline-title">
<span class="long-title" dir="ltr" id="eow-title" title="Video Pemberkahan Pernikahan di Vihara Buddha Sujata"> </span></h1>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<object width="320" height="266" class="BLOGGER-youtube-video" classid="clsid:D27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,40,0" data-thumbnail-src="http://3.gvt0.com/vi/92-_AHrY2f8/0.jpg"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/92-_AHrY2f8&fs=1&source=uds" />
<param name="bgcolor" value="#FFFFFF" />
<embed width="320" height="266" src="http://www.youtube.com/v/92-_AHrY2f8&fs=1&source=uds" type="application/x-shockwave-flash"></embed></object></div>
<h1 id="watch-headline-title">
<span class="long-title" dir="ltr" id="eow-title" title="Video Pemberkahan Pernikahan di Vihara Buddha Sujata"> </span><span style="font-size: large;"><span class="long-title" dir="ltr" id="eow-title" title="Upacara KREMASI-Per ABU an Umat BUDDHA JAWA SOLO Surakarta">Upacara KREMASI-Per ABU an Umat BUDDHA JAWA SOLO Surakarta
</span></span></h1>
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<br /></div>
<b><span style="font-size: large;"><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></span></b></div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-27257769391898866162012-05-23T04:44:00.003-07:002012-05-23T09:52:01.570-07:00Tahapan Penyebaran agama Buddha<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>KRONOLOGI PERKEMBANGAN BUDDHISME</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>(TIMELINE BUDDHISME)</b></span><br />
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://artikelbuddhist.com/wp-content/uploads/2011/05/spread-of-buddhism-map-copyright-buddhanet-TN.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-131" height="328" src="http://artikelbuddhist.com/wp-content/uploads/2011/05/spread-of-buddhism-map-copyright-buddhanet-TN.jpg" title="spread-of-buddhism-map-copyright-buddhanet-TN" width="400" /></a></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Inilah garis besar peristiwa sejarah Buddhisme di dunia berdasarkan
kronologi waktu dari kehidupan Sang Buddha sampai abad ke-21.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</div>
<table border="2" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<tbody>
<tr>
<th align="center" height="61" scope="col" width="45"><span style="font-size: large;"><b>Tahun Buddhis</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>(B.E)</b></span></th>
<th align="center" scope="col" width="58"><span style="font-size: large;"><b>Tahun Umum</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>(C.E)</b></span></th>
<th scope="col"><span style="font-size: large;"><b>Peristiwa Utama</b></span></th>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="52" scope="row" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>-80</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></div>
</td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>623 B.C.E</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>atau</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>563 B.C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Bodhisatta atau calon Buddha, lahir di Lumbini (Nepal saat ini)
sebagai Siddhattha Gotama, pangeran dari suku Sakya, pada bulan Vesak.
Berdasarkan penanggalan tradisional pada tahun 623 B.C.E (Sebelum
Masehi). Dan berdasarkan pada penanggalan “sejarah” pada tahun 563.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="50" scope="row" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>-51</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></div>
</td>
<td align="center" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>594 B.C.E atau</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>534 B.C.E</b></span></div>
</td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Pangeran Siddhattha meningggalkan istana dan kehidupan sebagai perumahtangga untuk menjadi seorang petapa.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="60" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>-45</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>588 B.C.E</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>atau</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>528 B.C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Petapa Gotama mencapai Pencerahan Sempurna di bawah pohon Bodhi
(Ficus religiosa) di hutan Gaya (Sekarang Bodhgaya, India) tepat saat
bulan purnama Siddhi di Bulan Vesak (Mei) selama bermeditasi di bawah
pohon Boddhi. Selama bulan purnama di bulan Juli, Sang Buddha
membabarkan ajarannya yang pertama di daerah dekat Varanasi, menunjukkan
kepada dunia Empat Kasunyataan Mulia dan memulai pembabaran Dhamma dan
Vinaya selama 45 tahun.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="84" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>543 B.C.E</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>atau</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>483 B.C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Buddha Gotama Parinibbana (kemangkatan mutlak) di Kusinara
(Sekarang Kushinagar, India) pada usia 80 tahun. Selama masa musim
hujan, setelah Sang Buddha parinibbana, diadakan Persamuhan Agung
pertama di dekat Rajagaha, India, di Gua Sattapanni yang dihadiri oleh
500 orang bhikkhu yang telah mencapai tingkat kesucian Arahat, yang
dipimpin oleh Y.A. Mahakassapa Thera. Pada Persamuhan Agung ini, diulang
kembali peraturan Vinaya oleh Y.A. Upali Thera yang kemudian diterima
sebagai Vinaya Pitaka, dan pengulangan Dhamma oleh Y.A. Ananda Thera
yang kemudian menjadi Sutta Pitaka. Persamuhan ini di bawah naungan Raja
Ajatasattu.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="55" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>100</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>444 B.C.E</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>atau</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>384 B.C.E</b></span></td>
<td align="left" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Persamuhan Agung Kedua di Vesali, 100 tahun setelah Sang Buddha
Parinibbana. Persamuhan Agung ini diselenggarakan karena para bhikkhu
Vajji dari Vesali telah melangggar pacittiya. Persamuhan ini di bawah
naungan Raja Kalasoka dan dipimpin oleh YA. Revata dan dibantu oleh YA.
Yasa serta dihadiri oleh 700 bhikkhu. Keretakan sangha yang pertama
timbul antara aliran Mahasanghika dan Sthaviravada yang tradisional.
Permasalahannya adalah Mahasanghika tidak mau menerima sutta dan vinaya
sebagai sumber terakhir dari ajaran sang Buddha. Mahasanghika kemudian
berkembang menjadi Mahayana yang mendominasi Agama Buddha di utara Asia
(China, Tibet, Jepang dan Korea).
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="52" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>119</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>425 B.C.E</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>atau</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>365 B.C.E</b></span></div>
</td>
<td align="left" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Persamuhan Buddhis di Pataliputta (tidak membahas mengenai kitab suci).</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="31" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>231</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>313 B.C.E</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>atau</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>253 B.C.E</b></span></td>
<td align="left" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Persamuhan Agung Ketiga diselenggarakan di Pataliputta (India),
dipimpin oleh Y.A. Tissa Moggaliputta. Abhidhamma Pitaka diulang kembali
pada persamuan ini, sehingga lengkaplah pengertian Tipitaka
(Vinaya,Sutta, dan Abhidhamma). Y.A. Tissa Moggaliputta menyelesaikan
kitab Kathavatthu. Kitab suci Tipitaka Pali telah lengkap secara
keseluruhan. Dalam Pesamuhan Agung Ketiga ini 100 orang Arahat mengulang
kembali pembacaan Kitab Suci Tipitaka (Pali) selama sembilan bulan.
Persamuhan ini di bawah naungan Kaisar Asoka. Perselisihan perbedaan
doktrin yang kemudian menimbulkan keretakan, melahirkan aliran
Sarvastivada dan Vibhajjavada.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="23" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>234</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>310 B.C.E</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>atau</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>250 B.C.E</b></span></div>
</td>
<td align="left" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Kaisar Asoka mengeluarkan beberapa ragam dekrit (<i>edict</i>)
mengenai kerajaannya yang mendukung Agama Buddha. Kaisar Asoka mengirim
putranya, Y.M. Mahinda Thera ke Sri Lanka dengan misi menyebarkan Buddha
Dhamma di Sri Lanka, Kanara, Karnataka, Kashmir, wilayah Himalaya,
Myanmar, Afghanistan dan bahkan Mesir, Macedonia dan Cyrene. Kemudian
Raja Sri Lanka Devanampiya Tissa memeluk Agama Buddha. </b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b> </b></span><br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" class="thumbimage" height="241" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4c/Asoka_Kaart.gif/300px-Asoka_Kaart.gif" width="400" /></div>
</div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="20" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>241</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>303 B.C.E</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>atau</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>243 B.C.E</b></span></div>
</td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Y.M. Mahinda Thera mendirikan Mahavihara di Anuradhapura, Sri
Lanka. Komunitas aliran Vibhajjavadin yang berdiam di Sri Lanka kemudian
berkembang menjadi Theravada . Kemudian saudara perempuan Y.M. Mahinda
Thera, Bhikkhuni Sanghamitta, tiba di Sri Lanka dengan membawa potongan
pohon Bodhi dan mendirikan Sangha Bhikkhuni di Sri Lanka.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>284</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>260 B.C.E atau</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>200 B.C.E</b></span></td>
<td align="left" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Kemunculan benih awal aliran Mahayana.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>Penyusunan literatur Prajnaparamita.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>Pembangunan Stupa Sanchi di Amaravati, Bodh Gaya, India.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="52" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>299</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>245 B.C.E atau</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>185 B.C.E</b></span></td>
<td align="left" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Runtuhnya dinasti Maurya dan digantikan oleh dinasti Sunga. Pada
masa ini Agama Buddha mengalami tekanan oleh pemerintahan Pusyamitra
Sunga.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="52" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>304</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>240 B.C.E</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>atau</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>180 B.C.E</b></span></td>
<td align="left" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Demetrius, raja <i>Greco-Bactrian</i>, menginvasi India sampai ke
Pataliputta dan mendirikan kerajaan Indo-Greek/India-Yunani (180-10
B.C.E), dimana di bawah kerajaan tersebut Agama Buddha kembali
berkembang.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="71" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>334</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>210 B.C.E atau</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>150 B.C.E</b></span></td>
<td align="left" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Menander I (Milinda), raja Indo-Greek/India-Yunani memeluk Agama
Buddha setelah berdiskusi dengan Y.A. Nagasena. Kumpulan diskusi yang
berisikan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Raja
Menander I (Milinda) kepada Y.A. Nagasena, mengenai Buddha Dhamma ini,
kemudian dikenal dengan sebutan Milinda Panha atau Pertanyaan Milinda.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="52" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>409</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>135 B.C.E</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>atau</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>75 B.C.E</b></span></td>
<td align="left" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Theodorus, gubernur Indo-Greek/India-Yunani, menyimpan relik Sang
Buddha, mendedikasikannya untuk menghormati “Yang Termulia Shakyamuni”.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="71" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>450</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>94 B.C.E</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>atau</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>34 B.C.E</b></span></td>
<td align="left" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Peristiwa kelaparan dan perang yang terjadi di Sri Lanka
menimbulkan kekhawatiran akan kemerosotan moral yang mengancam
kelestarian Buddha Dhamma. Dengan alasan ini Persamuhan Agung Keempat
diselenggarakan dan kitab suci Tipitaka ditulis untuk pertama kalinya
pada daun lontar/palem. Persamuhan ini di bawah naungan Raja Vattagamani
Abhaya dari Sri Lanka, diselenggarakan di Vihara Aloka, Desa Matale
atau Malaya, Sri Lanka, dan dihadiri oleh 500 bhikkhu dan ahli tulis
dari Mahavihara.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="23" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>543</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2 B.C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Catatan Sejarah Dinasti Han Timur (Hou Hanshu), mencatat kunjungan
utusan Yuezhi ke ibu kota China, dan memberikan pengajaran Sutra Buddhis
secara oral (diucapkan).
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="23" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>545</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Dimulainya tahun umum (C.E) atau disebut dengan tahun Masehi</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="23" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>609</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>65 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Pendanaan Agama Buddha oleh Liu Ying, putra Kiasar Guangwu dari
dinasti Han, yang merupakan dokumentasi pertama atas praktik Agama
Buddha dalam suatu komunitas.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="23" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>611</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>67 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Agama Buddha tiba di China dari India bersama dengan dua orang
bhikshu dari India yaitu Kasyapa-Matanga dan Dharmaraksha. Mereka
menerjemahkan berbagai teks Buddhis diantaranya yaitu Sutra 42 Bab.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="23" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>612</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>68 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Agama Buddha secara resmi bediri di China dengan didirikannya Kuil
Kuda Putih (Baima), pada kekuasaan Kekaisaran Ming dari Dinasti Han
Timur.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="23" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>622</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>78 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Jenderal China, Ban Chao, menduduki kerajaan Buddhis, Khotan (sekarang Hotan / Hetian).</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="23" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>633</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>89 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Menurut aliran Mahayana, Raja Kaniska (78-101), mengadakan
Persamuhan Agung Keempat di Jalandhar, India. (Persamuhan ini tidak
diakui oleh aliran Theravada).</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="23" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>644</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>100 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Para bhikkhu dari Sri Lanka menyebarkan Agama Buddha aliran Theravada di Kamboja dan Thailand Tengah untuk pertama kalinya.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="23" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>692</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>148 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>An Shih-Kao seorang pangeran dari Parthian (Ashkanian) dan para
bhikkhu dari India tiba di China dan untuk pertama kalinya menerjemahkan
teks Buddhis India ke dalam bahasa China dengan menggunakan terminologi
Taoisme sehingga beberapa masyarakat China menganggap Agama Buddha
sebagai bentuk lain dari Taoisme.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="23" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>694</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>150 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Penyusunan Saddharma Pundarika Sutra (Sutra Teratai) dan teks-teks Mahayana lainnya.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Kemunculan Mahayana sebagai aliran yang terpisah.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Kedatangan Agama Buddha untuk pertama kalinya ke Vietnam dari Asia Tengah dan India.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="23" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>712</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>168 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Seorang bhikshu bernama Lokaksema dari Kushan, berkunjung ke ibu
kota China, Loyang, untuk menerjemahkan teks-teks Mahayana untuk pertama
kalinya ke dalam bahasa China.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="23" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>744</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>200 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Jaman Filsuf Buddhis India.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Nagarjuna, penemu aliran Madhyamika (Jalan Tengah) yang menekankan pada ajaran sunyata (kekosongan).</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Biara pertama di China didirikan.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Dhamaraksa menerjemahkan banyak sutra ke dalam bahasa China diantaranya Sutra Teratai.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Agama Buddha mulai masuk ke Tibet dan mempengaruhi kepercayaan setempat (Bon) di kerajaan Shang-Shung (Tibet Selatan).</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Pengaruh Buddhis di Persia menyebar melalui perdagangan.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="23" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>840</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>296 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Penyusunan Zhu Fo Yao Ji Jing (kitab Buddhis China tertua yang
baru ditemukan pada tahun 2005 C.E), telah rampung pada masa Dinasti Jin
Barat (265-317).</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Aliran Yogacara (meditasi) ditemukan oleh Maitreyanatha.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Kitab-kitab Buddhis mulai tiba di kerajaan-kerajaan Tibet (Tibet Utara) semasa pemerintahan Raja Lhatotori Nyentsen.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>861</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>317 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Fo-T’u-Teng mendirikan sangha bhikshuni di China.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>864</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>320 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Universitas Buddhis Nalanda berkembang di India, merupakan pusat
pelajaran Agama Buddha kurang lebih selama 1000 tahun dan memiliki 2
ribu orang guru dan 10 ribu siswa di dalamnya.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Penyebaran Agama Buddha ke Myanmar dan Laos.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>874</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>330 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Kehidupan Asanga dan Vasubhandu. Bersama dengan Maitreyanatha
mereka sebagai penemu dan Guru Besar dari aliran Yogacara. Mereka
terkenal akan ajarannya mengenai Cittamatrin (Pikiran Semata).</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Pemikiran akan penghormatan terhadap Amitabha dan kelahiran di tanah
suci, mulai muncul dan merupakan cikal bakal perkembangan aliran Tanah
Suci.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Perkembangan aliran Vajrayana.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>916</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>372 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Agama Buddha masuk ke Korea dari China. Dua bhikshu dari China
membawa beberapa kitab ke kerajaan Goguryeo di Korea dan mendirikan
pembuatan kertas di Korea.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>922</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>378 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Penerjemahan teks-teks Buddhis ke dalam bahasa China oleh Kumarajiva (344-413) dan Hui-yüan (334-416).</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>Agama Buddha memasuki Korea.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>943</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>399 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Fa-hsien (Fa Xian), seorang bhikshu dari China mengunjungi India
(399-414) dan kembali dengan membawa teks-teks Buddhis dan kemudian
diterjemahkan dalam bahasa China.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>946</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>402 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Aliran Amitabha Tanah Suci (Ching t’u) mulai muncul di China. T’an-Luan (476-542) sebagai sesepuh pertama.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="46" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>969</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>425 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Y.M. Bhikkhu Buddhaghosa Thera dari Sri Lanka membuat komentar
terhadap kitab Tipitaka Pali yang kemudian disebut sebagai Maha
Atthakatha. Beliau juga menyusun Visuddhimagga (Jalan Kemurnian) yang
menjadi buku teks klasik ajaran Sang Buddha di Sri Lanka.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Agama Buddha aliran Mahayana sampai di Myanmar, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan diperkenalkan oleh imigran asal India.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>977</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>433 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Para Bhikkhuni Theravada dari Sri Lanka memperkenalkan garis silsilah penahbisan penuh ke China.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Agama Buddha mengalami penyiksaan dan kekerasan oleh pemerintahan Kaisar Wu (Shih-tusu) di China (424-451).
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>998</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>454 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Dhammapala dari Sri Lanka, menyusun komentar terhadap kitab
Tipitaka Pali yang terlewatkan oleh Buddhaghosa (seperti kitab Udana,
Itivuttaka, Theragatha, dan Therigatha), bersama dengan sub-komentar
yang luas pada karya Buddhaghosa.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Pemulihan Agama Buddha di China pada masa kaisar yang baru, Wen-ch’eng-ti.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1008</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>464 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Buddhabhadra seorang Guru Dhyana (meditasi) India sampai di China
untuk mengajarkan Agama Buddha. Beliau menjadi ketua dan Sesepuh Pertama
Vihara Shaolin.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1014</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>470 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Aliran T’ien Tai ditemukan oleh Hui-Wen di China Selatan.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1039</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>495 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Vihara Shaolin didirikan di China atas nama Buddhabhadra atas dekrit Kaisar Wei Xiao Wen.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="46" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1064</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>520 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Bodhidharma tiba di China dari India dan menetap di Vihara
Shaolin di provinsi Henan, China. Beliau menjadi Sesepuh Pertama dari
aliran Ch’an (Zen).</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Berdirinya aliran Ch’an (Zen).
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1096</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>552 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Agama Buddha diperkenalkan di Jepang melalui Korea (mungkin juga melalui China) dan menjadi agama negara (594).</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Berdirinya aliran T’ien-tai oleh Chih-i (538-597) di China, dikenal
juga dengan nama Fa-hua atau aliran Teratai; merupakan bentuk
sinkretisme (perpaduan) dari semua aliran Mahayana.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1121</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>577 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Berdirinya aliran Hua-yen oleh Fa Shun (557-640) di China.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Kisah Jataka diterjemahkan ke dalam bahasa Persia oleh Raja Khosrau I (531-579).</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Pengikut aliran Zen masuk ke Vietnam dari China.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Pangeran Shotoku mendanai Agama Buddha di Jepang.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1133</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>589 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Penulisan teks-teks komentar Buddhis China.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Agama Buddha berkembang di Indonesia.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Percampuran antara agama Hindu Shivaism dan Mahayana di Kamboja,
berlangsung sampai abad ke-11. Aliran non-Mahayana juga ada namun tidak
menonjol.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Berdirinya Dinasti Sui di China, awal dari jaman keemasan Agama Buddha di China.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1151</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.e</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>607 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Utusan kerajaan Jepang diutus ke kerajaan Sui di China untuk mendapatkan salinan sutra-sutra.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Agama Buddha mulai menyebar di Tibet.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Pembangunan kuil Horyu-ji dan selesai pada tahun 615 C.E.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1162</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>618 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Berdirinya Dinasti Tang di China (618-907) dan merupakan jaman keemasan bagi Agama Buddha di China.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Harsa-vardhana memimpin kerajaan besar di India Utara. Ia adalah salah
satu raja Buddhist teladan yang mendirikan institusi-institusi untuk
para peziarah, orang miskin, dan orang sakit.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1185</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>641 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Raja Songtsen Gampo mempersatukan Tibet dan menikahi putri dari
China, Wen Cheng dan putri dari Nepal Bhrkuti yang membawa rupang
Buddha.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Pembangunan Istana Potala, Jokang dan vihara Ramoche di Tibet untuk menaruh rupang Buddha (641-650).
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1187</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>643 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Hsuan Tsang (602-664) mengunjungi India dan setelah pulang menerjemahkan berbagai kitab Buddhis.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1202</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>658 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Aliran Ch’an Selatan atau Ch’an baru, mulai meluas dengan Hui-neng (638-713) sebagai Sesepuh Ke-6.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Pengembangan aliran Hua-yen oleh Fa-tsang (643-712)
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1215</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>671 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Bhiksu Peziarah dari China pada Dinasti Tang, Yi Jing (I-Tsing),
mengunjungi Palembang, ibu kota dari kerajaan Srivijaya di pulau
Sumatera, Indonesia, dan melaporkan terdapat lebih dari 1000 orang
bhikkhu di sana. Dan pada masa itu, mayoritas Agama Buddha tradisi
Theravada telah berkembang pesat di seluruh Nusantara, kecuali di daerah
Melayu yang sedikit mengadopsi tradisi Mahayana.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Seorang bhikshu sarjana asal Korea, Uisang (625 – 702), kembali ke
Korea setelah mempelajari aliran Hua-yen dan mendirikan aliran Hwaom
(Hua-yen dalam bahasa Korea).
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1257</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>713 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Aliran esotorik dari Dinasti Tang diperkenalkan di China oleh Subhakarasimha, Vajrabodhi and Amoghavajra.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1263</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>719 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Agama Buddha berkembang di Thailand.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1274</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>730 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Diperkenalkannya aliran Hua-yen dari China ke Jepang, yang dikenal dalam bahasa Jepang sebagai Kegon.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1296</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>752 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Patung besar Buddha Vairocana di kuil Todai-ji di Nara (Jepang), selesai dibangun.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1304</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>760 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Candi Borobudur didirikan pada masa Dinasti Sailendra di Jawa Tengah.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Aliran akademis (Jöjitsu, Kusha, Sanron, Hossö, Ritsu, and Kegon) tumbuh di Jepang.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Aliran Ch’an sampai ke Tibet.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1317</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>773 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Raja Trisong Detsen mengundang Shantarakshita ke Tibet.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1318</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>774 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Raja Trisong Detsen mengundang Padmasambhava untuk mendirikan Agama Buddha aliran Tantra di Tibet.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>-Agama Buddha menyebar cepat ke Sikkim dan Bhutan.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Kisah Jataka diterjemahkan ke dalam bahasa Syriac dan Arab seperti
Karataka and Damanaka. Kisah mengenai kehidupan Sang Buddha di
terjemahkan ke dalam bahasa Yunani oleh John dari Damascus.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1331</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>787 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Pembangunan Samye, vihara pertama di Tibet, oleh Trisong Detsen dan
Padmasambhava. Kemunculan aliran Nyingma cabang dari Agama Buddha
Tibet.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1336</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>792 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Perdebatan besar antara aliran Tibet dengan aliran Mahayana di
vihara Samye, dan memutuskan bahwa aliran Tibet sebagai bentuk dari
aliran Mahayana.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1338</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>794 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Satu juta miniatur stupa (pagoda) dibangun di Jepang. Ibu kota Jepang dipindahkan dari Nara ke Kyoto.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1348</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>804 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Di bawah pemerintahan Kaisar Kammu dari Jepang, Bhikshu Kukai
(774-835) berkunjung ke daratan China. Ia menyerap ajaran dari aliran
Vajrayana di Chang’an dan kembali ke Jepang untuk mendirikan aliran
Shingon (806). Berada dalam rombongan yang sama, Bhikshu Saicho
(767-822) menyerap ajaran dari aliran T’ien-tai dan kembali ke Jepang
untuk mendirikan aliran Tendai (805).
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1354</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>810 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Raja Devapala dari India menyumbang “pemasukan dari 5 desa” untuk
pendanaan dan pemeliharaan perpustakaan Buddhis dan fasilitas penyalinan
Sutra di Universitas Nalanda.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1366</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>822 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Penegakkan Peraturan (vinaya) Mahayana di Jepang.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1380</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>836 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Raja Lang Dharma menganiaya Buddhis Tibet. Periode konflik dan perang sipil di Tibet dimulai.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Seorang pendeta aliran Tendai dari Jepang bernama Ennin melakukan
perjalanan ke China (838-847) dan mencatat penekanan terhadap Agama
Buddha di China
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1389</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>845 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Penekanan dan penganiayaan terhadap Buddhis di China oleh Kaisar
Wu-tsung (841-7) seorang Taois, yang juga memerintahkan untuk
memusnahkan seluruh komponen yang berunsur Buddhis, menandakan
kemunduran Agama Buddha di China.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Penemuan alat pencetak oleh Buddhis di China. Buku tertua yang dicetak
dan masih ada adalah buku Tun-hung pada tahun 868, yang berisi kutipan
dari Sutra Intan.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="33" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1421</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>877 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Kehancuran dinasti Tibet. Agama Buddha hampir lenyap seluruhnya dari Tibet.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="39" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1444</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>900 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Pembangunan Kuil Buddhis di Bagan, Myanmar, dimulai</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Agama Islam menggantikan Agama Buddha di Asia Tengah.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="33" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1516</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>972 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Kaisar Pertama dari Dinasti Sung memerintahkan untuk menyelesaikan
mencetak Tripitaka. Selesai pada tahun 983, dikenal dengan nama Shu-pen
(Edisi Szechuan).
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1522</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>978 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Awal dari periode kedua Buddhis di Tibet.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1553</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1009 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Dinasti Ly di Vietnam. Para Raja Ly melindungi Agama Buddha Mahayana.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1569</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1025 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Kerajaan Buddhis, Srivijaya, di Sumatera, diserang oleh Kerajaan
Chola dari India Selatan. Srivijaya masih bisa bertahan tetapi mengalami
kemunduran. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Palembang ke Jambi.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1582</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1038 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Atisha (982-1054), datang ke Tibet dan mendirikan aliran Kadampa (yang kemudian menjadi aliran Gelugpa).</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1583</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1039 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Marpa (1012-1097) seorang penerjemah, mulai mendirikan aliran
Kargyu bagian dari Agama Buddha di Tibet, melakukan perjalanan ke India,
dan belajar di bawah bimbingan Naropa.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1588</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1044 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Di Myanmar, raja Pagan pertama, Raja Anoratha mulai memerintah. Ia
mengalihyakinkan negaranya menjadi Agama Buddha Theravada dengan bantuan
para bhikkhu dan buku-buku dari Sri Lanka.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1594</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1050 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Komunitas Bhikkhu dan Bhikkhuni di Anuradhapura, Sri Lanka, hancur karena invasi dari India bagian selatan.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1604</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1060 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Penemuan silsilah aliran Sakya oleh Brogmi (992-1072).</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Gonchok Guelpo (1034-1102) mendirikan biara pertama bagi sangha aliran Sakya.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Berkembangnya Theravada di Pagan, Burma (Myanmar).
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1614</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1070 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Para Bhikkhu dari Pagan (Myanmar) tiba di Polonnaruwa, Sri Lanka
untuk mengembalikan kembali garis penahbisan bhikkhu aliran Theravada di
Sri Lanka.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1628</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1084 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Di Myanmar, pada pemerintahan Raja Pagan ke-2,
Kyanzittha (putra dari Anawrahta) menyelesaikan Stupa Shwezigon, tempat
untuk menyimpan relik Sang Buddha, termasuk relik gigi Sang Buddha yang
dibawa dari Sri Lanka.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1644</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1100 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Pemerintahan Huizong pada masa Dinasti Song di China melarang Agama Buddha dan mempromosikan Taoisme.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1668</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1124 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Di Jepang, Ryonin (1072-1132) menemukan aliran
Yuzu-gatari atau aliran Nembutsu (Nianfo) yang memfokuskan pada ritual
pengulangan nama Buddha Amitabha.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1708</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1164 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Polonnaruwa, di Sri Lanka Utara dihancurkan oleh
penyerangan bangsa asing. Dengan bimbingan dua bhikkhu dari cabang
tradisi Mahavihara yaitu tradisi Y.A. Mahakassapa dan Y.A. Sariputta,
Raja Parakramabahu menyatukan kembali seluruh bhikkhu di Sri Lanka dalam
tradisi Mahavihara.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1719</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1175 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Honen Shonin (1133-1212) mendirikan aliran Jodo atau “Tanah Suci” (Pure Land) di Jepang.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1725</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1181 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Raja Jayavarman VII dari Kamboja yang merupakan
penganut Mahayana mendirikan kuil Bayon salah satu bagian akhir dari
pembangunan Angkor Wat yang dimulai pada pemerintahan Raja Suryavarman
II. Kemudian hari situs ini menjadi salah satu tempat bagi penganut
Theravada.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1734</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1190 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Di Myanmar, garis keturunan Raja Anawrahta
mengendalikan pemerintahan dengan bantuan dari Sri Lanka. Pemerintah
baru memperbaharui Buddhisme Myanmar mengacu pada model di Sri Lanka.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1735</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1191 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Eisai (1141-1215) mendirikan aliran Rinzai dari Zen Buddhisme di Jepang.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Agama Buddha berkembang di Korea di bawah dinasti Koryo.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1737</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1193 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Kaum Muslim menyerang India dan menaklukkan negara
Magadha, pusat Agama Buddha. Mereka menghancurkan vihara-vihara dan
universitas Buddhis seperti Nalanda dan Valabhi. Pusat Pendidikan
Buddhis Terbesar di Nalanda dimana berbagai hal diajarkan seperti
Buddhisme, Logika, Filsafat, Hukum, Pengobatan, Tata Bahasa, Matematika,
Kimia, dan Astrologi, mengalami kemunduran dan pembubaran akibat
penyerangan Muslim Turki. Peristiwa ini merupakan tonggak sejarah bagi
kemunduran Agama Buddha di India.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="43" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1744</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1200 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Di Kamboja, Agama Buddha Theravada menggantikan
Mahayana yang sebelumnya dianut secara berdampingan dengan agama Hindu
oleh masyarakat Kamboja. Perubahan ini mendapat pengaruh dari Sri Lanka
dan Thailand.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1768</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1224 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Shinran (1173-1262) mendirikan aliran Jodo-Shin di
Jepang. Ia membawa doktrin keselamatan dengan hanya kepercayaan kepada
Buddha Amitabha dan dengan hanya penguncaran secara ekstrem nama Buddha
Amitabha. Ia mendukung pernikahan para biarawan dan ia sendiri menikah.
Populasi penganut aliran ini hanya ada di Jepang dan beberapa Korea.
“Pembaharuan” Shinran (penyelamatan dengan kepercayaan semata,
pernikahan para biarawan, makan daging, dan sebagainya) tidak dapat
diterima oleh tradisi-tradisi Buddhis di Asia Timur.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1771</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1227 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Dogen Zenji (1200-1253) membawa tradisi Zen Caodong dari China ke Jepang dan mendirikan aliran Soto Zen.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1780</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1236 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Para Bhikkhu dari Kañcipuram, India, tiba di Sri Lanka untuk menghidupkan kembali garis upasampada (penahbisan) Theravada.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1782</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1238 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Kerajaan Thailand dari Sukhothai berdiri, dengan Agama Buddha Theravada sebagai agama negara.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1791</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1247 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Di Tibet, Pandita Sakya mengakui Godan Khan; merupakan awal dari hubungan antara Lama Tibet dengan Khan (Penguasa) dari Mongol.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="34" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1796</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1252 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Rupang (patung) raksasa Buddha Amitabha dibangun di Kamakura, Jepang.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1797</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1253 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Nichiren Daishonin (1222-1282) mendirikan aliran
Nichiren di Jepang yang sampai sekarang beberapa cabang dari aliran ini
seperti Nichiren Shoshu masih merupakan aliran yang kontroversi dimana
menganggap Nichiren sebagai Buddha yang asli dan sesungguhnya.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1799</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1255 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Dinasti Yuan di China dalam kekuasaan Mongol dan
pengaruh Lamaisme dari Tibet. Pada masa ini terjadi kontroversi antara
Buddhis dan Taois sebelum pemerintahan Magun Khan tahun 1255. Perdebatan
sengit yang telah berlangsung selama 1000 tahun, diselesaikan karena
keinginan Buddhis dengan dekrit Kublai Khan pada tahun 1281.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1805</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1261 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Tibet dipersatukan kembali oleh para Pandita Sakya, dan menjadikan Lama Agung Sakya menjadi raja.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Rashid al-Din seorang sejarahwan asal Persia, mencatat ada sebelas
literatur Buddhis yang diterjemahkan dalam bahasa Arab seperti
Sukhavati-vyuha Sutra dan Karanda-vyuha Sutra, serta beberapa bagian
dari Samyutta Nikaya dan Anguttara Nikaya, dan bersama dengan
Maitreya-vyakarana.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="41" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1819</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1275 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Ippen (1239-1289) menemukan aliran Ji di Jepang.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1823</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1279 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Bukti tertulis terakhir mengenai vihara bhikkhuni Theravada di Myanmar.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1831</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1287 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Kerajaan Buddhis Theravada di Pagan, Myanmar, jatuh oleh Mongol, dan mulai mengalami masa kemunduran.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="36" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1839</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1295 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Pemimpin Mongol, Ghazan Khan memeluk agama Islam, dan merupakan akhir dari garis pemimpin penganut Buddhis Tantra.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1865</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1321 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Buddhis di Persia berusaha mengalihyakinkan Uldjaitu Khan.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Kuil Zen Sojiji Soto dan biara didirikan oleh Keizan Zenji.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1865</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1350 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Di Tibet, Raja Changchub Gyaltsen menaklukkan Sakya dan mendirikan dinasti sekular.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1895</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1351 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Garis penahbisan Buddhisme tradisi Hutan dari Sri Lanka tiba di Myanmar dan Thailand.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Theravada menyebar ke Laos.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Biara Theravada Thailand pertama berdiri di Kamboja tidak lama setelah rakyat Thailand memenangkan kemerdekaannya dari Khmer.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1904</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1360 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Para penguasa dari Utara (Chieng-mai) dan Timur Laut
(Sukhothai) Thailand mengadopsi Agama Buddha Theravada dan menjadikannya
agama negara.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1909</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1365 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Di Indonesia, Kerajaan Srivijaya ditaklukkan oleh
Kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit mengalami masa keemasan di bawah
pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Dan pada masa ini
pula Agama Buddha mengalami masa keemasan yang kedua setelah masa
Kerajaan Srivijaya.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1935</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1391 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Lahirnya Gyalwa Gendun Drubpa, Dalai Lama Pertama. Awal dari garis silsilah Dalai Lama dalam Buddhisme Tibet.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1941</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1397 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Kuil Kinkaku-ji atau Paviliun Emas dibangun di Kyoto, Jepang.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1953</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1409 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Ganden, Biara aliran Tibet tradisi Gelug (“Topi
Kuning”) pertama dibangun oleh reformer kebiaraan, Tsong-khapa
(1357-1419) yang sekaligus menandakan berdirinya aliran Gelug oleh
Tsong-khapa.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="23" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2022</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1478 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Di Indonesia, Raja Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit
wafat, dimulailah masa keruntuhan Kerajaan Majapahit dengan adanya
serangan dari Kerajaan Kediri. Dengan dimulainya keruntuhan Kerajaan
Majapahit maka dimulai pula masa kemunduran Agama Buddha di Nusantara.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2043</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1499 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Taman Batu di Kuil Ryoan-Ji di Tokyo dibangun.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Meninggalnya Rennyo (1415-1499), seorang pembaharu aliran Jodo-Shin.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2071</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1527 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Di Indonesia, Kerajaan Kediri yang merupakan sisa-sisa
Kerajan Majapahit, ditaklukkan oleh Kerajaan Demak Muslim. Riwayat
Kerajaan Majapahit benar-benar tamat.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2122</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1578 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Salah satu penguasan Mongol, Altan Khan, memberikan
titel Dalai (“Lautan”) kepada pemimpin aliran Tibet tradisi Gelug yaitu
Sonam Gyatso yang kemudian dikenal sebagai Dalai Lama Ketiga.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Pergerakan pengharmonian antar aliran Agama Buddha (khususnya aliran
Cha’n dan Tanah Suci) di China pada masa Dinasti Ming. Master Chu-hung,
(lahir 1535) meresmikan pergerakan umat Buddha di China.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2146</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1602 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Aliran Jodo-Shin di Jepang terbagi menjadi dua, yaitu tradisi Higashi (Timur) dan tradisi Nishi (Barat) Hongan-ji.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2157</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1613 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Sistem Danka atau Sistem Kuil Keluarga diterapkan di Jepang.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2158</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1614 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Toyotomi Hideyoshi dari Jepang membangun rupang (patung) Buddha besar di Kuil Hokoji di Kyoto.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2159</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1615 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Suku Oirat dari Mongol memeluk Agama Buddha Tibet aliran Gelug.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2186</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1642 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Gushri Khan menobatkan Dalai Lama Kelima, Ngawang Lobsang Gyatso sebagai penguasa sementara di Tibet.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2197</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1653 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Dalai Lama Kelima bertemu dengan Kaisar Qing, Shunzhi, dari China di dekat Beijing.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2198</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1654 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Ingen atau Yin-yuan (1592-1673) memperkenalkan aliran Obaku dari Zen Buddhisme di Jepang.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2225</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1681 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Literatur-literatur Buddhis versi China diterbitkan oleh Tetsugen.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Agama Buddha di Jepang dalam pengawasan Tokugawa Shögunate (penguasa pemerintah feudal).</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2226</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1682 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Dalai Lama Kelima wafat; wali pemerintahan menyembunyikan kewafatannya selama 14 tahun.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2241</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1697 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Penobatan Dalai Lama Keenam, Tsangyang Gyatso (1683-1706) pada usianya yang ke-14 tahun.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2244</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1700 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Hakuin (1686-1769) seorang bhiksu, penulis, dan seniman
membantu menghidupkan kembali aliran Zen Rinzai dalam Agama Buddha di
Jepang.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2261</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1717 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Suku Dzungar dari Mongol menyerang Tibet dan merampok Lhasa. Kuburan Dalai Lama Kelima dijarah.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2264</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1720 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Suku Dzungar berhasil dipukul mundur, Pasukan Pemerintah Qing (China) mengangkat Kelsang Gyatso sebagai Dalai Lama Ketujuh.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2265</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1721 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Kedudukan Amban (Perwakilan Pemerintah China) dibuat
oleh 13 pokok ketetapan Pemerintah Qing (China). 29 pokok ketetapan
Pemerintah Qing menentukan penggunaan undian “jambangan emas” (“golden
urn”) untuk memilih Dalai Lama dan Panchen Lama.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2299</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1755 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Raja Kirti Sri Rajasinghe menerima para bhikkhu dari
Kerajaan Thailand untuk mengembalikan lagi garis penahbisan bhikkhu yang
lenyap di Sri Lanka. Berdirinya tradisi Siam Nikaya di Kandy, Sri
Lanka, oleh Bhikkhu Upali dari Thailand yang berusaha membenahi Sangha
di Kandy.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Tentara kolonial menduduki Sri Lanka, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Vietnam.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2310</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1766 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Di Thailand, banyak literatur Buddhis hancur ketika Myanmar menyerang Ayutthaya.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2321</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1777 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Raja Rama, pendiri dinasti yang ada sekarang di
Thailand, memperoleh salinan Tipitaka dari Sri Lanka dan menyokong suatu
Dewan untuk menstandardisasi Tipitaka versi bahasa Thailand, dan
salinannya kemudian disumbangkan ke vihara-vihara di seluruh negeri.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2346</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1802 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Nguyen Anh memerintah setelah Vietnam bersatu. Setelah
berkuasa ia membuat pemerintahan Confucianis ortodoks dan membatasi
penyebaran Agama Buddha. Ia melarang pria dewasa untuk menghadiri
perayaan Buddhis.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2347</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1803 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Umat Sri Lanka yang ditahbiskan oleh para bhikkhu dari
kota Amarapura, Myanmar, mendirikan tradisi Amarapura Nikaya untuk
memperbaiki tradisi Siam Nikaya yang terakhir mengalami penyimpangan.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2358</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1814 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Di Jawa Tengah, Indonesia, setelah lama tertimbun, Candi Borobudur diketemukan kembali oleh Sir Thomas Stamford Raffles.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2364</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1820 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Rezim Minh Mang di Vietnam membatasi Agama Buddha lebih
lanjut. Ia bersikeras bahwa semua bhikkhu harus tinggal di biara dan
memiliki dokumen identitas.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2372</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1828 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Pangeran Thailand, Mongkut (yang kemudian menjadi Raja
Rama IV) yang sebelumnya pernah menjadi bhikkhu, mendirikan tradisi
Dhammayut yang berarti Sesuai Dhamma. Mongkut yang melihat
ketidaksesuaian antara praktik yang diterapkan oleh para bhikkhu Thai
dengan apa yang ada dalam Tipitaka Pali. Ia berusaha mereformasi dengan
meniadakan segala hal yang bukan Buddhis, dongeng kepercayaan rakyat,
dan takhayul.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2384</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1840 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Lahirnya Master Hsu Yun (1840-1959), Guru Besar Ch’an di China di era modern.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2396</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1852 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Terjemahan Sutra Teratai dalam bahasa Jerman.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Perintis Sarjana Buddhis Neumann dan Odlenburg.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Bhikkhu Jerman pertama, Nyanatiloka Mahathera.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2397</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1853 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Kuil China pertama di Amerika Serikat (San Francisco)</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2406</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1862 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Para bhikkhu dari tradisi Hutan, dipimpin oleh Y.M.
Paññananda mengunjungi Myanmar untuk penahbisan ulang, dan sekembalinya
ke Sri Lanka kemudian mendirikan tradisi Ramañña Nikaya.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Terjemahan pertama Dhammapada ke dalam bahasa barat (Jerman).</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="34" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2412</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1868 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Di Jepang, Agama Buddha ditekan oleh kaum Shinto pada masa Restorasi Meiji.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2415</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1871 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Persamuhan Agung Kelima diselenggarakan di Myanmar, di
bawah perlindungan Raja Mindon Min. Kitab Tipitaka Pali ditulis pada 729
batu marmer. Masing-masing batu marmer memiliki ukuran panjang 5,5 kaki
( +/-165 cm), lebar 3,5 kaki (+/- 105 cm), dan ketebalan 5 inchi (+/-
10 cm).</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2416</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1872 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Di Jepang, perselibatan dan vegetarianisme
diperbolehkan dengan ijin pemerintah, dan kaum wanita diperbolehkan
kembali memasuki vihara.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2417</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1873 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Kebangkitan Agama Buddha terjadi di Sri Lanka ketika
Y.M. Sri Sumangala dan Y.M. Dharmanada mendirikan dua perguruan tinggi
kebiaraan yaitu Vidyodaya dan Vidyolanka Pirivenas (perguruan tinggi
kebiaraan) secara berturut-turut pada tahun 1873 dan 1875.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Seorang bhikkhu muda, Y.M. Mohottivatte Gunananda mengalahkan
misionaris Kristen dalam debat publik, sehingga menyalakan secara luas
kebanggaan nasional masyarakat Sri Lanka terhadap tradisi Buddhis.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Di Jepang, semua agama berada dalam kendali pemerintah.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2423</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1879 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Sir Edwin Arnold dari Inggris mempublikasikan syair
“Light of Asia”, yang kemudian menjadi buku yang paling laris terjual di
Inggris dan Amerika, menyebabkan tertariknya orang-orang barat akan
Agama Buddha.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2424</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1880 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Helena Blavatsky dan Henry Steel Olcott, pendiri dari
Theosophical Society, tiba di Sri Lanka dari Amerika Serikat, kemudian
memeluk Agama Buddha dan memulai kampanye pengembangan Agama Buddha
dengan mendorong pertumbuhan dan perkembangan sekolah-sekolah Buddhist
di Sri Lanka.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2425</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1881 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Pali Text Society didirikan di Inggris oleh T.W.Rhys
Davids. Selama lebih dari 100 tahun , banyak bagian dari Tipitaka
dipublikasikan dalam tulisan romawi dengan terjemahan ke bahasa Inggris.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2426</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1882 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Vihara Buddha Giok (Jade Buddha Temple) di dirikan di
Shanghai, China, dimana terdapat dua buah rupang (patung) Buddha dari
batu giok (jade) yang didatangkan dari Myanmar (Burma).</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2435</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1891 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Maha Bodhi Society didirikan di India oleh umat dari
Sri Lanka pengikut Anagarika Dharmapala, dalam rangka memperkenalkan
kembali Agama Buddha di India.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2436</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1892 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Vihara Theravada pertama didirikan di Australia oleh para pekerja mutiara di pulau Thursday yang berasal dari Sri Lanka.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2440</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1896 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Menggunakan catatan yang ditulis oleh Fa-hsien (Fa Xian), para arkeolog Nepal menemukan pilar batu besar Asoka di Lumbini.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2442</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1898 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Lahirnya Upasaka Lu K’uan Yu (Charles Luk), penerjemah dan penulis Ch’an di Canton, China.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2443</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1899 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Bikkhu Theravada barat pertama (Gordon Douglas) ditahbiskan di Myanmar (Burma).</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2444</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1900 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Y.M. Ajahn Mun dan Y.M. Ajahn Sao menghidupkan kembali tradisi meditasi Hutan di Thailand.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2446</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1902 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Raja Rama V dari Thailand mendirikan Sangha Act
(Perundangan Sangha) yang secara formal menandakan permulaan dari
tradisi Mahanikaya dan Dhammayut. Kepengurusan Sangha yang pada waktu
itu berada di tangan pejabat awam yang ditunjuk oleh raja, sekarang
diserahkan kepada para bhikkhu itu sendiri.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2447</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1903 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Buddhist Mission Society di Jerman, didirikan.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2448</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1904 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Pasukan Inggris di bawah Kolonel Younghusband memasuki Tibet dan menduduku Lhasa.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2451</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1907 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Buddhist Society of Great Britain, didirikan di Inggris.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Lahirnya Y.M. Rahula Walpola, bhikkhu sarjana asal Sri Lanka.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2454</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1910 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Pasukan China menduduki Tibet, menembaki massa tak bersenjata yang hendak memasuki Lhasa.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2457</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1913 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Dalai Lama Ke-13 menyatakan Tibet sebagai negara religius dan merdeka.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2466</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1922 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Zenshuji Soto Mission didirikan di Little Tokyo di
Los Angeles, California dan berdirinya kuil pertama dari aliran Soto Zen
di Amerika Utara.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Majalah Buddhis pertama di Indonesia dengan nama Moestika Dharma, di bawah pimpinan Kwee Tek Hoay.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2474</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1930 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Soka Gakkai didirikan di Jepang. Organisasi ini
berasaskan pada aliran Nichiren yang kontroversi dimana umatnya
memposisikan Nichiren sebagai seorang Buddha yang sesungguhnya.
Penguncaran kalimat “Nam-My?h?-Renge-Ky?” (Terpujilah Saddharmapudarika
Sutra) mencadi hal yang mendasar dalam praktik kesehariannya.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Di China, Wong Mou-Lam menerjemahkan The Platform Sutra (Sutra Hui
Neng) ke dalam bahasa Inggris dan menemukan jurnal Chinese Buddhisme.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Organisasi Java Buddhists Association yang merupakan bagian dari The
International Buddhists Missionary ( Berpusat di Thaton, Myanmar ),
berdiri di Indonesia, diketuai oleh Ernest Erle Power.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2476</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1932 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Suan Mokkhabalarama (Hutan Kekuatan dari Pembebasan) didirikan oleh Bhikkhu Buddhadasa.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- International Buddhist Mission Java Section berdiri di Batavia
(Jakarta) tahun 1932 dengan Deputy Director General-nya adalah Josias
van Dienst.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2477</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1933 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Dalai Lama Ke-13 meninggal dunia. Gencatan senjata berakhir, China dan Tibet berperang.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2478</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1934 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Buddhis Literatur versi China edisi Taishö Shinshü Daizokyö selesai dicetak di Tokyo, jepang, dalam 100 jilid.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Kedatangan Y.M. Bhikkhu Narada Thera dari Sri Lanka ke Indonesia pada
tanggal 4 Maret 1934. Beliau menanamkan kembali benih-benih Buddha
Dhamma yang telah menghilang di Indonesia sejak kemunduran kerajaan
Majapahit.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Pada tanggal 10 Maret 1934, Y.M. Bhikkhu Narada Thera melakukan
penanaman pohon Bodhi di pelataran Candi Borobudur, yang merupakan pohon
keturunan langsung dari pohon Bodhi induk di Bodg Gaya, dimana Petapa
Gotama mencapai Pencerahan.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2484</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1940 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Tenzin Gyatso yang berusia lima tahun, dinobatkan sebagai Dalai Lama Ke-14.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2489</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1945 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Sekolah Inggris yang baru dibuka ditutup setelah diprotes oleh para bhiksu.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2493</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1949 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Vihara Mahabodhi di Bodh Gaya, India, kembali di bawah kendali Buddhis.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Mahasi Sayadaw (U Sobhana Mahathera) yang menghidupkan kembali
meditasi Vipassana, menjadi guru kepala di pusat meditasi Vipassana di
Rangoon, Myanmar.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2494</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1950 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Konferensi Buddhis Sedunia Pertama, di Colombo, Sri Lanka, yang
akhirnya mendirikan World Fellowship of Buddhists atau Persahabatan
Buddhis Sedunia (WBF) didirikan di Colombo, Sri Lanka. Bendera Buddhis
Internasional diresmikan. Dan Menetapkan hari Vesak (Waisak) sebagai
hari libur umum untuk menghormati Buddha.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2496</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1952 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Konferensi Buddhis Sedunia Kedua diadakan di Tokyo, Jepang.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="52" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2497</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1953 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Chinese Buddhist Association dibentuk oleh pemerintah Republik Rakyat China.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Pada tanggal 22 Mei 1953, untuk pertama kalinya pada masa kemerdekaan
Indonesia, perayaan Waisak diadakan di Candi Bodobudur, Magelang, Jawa
Tengah.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2498</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1954 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Persamuhan Agung Keenam diadakan di Gua Mahapasana, Kaba-Aye,
Yangon, Myanmar. Persamuhan ini berakhir pada tahun 1956 tepat pada
peringatan Buddha Jayanti.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Pada tanggal 23 Januari 1954, Boan An atau Samanera Ti Chen di
tahbiskan menjadi bhikkhu yang selanjutnya dikenal dengan Y.M. Ashin
Jinarakhita Mahathera. Beliau adalah putera Indonesia pertama yang
menjadi seorang bhikkhu di Indonesia.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Y.M. Mingun Sayadaw U Vicittasarabhivamsa, berhasil mengingat seluruh
isi kitab Tipitaka Pali yang berjumlah 16.000 halaman. Beliau
mendapatkan gelar “Tipitakadhara” (Pembawa Tipitaka) dan juga mendapat
gelar “Dhammabhandagarika” (Penjaga Dhamma). Beliau juga sebagai Pemecah
Rekor “Ingatan Terkuat” yang masuk dalam The Guinness Book of Records
(Buku Rekor Dunia) edisi tahun 1985.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2500</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1956 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Tahun Buddha Jayanti, memperingati 2500 tahun Agama Buddha.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Dalai Lama Ke-14 mengunjungi India untuk memperingati Buddha Jayanti.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Di India pemimpin kaum Dalit (kaum diluar kasta), Dr. Bhimrao Ramji
Ambedkar bersama dengan lebih dari 350 ribu pengikut, memeluk Agama
Buddha.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Zen Studies Society didirikan di New York, Amerika Serikat, untuk mendukung D.T. Suzuki.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2501</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1957 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Gua-gua dekat puncak gunung Pai-tai di distrik Fangshan, 75
kilometer barat-daya Beijing kembali dibuka dan mengungkapkan ribuan
sutra Buddhis yang dipahat pada batu sejak abad ke-7. Tujuh buah
duplikat telah dibuat dan batu-batu tersebut diberi nomor serta
pengerjaannya dilakukan sampai tahun 1959.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Misi pertama Buddhis Sri Lanka ke Jerman, dilakukan oleh Y.M Soma Thera, Y.M. Kheminda dan Y.M Vinitha.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2502</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1958 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Y.M. Nyanaponika Thera mendirikan Buddhist Publication Society di
Sri Lanka untuk menerbitkan buku-buku Buddhisme Theravada dalam bahasa
Inggris.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2503</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1959 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Bersama dengan 100 ribu rakyat Tibet, Dalai Lama Ke-14 meninggalkan
Tibet yang telah diduduki oleh pemerintah Cina menuju ke India. Di
pengasingannya di India Dalai Lama Ke-14 mendirikan komunitas Tibet.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2506</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1962 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>San Francisco Zen Center, didirikan oleh Shunryu Suzuki. Awal penyebaran Agama Buddha di dunia Barat pada masa modern.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2507</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1963 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Dalai Lama Ke-14 menyetujui pembentukan konstitusi demokrat bagi komunitas pengasingan masyarakat Tibet.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2509</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1965 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Pemerintah Myanmar menangkap lebih dari 700 bhikkhu di Hmawbi,
dekat Rangoon, karena mereka menolak menerima peraturan pemerintah.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Revolusi Kebudayaan di China (1965-1975). Kuil-kuil dan vihara-vihara
Buddhis ditutup dan semakin terpuruknya Sangha yang telah memiliki
kondisi yang lemah.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Teks-teks Tibet dikumpulkan, diterjemahkan dan disebarkan oleh penerbit Buddhis.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2510</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1966 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Dewan Sangha Buddhis Sedunia atau World Buddhist Sangha Council
(WBSC) terbentuk di Colombo, Sri Lanka pada bulan Mei. Diprakarsai oleh
umat Theravada Sri Lanka yang berharap dapat menjembatani perbedaan yang
ada dan bekerja sama antar tradisi Agama Buddha. Konvensi WBSC yang
pertama ini dihadiri oleh para bhikkhu pemimpin dari berbagai negara dan
tradisi baik dari Mahayana maupun Theravada. Dalam Konvensi ini juga di
rumuskan <a href="http://www.bhagavant.com/home.php?link=naskah_dhamma_article&n_id=95">pokok-pokok dasar pemersatu</a> antara tradisi Theravada dan Mahayana.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Vihara Theravada pertama berdiri di Amerika Serikat.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Y.M. Cheng Yen mendirikan Tzu Chi Compassion Relief Association dan Tzu Chi Compassion Foundation (1980).
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2512</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1968 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Terbentuknya International Buddhist Exchange Centre (Pusat Pertukaran Pelajar Buddhis Internasional) di Jepang.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Pada konferensi ke-15 di Perancis, UNESCO setuju untuk memberi bantuan untuk menyelamatkan Borobudur.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2513</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1969 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Berbagai organisasi Buddhis bermunculan di Indonesia, menunjukkan geliat kebangkitan agama Buddha di Indonesia.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2515</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1971 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Pusat Tibetan (Sakya) pertama didirikan di Amerika Serikat.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Pengungsi dari perang Vietnam, Kamboja, dan Laos, menempati Amerika
Utara, Australia, dan Eropa, mendirikan banyak komunitas Buddhis di
Barat.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2517</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1973 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Penduduk Sri Lanka di Australia, mendirikan vihara Theravada pertama di New South Wales.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2518</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1974 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Naropa Institute, sekarang bernama Naropa University, didirikan di Boulder, Colorado di Amerika Serikat.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Di Myanmar, ketika demonstrasi saat pemakaman U Thant (Sekretaris
Jenderal PBB yang ke-3), 600 bhikkhu ditangkap dan beberapa ditembak
oleh pasukan pemerintah.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Pada tanggal 14 Januari 1974 Sangha Agung Indonesia terbentuk.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2519</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1975 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Y.M. Ajahn Chah, mendirikan vihara (Wat) Pah
Nanachat, sebuah vihara hutan di Thailand untuk melatih bhikkhu-bhikkhu
Barat, dan Y.M. Sumedho menjadi kepala vihara yang pertama yang
dijalankan oleh dan untuk para bhikkhu berbahasa Inggris.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Wat Buddharangsee didirikan di Sydney, Australia oleh Y.M. Bhikkhu Khantipalo dari Inggris dan 3 orang bhikkhu dari Thailand.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Di Laos, para pemimpin Komunis Lao berusaha untuk mengubah prilaku
dalam keagamaan, di antaranya adalah para bhikkhu harus bekerja, bukan
menerima derma. Hal ini menyebabkan banyak bhikkhu yang kembali ke
kehidupan umat awam, tetapi Agama Buddha tetap populer.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Insight Meditation Society didirikan di Barre, Massachusetts di Amerika Serikat.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Kaum Komunis Kamboja di bawah pemerintahan Pol Pot mencoba untuk
menghancurkan Agama Buddha secara menyeluruh, dan hampir berhasil.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2520</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1976 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Setelah berlangsungnya demonstrasi, pemerintah junta
militer Myanmar mendiskreditkan Bhikkhu La Ba dengan mengatakan bahwa ia
adalah seorang kanibal dan pembunuh.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Sangha Theravada Indonesia berdiri pada tanggal 23 Oktober 1976, di
Vihara Maha Dhammaloka (sekarang Vihara Tanah Putih), Semarang,
Indonesia.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2521</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1977 C.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Y.M. Ajahn Chah, diundang ke Inggris oleh English Sangha Trust.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2522</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1978 C.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Di Myanmar (Burma), lebih banyak lagi bhikkhu dan umat yang
ditangkap, dipaksa melepaskan jubah, dan dipenjarakan oleh pemerintah
junta militer. Banyak vihara yang ditutup dan propertinya disita.
Bhikkhu U Nayaka yang bersikap kritis ditangkap dan meninggal,
pemerintah mengklaim bahwa ia melakukan bunuh diri.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Sangha Mayahana Indonesia berdiri pada tanggal 10 September 1978 di Vihara Buddha Murni, Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2523</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1979 C.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Y.M. Ajahn Chah kembali ke Inggris dan mendirikan komunitas keci
para bhikkhu di vihara Hamsptead yang kemudian pindah ke Sussex,
Inggris, dan sekarang dikenal sebagai Chithurst Forest Monastery.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Perwalian Umat Buddha Indonesia (WALUBI) didirikan. Nama WALUBI
diberikan oleh Menteri Agama pada waktu itu yaitu Alamsyah Ratu
Perwiranegara.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2524</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1980 C.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>Pemerintah junta militer Myanmar menyatakan otoritasnya atas sangha, kekerasan terhadap para bhikkhu terus berlanjut.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2525</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1981 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Vihara Taungpulu Kaba Aye didirikan oleh Y.M.
Taungpulu Sayadaw dan Dr. Rina Sircar dari Myanmar, di California Utara,
Amerika serikat.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="71" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2527</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1983 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Shanghai Institute of Buddhism didirikan di Vihara
Buddha Giok (Jade Buddha Temple), Sanghai, China, di bawah naungan
Shanghai Buddhist Association.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Di Indonesia, melalui Keputusan Presiden No. 03/1983 tertanggal 19
Januari 1983, ditetapkan bahwa hari Waisak (Vesak) merupakan hari libur
nasional.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2528</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1984 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Vihara Amaravati didirikan di Hemel Hempstead,
Hertfordshire, Inggris oleh siswa-siswa dari Y.M. Ajahn Chah. Vihara ini
merupakan vihara dari tradisi Hutan dari Theravada.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2531</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1987 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Nichiren Shoshu Indonesia dikeluarkan dari keanggotaan WALUBI karena perbedaan ajaran dan ketidaksesuaian dengan Buddha Dhamma.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2532</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1988 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Bhavana Society, vihara Theravada tradisi Hutan yang pertama di Amerika Serikat, didirikan di Virginia Barat.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Di Myanmar, semasa pemberontakan State Peace and Development Council
(rezim militer Myanmar), pasukan militer menembaki para bhikkhu. Setelah
pemberontakan, seorang bhikkhu senior bernama U Nyanissara, merekam
pembicaraan mengenai diskusi demokrasi dalam ajaran Buddhisme.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2533</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1989 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Dalai Lama Ke-14 menerima Penghargaan Nobel Perdamaian.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="116" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2534</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1990 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Lebih dari 7000 bhikku berkumpul di Mandalay di Birma (Myanmar)
untuk menyerukan boikot terhadap pemerintah militer yang otoriter.
Mereka menolak menerima derma dari keluarga militer. Pemerintah militer
menyita vihara dan menangkap beberapa bhikku termasuk bhikkhu senior U
Sumangala dan U Yewata. Para bhikkhu menerima hukuman penjara yang
panjang, dan semua bhikkhu yang memboikot dipaksa melepas jubah.
Beberapa bhikkhu disiksa ketika dalam masa interogasi.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Perkembangan Sangha Theravada di Barat. Metta Forest Monastery,
didirikan di California, Amerika Serikat oleh Y.M. Ajaan Suwat. Kedua
vihara ini merupakan vihara tradisi Hutan. Abhayagiri Monastery
didirikan oleh Y.M. Ajahn Amaro dan Y.M. Ajahn Pasanno di California,
Amerika Serikat.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2536</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1992 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><div>
<span style="font-size: large;"><b>- Patung Buddha di Hyderabad, India , didirikan atas prakarsa
kepala pemerintah Andhra Pradesh, Sri N. T. Rama Rao. Patung ini
memiliki tinggi 16 meter dan terbuat dari batu granit putih.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Buddhisme memasuki era Cyberspace (dunia maya). Beberapa edisi dari
Tipitaka Pali dapat diakses secara online melalui internet.</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2540</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1996 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Garis sangha bhikkhuni muncul kembali di Sarnath, India
oleh upaya dari Sakyadhita, sebuah asosiasi wanita Buddhist
Internasional. Kemunculan sangha bhikkhuni ini menjadi kontroversi
sendiri sampai sekarang.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2542</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1998 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- 25 Januari 1998, Tentara Teroris Pembebasan Macan
Tamil atau Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE), melakukan aksi bunuh
diri dengan bom dan menyerang tempat Buddhis paling suci dan pusat
warisan Dunia UNESCO di kota Kandy, Sri Lanka yaitu Sri Dalada Maligawa
atau Vihara Relik Gigi yang merupakan tempat menyimpan relik gigi Sang
Buddha.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Perwalian Umat Buddha Indonesia (WALUBI) membubarkan diri karena
konflik yang terjadi di dalam tubuh organisasi umat Buddha Indonesia
tersebut.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Setelah WALUBI membubarkan diri, Sangha Agung Indonesia bersama-sama
dengan Sangha Theravada Indonesia dan Sangha Mahayana Indonesia,
membentuk Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI) yang bertugas untuk
mengambil keputusan yang berpedoman pada Dhamma (Dhammaniyoga).</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2543</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>1999 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>The Chant of Metta, sebuah musik gubahan Imee Ooi,
diproduksi oleh I.M.M. MUSICWORKS, di Malaysia. Musik dengan syair
mengenai kasih sayang universal (metta) dan berbahasa Pali ini, menjadi
musik yang banyak dinikmati oleh kalangan Buddhis di seluruh dunia di
awal abad ke-21.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2544</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2000 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Sasanarakkha Buddhist Sanctuary, sebuah vihara di
Taiping, Malaysia didirikan oleh Y.M. Aggacitta. Vihara ini digunakan
sebagai pusat melatih para bhikkhu Theravada di Malaysia. Misinya adalah
melatih bhikkhu-bhikkhu baru.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2545</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2001 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>Pada bulan Maret, dua Patung Buddha tertinggi di dunia,
“Buddha dari Bamyan”, dihancurkan oleh kelompok Muslim militan Taliban,
di Bamyan, Afghanistan.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2549</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2005 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Para ilmuwan berhasil menyelamatkan pohon Bodhi di
Bodh Gaya, India. Pohon yang merupakan generasi keenam dari pohon Bodhi
dimana tempat Petapa Gotama mencapai Pencerahan ini, selama tiga tahun
sebelumnya dihinggapi suatu penyakit yang aneh.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2550</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2006 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Perayaan Waisak Nasional pertama di Candi Borobudur yang diadakan oleh Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI).</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Pertama kali dalam sejarah Amerika Serikat, dua orang Buddhist yaitu
Mazie Hirono dan Hank Johnson, terpilih untuk menjadi anggota Kongres
Amerika Serikat.</b></span></td>
</tr>
<tr bgcolor="#d9ccbe">
<td align="center" height="35" scope="row" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2551</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>B.E</b></span></td>
<td align="center" valign="top"><span style="font-size: large;"><b>2007 C.E</b></span></td>
<td valign="top"><span style="font-size: large;"><b>- Ribuan kaum Dalit (kaum di luar kasta) di India,
meninggalkan agama Hindu dan memeluk agama Buddha sebagai bentuk protes
atas sikap diskriminasi yang dilakukan oleh kaum berkasta tinggi.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>- Bulan September, ribuan bhikkhu Birma (Myanmar) melakukan aksi damai
dalam rangka menyuarakan penderitaan rakyat. Pemerintah junta militer
Myanmar menggunakan kekerasan untuk membubarkan aksi damai tesebut. Aksi
brutal pemerintah Myanmar yang menelan korban ini dikecam oleh
masyarakat dunia. Peristiwa ini dikenal dengan “Revolusi Safran”.</b></span></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b>Catatan:</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b>Tanggal sesungguhnya dari kelahiran Sang Buddha tidak diketahui
dengan pasti. Menurut tradisi Buddhis, Sang Buddha lahir pada tahun 623
B.C.E (Before Common Era), dan juga terdapat beberapa perkiraan lainnya
terhadap tahun kelahiran Sang Buddha.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b>Tahun 563 B.C.E adalah tahun yang diterima secara umum sebagai tahun
kelahiran Sang Buddha. Peristiwa pada garis waktu sebelum tahun 2
sebelum masehi ditunjukkan dengan dua tahun masehi yang berbeda. Tahun
masehi bagian atas adalah tahun kelahiran Sang Buddha yang ditulis
berdasarkan pada sumber “tradisi” yaitu 623 B.C.E, kemudian tahun masehi
bagian bawah adalah tahun kelahiran Sang Buddha berdasarkan pada tahun
“sejarah” 563 sebelum masehi. Setelah tahun 2 sebelum masehi, tahun
“sejarah” dapat dihilangkan karena waktu dari peristiwa berikutnya
diketahui dengan lebih tepat.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b>Untuk mendapatkan tahun Buddhis adalah dengan cara menambah 544 pada
tahun masehi. Dan penanggalan Buddhis yang digunakan pada timeline ini
adalah penanggalan versi Sri Lanka. Untuk mendapatkan tahun Buddhis
versi Thailand cukup menambahkan 543 pada tahun masehi. Dalam versi Sri
Lanka, penanggalan Buddhis dimulai pada tahun dimana Sang Buddha
parinibbana dan dihitung sebagai tahun 1 B.E. Sedangkan dalam versi
Thailand, penanggalan Buddhis dimulai pada tahun dimana Sang Buddha
parinibbana dan dihitung sebagai tahun 0 B.E.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b>Pada timeline tidak terdapat tahun 0 C.E (masehi), hal ini
disesuaikan dengan kesepakatan internasional yang meniadakan tahun 0
(zero). Dengan demikian setelah tahun 1 B.C.E adalah tahun 1 C.E.</b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b>Timeline ini bersifat tidak tetap dimana sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan peristiwa yang terjadi dikemudian hari.</b></span><br />
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;"><b>Sumber: <a href="http://www.bhagavant.com/home.php?link=sejarah&tipe=timeline">http://www.bhagavant.com/home.php?link=sejarah&tipe=timeline</a></b></span></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-44273104621321889572012-05-23T04:36:00.002-07:002012-05-31T02:54:08.651-07:00Biografi Buddha Siddhartha Gautama<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="post-header" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><u style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Buddha Siddhartha Gautama</u></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /><iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/dLMZNmxFUZU?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></b></span>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Gautama Buddha</b></span>
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> dilahirkan dengan nama </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Siddhārtha Gautama</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> (Sanskerta: Siddhattha Gotama; Pali: "</span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">keturunan Gotama yang tujuannya tercapai</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">"), dia kemudian menjadi sang Buddha (secara harfiah: orang yang telah mencapai </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Penerangan Sempurna</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">). Dia juga dikenal sebagai </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Shakyamuni</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> ('</span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">orang bijak dari kaum Sakya</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">') dan sebagai </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">sang Tathagata</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">.
Siddhartha Gautama adalah guru spiritual dari wilayah timur laut India
yang juga merupakan pendiri Agama Buddha. Ia secara mendasar dianggap
oleh pemeluk Agama Buddha sebagai </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Buddha Agung</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> (</span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sammāsambuddha</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">)
di masa sekarang. Waktu kelahiran dan kematiannya tidaklah pasti:
sebagian besar sejarawan dari awal abad ke 20 memperkirakan kehidupannya
antara tahun 563 SM sampai 483 SM; baru-baru ini, pada suatu simposium
para ahli akan masalah ini, sebagian besar dari ilmuwan yang menjelaskan
pendapat memperkirakan tanggal berkisar antara 20 tahun antara tahun
400 SM untuk waktu meninggal dunianya, sedangkan yang lain menyokong
perkiraan tanggal yang lebih awal atau waktu setelahnya.</span><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Siddhartha Gautama merupakan figur utama dalam agama Buddha, keterangan
akan kehidupannya, khotbah-khotbah, dan peraturan keagamaan yang
dipercayai oleh penganut agama Buddha dirangkum setelah kematiannya dan
dihafalkan oleh para pengikutnya. Berbagai kumpulan perlengkapan
pengajaran akan Siddhartha Gautama diberikan secara lisan, dan bentuk
tulisan pertama kali dilakukan sekitar 400 tahun kemudian. </span></b>
<b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538" name="more" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"></a></b>
<b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><u style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Kelahiran</u></b></span><span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4A6GS5v2dxfMG2SJAGQRDtkaxBAIIWWtWVe7_OAHeY_Q8Rz7tEyozMj7yzIaOC10FZ9FIMXidq8lfMs-olqDPs5yfrs9SU0_Qr0fyJRDOUbVjJ7TCGLkQNrjyWY7wqJBzwUiTC5pE-WbD/s1600/memberi_nama.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></b></span><span style="font-size: large;">
<b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></b></span>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2Yrzs4EmVsxBL0p-AT5NCeqN5QvzV0oNrRAtORH83TZs6o_QDZh0m_EiX0Rx6EHcjOC2mK2SEVJITRPMOgDeRZO5LY0bAcPCxd4Bg0z6T1nL1poerLvBScwiDjCZxQJL51_nI5v8ODHn7/s1600/maya.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4A6GS5v2dxfMG2SJAGQRDtkaxBAIIWWtWVe7_OAHeY_Q8Rz7tEyozMj7yzIaOC10FZ9FIMXidq8lfMs-olqDPs5yfrs9SU0_Qr0fyJRDOUbVjJ7TCGLkQNrjyWY7wqJBzwUiTC5pE-WbD/s1600/memberi_nama.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4A6GS5v2dxfMG2SJAGQRDtkaxBAIIWWtWVe7_OAHeY_Q8Rz7tEyozMj7yzIaOC10FZ9FIMXidq8lfMs-olqDPs5yfrs9SU0_Qr0fyJRDOUbVjJ7TCGLkQNrjyWY7wqJBzwUiTC5pE-WbD/s1600/memberi_nama.jpg" /></a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Pangeran Siddharta dilahirkan pada tahun </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">563 SM</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> di </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Taman Lumbini</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">, saat </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Ratu Maha Maya</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
berdiri memegang dahan pohon sal. Pada saat ia lahir, dua arus kecil
jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya hangat. Arus
tersebut membasuh tubuh Siddhartha. Siddhartha lahir dalam keadaan
bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah ke arah
utara, dan tempat yang dipijakinya ditumbuhi bunga teratai.</span><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Oleh para pertapa di bawah pimpinan </span></b>
<b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Asita Kaladewala</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">, diramalkan bahwa Sang Pangeran kelak akan menjadi seorang </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Chakrawartin</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> (</span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Maharaja Dunia</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">) atau akan menjadi seorang Buddha. Hanya pertapa </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Kondañña</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
yang dengan tegas meramalkan bahwa Sang Pangeran kelak akan menjadi
Buddha. Mendengar ramalan tersebut Sri Baginda menjadi cemas, karena
apabila Sang Pangeran menjadi Buddha, tidak ada yang akan mewarisi tahta
kerajaannya. Oleh pertanyaan Sang Raja, para pertapa itu menjelaskan
agar Sang Pangeran jangan sampai melihat empat macam peristiwa. Bila
tidak, ia akan menjadi pertapa dan menjadi Buddha. Empat macam peristiwa
itu adalah:</span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">-. Orang tua,</b></span>
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">-. Orang sakit,</b></span>
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">-. Orang mati,</b></span>
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">-. Seorang pertapa.</b></span>
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><u style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Masa kecil</u></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"> <b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></b></span>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2Yrzs4EmVsxBL0p-AT5NCeqN5QvzV0oNrRAtORH83TZs6o_QDZh0m_EiX0Rx6EHcjOC2mK2SEVJITRPMOgDeRZO5LY0bAcPCxd4Bg0z6T1nL1poerLvBScwiDjCZxQJL51_nI5v8ODHn7/s1600/maya.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2Yrzs4EmVsxBL0p-AT5NCeqN5QvzV0oNrRAtORH83TZs6o_QDZh0m_EiX0Rx6EHcjOC2mK2SEVJITRPMOgDeRZO5LY0bAcPCxd4Bg0z6T1nL1poerLvBScwiDjCZxQJL51_nI5v8ODHn7/s320/maya.jpeg" width="241" /></a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Sejak kecil sudah terlihat bahwa Sang Pangeran adalah seorang anak yang
cerdas dan sangat pandai, selalu dilayani oleh pelayan-pelayan dan
dayang-dayang yang masih muda dan cantik rupawan di istana yang megah
dan indah. Pada saat berusia 7 tahun, Pangeran Siddharta mempunyai 3
kolam bunga teratai, yaitu:</span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">-. Kolam Bunga Teratai Berwarna Biru (Uppala)</b></span>
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">-. Kolam Bunga Teratai Berwarna Merah (Paduma)</b></span>
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">-. Kolam Bunga Teratai Berwarna Putih (Pundarika)</b></span>
<span style="font-size: large;"><b></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></b></span>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmyEgwMzRL0E85vLZswAnJHveVpLu1UoeFNXahYRlE1oM4CO8TgzlMy56Jxm19IasiXBroMVamO4fvtHv65Ikw1impSzpFs8UNa0B-t8190DWgJ8r8V3i-_IKE53A-JuzHQb3R8o5-09se/s1600/lomba+panah.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="220" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmyEgwMzRL0E85vLZswAnJHveVpLu1UoeFNXahYRlE1oM4CO8TgzlMy56Jxm19IasiXBroMVamO4fvtHv65Ikw1impSzpFs8UNa0B-t8190DWgJ8r8V3i-_IKE53A-JuzHQb3R8o5-09se/s320/lomba+panah.jpg" width="320" /></a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Dalam Usia 7 tahun Pangeran Siddharta telah mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan. Pangeran Siddharta menguasai semua pelajaran dengan baik.
Dalam usia 16 tahun Pangeran Siddharta menikah dengan </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Puteri Yasodhara</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> yang dipersuntingnya setelah memenangkan berbagai sayembara. Dan saat berumur 16 tahun, Pangeran memiliki tiga Istana, yaitu:</span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">-. Istana Musim Dingin (Ramma)</b></span>
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">-. Istana Musim Panas (Suramma)</b></span>
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">-. Istana Musim Hujan (Subha)</b></span>
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><u style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Masa dewasa</u></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"> <b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></b></span>
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlYxrH66k8sMaN5ajvkvRml1F4vY8IMqF6ZtRPhekvCMjR1vcfce8DYZmkwW0KI90cr00VFfLqltgO15XmSeAsdP8Gknv64hH3_m95mSZnfCPTdMpQ5OnAOWDfIbcMC61BOUwfeXCBEUSI/s1600/menyelamatkan-belibis.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlYxrH66k8sMaN5ajvkvRml1F4vY8IMqF6ZtRPhekvCMjR1vcfce8DYZmkwW0KI90cr00VFfLqltgO15XmSeAsdP8Gknv64hH3_m95mSZnfCPTdMpQ5OnAOWDfIbcMC61BOUwfeXCBEUSI/s1600/menyelamatkan-belibis.jpg" /></a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Kata-kata pertapa Asita membuat Raja Suddhodana tidak tenang siang dan
malam, karena khawatir kalau putra tunggalnya akan meninggalkan istana
dan menjadi pertapa, mengembara tanpa tempat tinggal. Untuk itu Baginda
memilih banyak pelayan untuk merawat Pangeran Siddharta, agar putra
tunggalnya menikmati hidup keduniawian. Segala bentuk penderitaan
berusaha disingkirkan dari kehidupan Pangeran Siddharta, seperti sakit,
umur tua, dan kematian, sehingga Pangeran hanya mengetahui kenikmatan
duniawi.</span></b></span>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVk7Q1VmgqiPHgo-CLb63vEyRKG0iTX1hv0c52Ans1ywsG1KOe2swn1INZPJhKfHIX6B2PkaUxtiZuC2X7P8KtC99JmD-R7CYvoHJecT8Ix7JMt90sQaErhNp0GNsQRwAJehVJfQ-NLMnC/s1600/4+peristiwa.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVk7Q1VmgqiPHgo-CLb63vEyRKG0iTX1hv0c52Ans1ywsG1KOe2swn1INZPJhKfHIX6B2PkaUxtiZuC2X7P8KtC99JmD-R7CYvoHJecT8Ix7JMt90sQaErhNp0GNsQRwAJehVJfQ-NLMnC/s1600/4+peristiwa.jpg" /></a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></span>Pangeran Siddhartha melihat empat hal yang mengubah hidupnya.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Suatu hari Pangeran Siddharta meminta izin untuk berjalan di luar istana, dimana pada kesempatan yang berbeda dilihatnya "</span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Empat Kondisi</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">" yang sangat berarti, yaitu </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">orang tua, orang sakit, orang mati dan orang suci</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">.
Pangeran Siddhartha bersedih dan menanyakan kepada dirinya sendiri,
"Apa arti kehidupan ini, kalau semuanya akan menderita sakit, umur tua
dan kematian. Lebih-lebih mereka yang minta pertolongan kepada orang
yang tidak mengerti, yang sama-sama tidak tahu dan terikat dengan segala
sesuatu yang sifatnya sementara ini!". Pangeran Siddharta berpikir
bahwa hanya kehidupan suci yang akan memberikan semua jawaban tersebut.</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></b></span>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBb13v6WFqaReAX_NBTrvmsDagplOmZ2rDtm_0ikheqsqHwO0fzpSnqSSySfVpJksS_gbY9kv_Wc9I3wpxfEkio52eSLZLKRiaoevmOs-ao5zXV6lHOYktXov6ripi5B2ex174tgE2I4Th/s1600/images.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL5bpq1Cin3LO9WB48z6GlkpDyAGeAtwA-p72dHRT3BxoEn9tGwzX-jEaVpcLp7x30NodOoJ3glpINQwb8AZC84zjYWudqxmrbipUarUZSYYzqVbVj-bVo39KxXmy-Gm6lq8ApWHBe-QM/s1600/00035951.jpg" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></span>Pangeran Siddharta mencukur rambutnya dan menjadi pertapa, relief Borobudur.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Selama
10 tahun lamanya Pangeran Siddharta hidup dalam kesenangan duniawi.
Pergolakan batin Pangeran Siddharta berjalan terus sampai berusia 29
tahun, tepat pada saat putra tunggalnya </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Rahula</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> lahir. Pada suatu malam, Pangeran Siddharta memutuskan untuk meninggalkan istananya dan dengan ditemani oleh kusirnya, </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Canna</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">. Tekadnya telah bulat untuk melakukan </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Pelepasan Agung</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> dengan menjalani hidup sebagai pertapa.</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></b></span>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIRZj9Qgf4zqN-Gl4qJ0m1ufHe9Vhd_dN_GvyKh8eIHyU2YHP0cA9Y3nSsM51N0Axji2KYtSSbEsjcpVqsIk8NVdLjFUSCVz2dtEz0CfwIUPvK2MPSrY6-sNWowXf6FoBnBcbaEzw7apt4/s1600/buddha_history.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIRZj9Qgf4zqN-Gl4qJ0m1ufHe9Vhd_dN_GvyKh8eIHyU2YHP0cA9Y3nSsM51N0Axji2KYtSSbEsjcpVqsIk8NVdLjFUSCVz2dtEz0CfwIUPvK2MPSrY6-sNWowXf6FoBnBcbaEzw7apt4/s1600/buddha_history.jpg" /></a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Setelah itu Pangeran Siddhartha meninggalkan istana, keluarga,
kemewahan, untuk pergi berguru mencari ilmu sejati yang dapat
membebaskan manusia dari usia tua, sakit dan mati. Pertapa Siddharta
berguru kepada </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Alāra Kālāma</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> dan kemudian kepada </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Uddaka Ramāputra</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">, tetapi tidak merasa puas karena tidak memperoleh yang diharapkannya. Kemudian beliau bertapa menyiksa diri dengan ditemani </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">lima orang pertapa</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">. Akhirnya beliau juga meninggalkan cara yang ekstrem itu dan bermeditasi di bawah pohon </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Bodhi</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> untuk mendapatkan </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Penerangan Agung</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">.</span><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><u style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Masa pengembaraan</u></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"> <b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></b></span>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDfPlssmnb_0L0z4RvoUbS_hh3Z-zJH_lhMzFreEp4qOP9UyQxma5JsaVQuOk4bQIAxnG6bv5aY8a0d_FtWaBGrF9mi6oDS50RwgmtoixB1pt8cHHTbVE0l6HVgLMxgBmZdGwU9LAcO32k/s1600/siddhartha_gautama_meditating.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDfPlssmnb_0L0z4RvoUbS_hh3Z-zJH_lhMzFreEp4qOP9UyQxma5JsaVQuOk4bQIAxnG6bv5aY8a0d_FtWaBGrF9mi6oDS50RwgmtoixB1pt8cHHTbVE0l6HVgLMxgBmZdGwU9LAcO32k/s320/siddhartha_gautama_meditating.png" width="241" /></a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Didalam pengembaraannya, pertapa Gautama mempelajari latihan pertapaan dari pertapa </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Bhagava</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> dan kemudian memperdalam cara bertapa dari dua pertapa lainnya, yaitu pertapa </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Alāra Kālāma</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> dan pertapa </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Uddaka Ramāputra</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">.
Namun setelah mempelajari cara bertapa dari kedua gurunya tersebut,
tetap belum ditemukan jawaban yang diinginkannya. Sehingga sadarlah
pertapa Gautama bahwa dengan cara bertapa seperti itu tidak akan
mencapai </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Pencerahan Sempurna</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">. Kemudian pertapa Gautama meninggalkan kedua gurunya dan pergi ke </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Magadha</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> untuk melaksanakan bertapa menyiksa diri di hutan </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Uruwela</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">, di tepi Sungai </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Nairanjana</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> yang mengalir dekat </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Hutan Gaya</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">. Walaupun telah melakukan bertapa menyiksa diri selama </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">enam tahun</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
di Hutan Uruwela, tetap pertapa Gautama belum juga dapat memahami
hakikat dan tujuan dari hasil pertapaan yang dilakukan tersebut.</span><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Pada suatu hari pertapa Gautama dalam pertapaannya mendengar seorang tua
sedang menasihati anaknya di atas perahu yang melintasi sungai
Nairanjana dengan mengatakan:</span></b>
<b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
“ </span><i style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> Bila senar kecapi ini dikencangkan, suaranya akan semakin
tinggi. Kalau terlalu dikencangkan, putuslah senar kecapi ini, dan
lenyaplah suara kecapi itu. Bila senar kecapi ini dikendorkan, suaranya
akan semakin merendah. Kalau terlalu dikendorkan, maka lenyaplah suara
kecapi itu.</i><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> ”</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></b></span>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTSD0wS3PGEpKPwOH-401aWDOeJ9VbZ8oMrnSv7lAzOJGZmPz0X_DXB7W9MiAZ1K0KUB_lokFd1osRAkHYIikQvUQIyRzG0Wsh5ea3JmhG97muJu3Swm2AJzxwSn_iydN3wUT4c6M_HYAK/s1600/BuddhamenerimapersembahandariSuj-1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTSD0wS3PGEpKPwOH-401aWDOeJ9VbZ8oMrnSv7lAzOJGZmPz0X_DXB7W9MiAZ1K0KUB_lokFd1osRAkHYIikQvUQIyRzG0Wsh5ea3JmhG97muJu3Swm2AJzxwSn_iydN3wUT4c6M_HYAK/s1600/BuddhamenerimapersembahandariSuj-1.jpg" /></a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Nasehat tersebut sangat berarti bagi pertapa Gautama yang akhirnya
memutuskan untuk menghentikan tapanya lalu pergi ke sungai untuk mandi.
Badannya yang telah tinggal tulang hampir tidak sanggup untuk menopang
tubuh pertapa Gautama. Seorang wanita bernama </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sujata</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> memberi
pertapa Gautama semangkuk susu. Badannya dirasakannya sangat lemah dan
maut hampir saja merenggut jiwanya, namun dengan kemauan yang keras
membaja, pertapa Gautama melanjutkan samadhinya di bawah pohon bodhi (</span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Asetta</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">) di Hutan Gaya, sambil ber-prasetya, "</span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Meskipun
darahku mengering, dagingku membusuk, tulang belulang jatuh berserakan,
tetapi aku tidak akan meninggalkan tempat ini sampai aku mencapai
Pencerahan Sempurna.</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">"</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></b></span>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiijwUp15W4DOXWMnVKqcoEj3DORn_aJyJnrleVOS_6mnb0VJvvNB0FNEI0vl7jBXOdWkB6pT098f0xX910APVj0QSfMHowsLqx1EVcykhXS2y2wXo_rcUmQ4kUeL3_bMCkSyh1iYun7HRE/s1600/budha_enlightment.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="243" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiijwUp15W4DOXWMnVKqcoEj3DORn_aJyJnrleVOS_6mnb0VJvvNB0FNEI0vl7jBXOdWkB6pT098f0xX910APVj0QSfMHowsLqx1EVcykhXS2y2wXo_rcUmQ4kUeL3_bMCkSyh1iYun7HRE/s320/budha_enlightment.jpg" width="320" /></a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Perasaan bimbang dan ragu melanda diri pertapa Gautama, hampir saja Beliau putus asa menghadapi godaan </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Mara</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">,
setan penggoda yang dahsyat. Dengan kemauan yang keras membaja dan
dengan iman yang teguh kukuh, akhirnya godaan Mara dapat dilawan dan
ditaklukkannya. Hal ini terjadi ketika bintang pagi memperlihatkan
dirinya di ufuk timur.</span></b></span>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_VS9zJpO_RcT09M0uCdOW6CKhTeqHDijXiaJ_dIEMq667fOivIHCA7-KmIlNCC95wQsGwVxDcTretzbjUd-xqyxw7V91FelMcWbpqAQE4hLbpKmSWnKpwdS8GSazA-sxchvQiHCMx9y3T/s1600/img_buddha_enlightenment-crop.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="231" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_VS9zJpO_RcT09M0uCdOW6CKhTeqHDijXiaJ_dIEMq667fOivIHCA7-KmIlNCC95wQsGwVxDcTretzbjUd-xqyxw7V91FelMcWbpqAQE4hLbpKmSWnKpwdS8GSazA-sxchvQiHCMx9y3T/s320/img_buddha_enlightenment-crop.jpg" width="320" /></a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Pertapa Gautama telah mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Samyaksam-Buddha</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> (</span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sammasam-Buddha</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">), tepat pada saat bulan </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Purnama Raya</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> di bulan </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Waisak</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
ketika ia berusia 35 tahun (menurut versi Buddhisme Mahayana, 531 SM
pada hari ke-8 bulan ke-12, menurut kalender lunar. Versi WFB, pada
bulan Mei tahun 588 SM). Pada saat mencapai Pencerahan Sempurna, dari
tubuh Sang Siddharta memancar </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">enam sinar Buddha</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> (</span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Buddharasmi</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">) dengan warna </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">biru</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> yang berarti </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">bhakti</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">; </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">kuning</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> mengandung arti </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">kebijaksanaan</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> dan </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">pengetahuan</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">; </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">merah</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> yang berarti </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">kasih sayang</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> dan </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">belas kasih</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">; </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">putih</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> mengandung arti </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">suci</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">; </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">jingga</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> berarti </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">giat</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">; dan campuran kelima sinar tersebut.</span><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><u style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Penyebaran ajaran Buddha</u></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"> <b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEfe40YPhVOKcl81H4UY9xRi2BtsuGUFFHaWZeSy-tue9qaDMeimdJk_CWjGYAiQ4cx1mTUsdJw82Nmos0DZHlzm8OQ2wTWVfSdfeE_-UQLrMwfDFbT9iIEaKksia5XqTZh0k_cjj-woQ/s1600/128.JPG" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Sang Buddha memberi pelajaran tentang dharma kepada lima pertapa di Taman Rusa</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Setelah mencapai Pencerahan Sempurna, pertapa Gautama mendapat gelar kesempurnaan yang antara lain: </span></b>
<b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Buddha Gautama</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">, </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Buddha Shakyamuni</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">, </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Tathagata</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> ('</span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Ia Yang Telah Datang</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">', </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Ia Yang Telah Pergi</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">'), </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sugata</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> ('</span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Yang Maha Tahu</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">'), </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Bhagava</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> ('</span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Yang Agung</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">')
dan sebagainya. Lima pertapa yang mendampingi Beliau di hutan Uruwela
merupakan murid pertama Sang Buddha yang mendengarkan khotbah pertama </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Dhammacakka Pavattana</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">, dimana Beliau menjelaskan mengenai </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Jalan Tengah</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> yang ditemukan-Nya, yaitu </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Delapan Ruas Jalan Kemuliaan</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> termasuk awal khotbahNya yang menjelaskan "</span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Empat Kebenaran Mulia</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">".</span><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Buddha Gautama berkelana menyebarkan Dharma selama empat puluh lima
tahun lamanya kepada umat manusia dengan penuh cinta kasih dan kasih
sayang, hingga akhirnya mencapai usia </span></b>
<b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">80 tahun</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">, saat ia menyadari bahwa tiga bulan lagi ia akan mencapai </span></b><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Parinibbana</b><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">.</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></b></span>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJtbmPfvh9z5uq1092Qc-VFVumyse-r-wwDIVXuw3URm91Lc-LIhMW4ekQC8wBvEoXw-GNxEtvjv61r4WUB6audJg5RgI0e9EijC1uf8UeM4HP1PqQhFPgGwhKfn1Fi-y7RwOymgs4o2FM/s1600/23.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJtbmPfvh9z5uq1092Qc-VFVumyse-r-wwDIVXuw3URm91Lc-LIhMW4ekQC8wBvEoXw-GNxEtvjv61r4WUB6audJg5RgI0e9EijC1uf8UeM4HP1PqQhFPgGwhKfn1Fi-y7RwOymgs4o2FM/s320/23.jpg" width="320" /></a></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Sang Buddha menjelang Parinirwana.</b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: large;"><b>
Sang Buddha dalam keadaan sakit terbaring di antara dua pohon sala di </b><b>Kusinagara, memberikan khotbah Dharma terakhir kepada siswa-siswa-Nya, lalu </b><b>Parinibbana (versi Buddhisme Mahayana, 486 SM pada hari ke-15 bulan ke-2 kalender Lunar. Versi WFB pada bulan Mei, 543 SM).<br /><br /><br /><u>Sifat Agung Sang Buddha</u></b>
<b><br /><br />
Seorang Buddha memiliki sifat </b>
<b>Cinta Kasih (</b><b>maitri atau </b><b>metta) dan </b><b>Kasih Sayang (</b><b>karuna).
Cinta Kasih dan Kasih Sayang seorang Buddha tidak terbatas oleh waktu
dan selalu abadi, karena telah ada dan memancar sejak manusia pertama
kalinya terlahir dalam lingkaran hidup roda samsara yang disebabkan oleh
ketidaktahuan atau kebodohan batinnya. Jalan untuk mencapai Kebuddhaan
ialah dengan melenyapkan ketidaktahuan atau kebodohan batin yang
dimiliki oleh manusia. Pada waktu Pangeran Siddharta meninggalkan
kehidupan duniawi, ia telah mengikrarkan </b><b>Empat Prasetya yang berdasarkan Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang tidak terbatas, yaitu</b>
<b>
-. Berusaha menolong semua makhluk.<br />
</b><b> -. Menolak semua keinginan nafsu keduniawian.<br />
</b><b> -. Mempelajari, menghayati dan mengamalkan Dharma.<br />
</b><b> -. Berusaha mencapai Pencerahan Sempurna.</b>
<b>
</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://nubuatkuno.files.wordpress.com/2011/12/king-with-buddha.jpg?w=292&h=400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" class="aligncenter" height="400" src="http://nubuatkuno.files.wordpress.com/2011/12/king-with-buddha.jpg?w=292&h=400" width="292" /></a></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b> </b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b> Buddha Gautama pertama melatih diri untuk melaksanakan amal kebajikan kepada semua makhluk dengan menghindarkan diri dari </b><b>sepuluh tindakan yang diakibatkan oleh </b><b>tubuh, </b><b>ucapan dan </b><b>pikiran, yaitu</b>
<b>
-. Tubuh (kaya): pembunuhan, pencurian, perbuatan jinah.<br />
</b><b> -. Ucapan (vak): penipuan, pembicaraan fitnah, pengucapan kasar, percakapan tiada manfaat.<br />
</b><b> -. Pikiran (citta): kemelekatan, niat buruk dan kepercayaan yang salah.<br /><br />
Cinta kasih dan kasih sayang seorang Buddha adalah cinta kasih untuk
kebahagiaan semua makhluk seperti orang tua mencintai anak-anaknya, dan
mengharapkan berkah tertinggi terlimpah kepada mereka. Akan tetapi
terhadap mereka yang menderita sangat berat atau dalam keadaan batin
gelap, Sang Buddha akan memberikan perhatian khusus. Dengan Kasih
Sayang-Nya, Sang Buddha menganjurkan supaya mereka berjalan di atas
jalan yang benar dan mereka akan dibimbing dalam melawan kejahatan,
hingga tercapai "</b>
<b>Pencerahan Sempurna".<br /><br />
Sebagai Buddha yang abadi, Beliau telah mengenal semua orang dan dengan
menggunakan berbagai cara Beliau telah berusaha untuk meringankan
penderitaan semua makhluk. Buddha Gautama mengetahui sepenuhnya hakekat
dunia, namun Beliau tidak pernah mau mengatakan bahwa dunia ini asli
atau palsu, baik atau buruk. Ia hanya menunjukkan tentang keadaan dunia
sebagaimana adanya. Buddha Gautama mengajarkan agar setiap orang
memelihara akar kebijaksanaan sesuai dengan watak, perbuatan dan
kepercayaan masing-masing. Ia tidak saja mengajarkan melalui ucapan,
akan tetapi juga melalui perbuatan. Meskipun bentuk fisik tubuh-Nya
tidak ada akhirnya, namun dalam mengajar umat manusia yang mendambakan
hidup abadi, Beliau menggunakan jalan pembebasan dari kelahiran dan
kematian untuk membangunkan perhatian mereka.</b>
<b><br /><br />
Pengabdian Buddha Gautama telah membuat diri-Nya mampu mengatasi
berbagai masalah di dalam berbagai kesempatan yang pada hakekatnya
adalah Dharma-kaya, yang merupakan keadaan sebenarnya dari hakekat yang
hakiki dari seorang Buddha. Sang Buddha adalah pelambang dari kesucian,
yang tersuci dari semua yang suci. Karena itu, Sang Buddha adalah Raja
Dharma yang agung. Ia dapat berkhotbah kepada semua orang, kapanpun
dikehendaki-Nya. Sang Buddha mengkhotbahkan Dharma, akan tetapi sering
terdapat telinga orang yang bodoh karena keserakahannya dan
kebenciannya, tidak mau memperhatikan dan mendengarkan khotbah-Nya. Bagi
mereka yang mendengarkan khotbah-Nya, yang dapat mengerti dan
menghayati serta mengamalkan Sifat Agung Sang Buddha akan terbebas dari
penderitaan hidup. Mereka tidak akan dapat tertolong hanya karena
mengandalkan kepintarannya sendiri.</b>
<b><br /><br /><br /><u>Wujud dan kehadiran Buddha</u></b></span></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"> <b><br /></b></span>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7uVfzutMONZLhLENPcOr0X6CXtILKvyjR8QoCUiBl9EdLC_7U0jvchBbiAimty1vhJNELll6DlFmfdCfzVjbUKIe4xN2l4T5lCEkmDg-rN0MIc99Bnt4rIlvnJ9l5Bjft09eaCan4TmwY/s1600/buddha2008B.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7uVfzutMONZLhLENPcOr0X6CXtILKvyjR8QoCUiBl9EdLC_7U0jvchBbiAimty1vhJNELll6DlFmfdCfzVjbUKIe4xN2l4T5lCEkmDg-rN0MIc99Bnt4rIlvnJ9l5Bjft09eaCan4TmwY/s320/buddha2008B.jpg" width="226" /></a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Sang Buddha tidak hanya dapat mengetahui dengan hanya melihat wujud dan
sifat-Nya semata-mata, karena wujud dan sifat luar tersebut bukanlah
Buddha yang sejati. Jalan yang benar untuk mengetahui Buddha adalah
dengan jalan membebaskan diri dari hal-hal duniawi/menjalani hidup
dengan cara bertapa. Buddha sejati tidak dapat dilihat oleh mata manusia
biasa, sehingga Sifat Agung seorang Buddha tidak dapat dilukiskan
dengan kata-kata. Namun Buddha dapat mewujudkan diri-Nya dalam segala
bentuk dengan sifat yang serba luhur. Apabila seseorang dapat melihat
jelas wujud-Nya atau mengerti Sifat Agung Buddha, namun tidak tertarik
kepada wujud-Nya atau sifat-Nya, dialah yang sesungguhnya yang telah
mempunyai kebijaksanaan untuk melihat dan mengetahui Buddha dengan
benar.</span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Sumber : http://cahayatridharma.blogspot.com/2011/08/buddha-siddhartha-gautama.html</span></b></span></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-88299360811388358642012-05-21T19:16:00.000-07:002012-06-07T02:02:06.889-07:00Catur Arya Satyani (Cattari Ariya Saccani)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<m:smallfrac m:val="off">
<m:dispdef>
<m:lmargin m:val="0">
<m:rmargin m:val="0">
<m:defjc m:val="centerGroup">
<m:wrapindent m:val="1440">
<m:intlim m:val="subSup">
<m:narylim m:val="undOvr">
</m:narylim></m:intlim>
</m:wrapindent>
</m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Catur Arya Satyani (Cattari Ariya Saccani)</span><span lang="IN"></span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br />
<br />
<br />
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTmpK_jPjM-dgwKTF8B0eXnFAZwGgnJX0g-DMHrkJ9tTT4epkTBcjSaZ2P17KLTmIGWn06tnZZJUBkV2yMjWfkibE2WT2JaPwB9jApcumwGMGHGoRK3KF6pH1VQps9U-JkQF2izWuOCJyv/s1600/Empat+Kesunyataan+Mulia.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTmpK_jPjM-dgwKTF8B0eXnFAZwGgnJX0g-DMHrkJ9tTT4epkTBcjSaZ2P17KLTmIGWn06tnZZJUBkV2yMjWfkibE2WT2JaPwB9jApcumwGMGHGoRK3KF6pH1VQps9U-JkQF2izWuOCJyv/s640/Empat+Kesunyataan+Mulia.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Diartikan sebagai empat kesunyataan Suci. Dalam
khotbah-Nya yang pertama di Taman Rusa Isipatana yang terkenal dengan nama
Dhamma Cakkappavattana Sutta (Khotbah Pemutaran Roda Dhamma), Sang Buddha
Gotama telah mengajarkan secara singkat Empat Kesunyataan Suci (Cattari Ariya
Saccani), yang menjadi landasan pokok Buddha Dhamma, Empat Kesunyataan Suci
tersebut ialah:</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 38.75pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><br /><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 38.75pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><u><i><span lang="IN">Kesunyataan Suci Tentang Dukkha (Dukkha Ariyasacca)</span></i></u></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Kata “dukkha” disini yang menyatakan pandangan Sang
Buddha tentang kehidupan dan dunia, mempunyai pengertian filosofis yang
mendalam dan mencakup bidang yang amat luas. Dalam khotbah-Nya yang pertama
setelah mrncapai penerangan sempurna. Beliau merumuskan dukkha dengan:</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><i><span lang="IN">“Kelahiran, usia tua, dan kematian adalah dukkha;
kesakitan, keluh kesah, ratap tangis, kesedihan dan putus asa adalah dukkha;
berpisah dengan yang dicintai, berkumpul dengan yang tidak disenangi, dan tidak
memperoleh apa yang diingini adalah dukkha. Dengan ringkas jasmani dan batin
(segala bentuk kehidupan) adalah dukkha”.</span></i><span lang="IN"></span></span></b></div>
</blockquote>
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Banyak orang yang salah mengerti terhadap ajaran ini,
dan beranggapan bahwa Buddha Dhamma adalah ajaran yang pesimistis, yang
memandang dunia ini dari sudut pandang yang negatif. Karena itu disini perlu
ditegaskan bahwa Buddha Dhamma bukanlah ajaran yang bersifat pesimistis atau
optimistis, sang Buddha adalah seorang realis dan obyektif. Beliau memandang
segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya berdasarkan Pandangan Terang
(yathabutamnanadassanam).</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Ketika menerangkan dukkha, beliau juga mengakui adanya
berbagai bentuk “kebahagiaan”, material dan spiritual. Akan tetapi
kebahagiaan-kebahagiaan itu sendiri adalah bersyarat, selalu berubah-ubah dan
tidak kekal, karena itu harus digolongkan dalam dukkha (anicca dukkha
viparinamadhamma); dukkha bukan merupakan “penderitaan” dari kata umum, tetapi
karena segala sesuatu yang tidak kekal adalah dukkha (yad aniccam
tamdukkham).</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Maka dari itu, dukkha disini mempunyai tiga
pengertian, yaitu:</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">1) Dukkha yang nyata,
yang benar-benar dirasakan sebagai derita tubuh atau derita bathin, seperti
sakit, susah hati (dukkha-dukkha).</span></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">2) Semua perasaan senang
dan bahagia berdasarkan sifat tidak kekal, yang didalamnya terkandung
benih-benih dukkha (viparinama dukkha).</span></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">3) Sifat tertekan dari
semua sankhara (bentuk/keadaan yang bersyarat) yang selalu muncul dan lenyap,
seperti pancakkhandha (lima kelompok kehidupan) atau nama rupa
(sankharadukkha).</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 38.75pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 38.75pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 38.75pt; text-align: center; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;"><u><span lang="IN"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><i><span lang="IN">Kesunyataan Suci Tentang Asal Mula Dukkha
(Dukkhasanudaya Ariyasacca)</span></i></u></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Asal mula dukkha ialah “keinginan rendah” (Tanha),
yang menyebabkan kelahiran berulang-ulang bersama dengan hawa nafsu yang
mencari keikmatan ke sana ke mari (ponobhavika nandiragasahagata
tatratatrabhinandini), yang terdiri atas:</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">-
Keinginan akan hawa nafsu Inderawi (Kama-Tanha)</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">-
Keinginan akan hawa nafsu penjelmaan (bhava-tanha)</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">- Keinginan akan hawa nafsu pemusnahan (vibhava-tanha)</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 38.75pt; text-align: center; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span><u><i><span lang="IN">Kesunyataan Suci Tentang Lenyapnya Dukkha
(Dukkhanirodha Ariyasacca)</span></i></u></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Lenyapnya dukkha, berakhir sama sekali, dilepaskannya,
ditinggalkannya, terbebas dari, tidak terdapatnya keinginan rendah (tanha) ini;
atau dengan kata lain: tercapainya Nibbana.</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 38.75pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><br /><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><i><span lang="IN"> </span></i></span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 38.75pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;"><i><span lang="IN">Kesunyian Suci Tentang jalan Menuju Lenyapnya Dukkha
(Dukkhanirodhagamini-patipada Ariyasacca)</span></i></span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 38.75pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Jalan mulia menuju lenyapnya dukkha ialah “Jalan Mulia
Berunsur Delapan” (Ariya Atthangika Magga). Juga dikenal dengan “Jalan Tengah”
(majjahima Patipada), oleh karena “jalan” ini menghindari dan berbeda di luar
cara hidup yang ekstrim, yaitu: pemuasan nafsu indra yang berlebihan,
penyiksaan diri, dan sekaligus mengajarkan suatu cara berfikir di tengah-tengah
yang menghindari kedua kutub pandang, yaitu pandangan tentang “kekekalan”
(sassataditthi) dan “kemusnahan” (ucchedda ditthi).</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Dengan ajaran ini kita dapat membedakan antara
unsur-unsur berikut: suci dan tidak suci (ariya dan anariya), baik dan buruk
(kusala dan akusala), berguna dan tidak berguna (attha dan anattha), benar dan
salah (dhamma dan adhamma), tercela dan tidak tercela (savajja dan anavajja),
jalan hidup yang terang dan jalan hidup yang gelap (tapaniya dan anatapaniya),
dan sebagainya.</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Perlu ditekankan bahwa Jalan Mulia Berunsur Delapan
ini bukanlah terdiri atas delapan buah jalan, yang harus diikuti satu persatu,
akan tetapi sebenarnya adalah “satu jalan” yang mempunyai delapan factor di
dalamnya. Karena sesuai dengan kemampuan individu.</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">III. Hukum
Karma</span><span lang="IN"></span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Salah satu masalah yang selalu dipikirkan manusia
sejak zaman dahulu sampai sekarang adalah masalah tentang keadaan setelah
kematian. Di india kepercayaan pada kelahiran kembali atau adanya kehidupan
baru sesudah kematian merupakan karakteristik dari berbagai ajaran agama sejak
dahulu. Kelahiran kembali tidak dapat dipisahkan dengan hukum karma. Ajaran
agama budha maupun ajaran-ajaran agama lain di India mengajarkan hukum karma
dan kelahiran kembali. </span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Hukum karma ialah salah satu ajaran yang penting dalam
agama budha. Hukum karma merupakan ajaran yang amat dalam dan rumit, maka untuk
itu dibutuhkan suatu uraian yang rinci untuk memahamiya.</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Secara umum, Karma berarti perbuatan. Umat budha
memandang hukum karma sebagai hukum universal tentang sebab dan akibat yang juga
merupakan hukum moral yang impersonal.</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Ajaran agama budha menekankan keyakinan akan adanya
Tuhan Yang Maha Esa ‘’ yang tak dilahirkan, yang tak dijadikan. Yang dibuat dan
yang mutlak. Kemutlakan Tuhan Yang Maha Esa adalah impersional yang tak dapat
dijabkan secara anthropomorphisme (mempunyai raga atau bentuk seperti manusia
maupun secara anthropopatisme (memepunyai sifat seperti manusia). </span></span></b><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Dengan kata
lain, membayangkan atau menggambarkan Tuhan dengan bayangan yang diciptakan
oleh manusia sendiri secara visual maupun abstrak adalah tidak pernah benar.
Demikian halnya, maka sehubungan dengan keberadaan alam semesta dengan segala
isinya menurut ajaran agama Budha, adalah diatur oleh sebuah hukum universal
yang berlaku di semua alam kehidupan. </span></span></b><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Hukum universal ini adalah Dhammaniyama.
Dhammaniyama adalah hukum yang bekerja dengan sendirinya, bekerja sebagai hukum
sesbab akibat atau hukum relativitas yang impersonal dan kekal. </span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Terdapat lima
hukum untuk mengetahui cara kerja hukum universal:</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span>i.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span lang="IN">Utu Niyama</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Adalah hukum universal tentang energy. Yang mengatur
temperatur, cuaca, terbentuk dan hancurnya bumi, tata surya, dan lain
sebagainya.</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>ii.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span lang="IN">Bija Niyama</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Adalah hukum universal yang berkaitan dengan
tumbuh-tumbuhan.</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>iii.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span lang="IN">Kamma Niyama</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Adalah hukum universal tentang kamma. Kamma disebut
juga karma, hukum karma diketahui sebagai hukum perbuatan, hukum sebab akibat,
dan hukum moral.</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span>iv.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span lang="IN">Citta Niyama</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Adalah hukum universal tentang pikiran atau batin.
Pikiran manusia adalah luas, aneka ragam dan rumit sekali untuk diketahui dan
dimengerti. Ada makhluk yang memiliki pikiran atau batin yang lemah, kuat,
emosional, dll.</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>v.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span lang="IN">Damma Niyama</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Adalah hukum universal tentang segala sesuatu yang
tidak diatur oleh keempat niyama tersebut diatas. Misalnya gempa bumi, hujan,
panas, dan dingin yang terjadi pada waktu kelahiran pangeran sidharta di taman
lumbini.</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">ü<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN">Fungsi hukum karma</span><span lang="IN"> :</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Agama budha memandang hukum karma sebagai hukum sebab
dan akibat yang bekerja sendiri.sebab yang baik akan mengahasilkan hasil yang
baik, sedangkan sebab yang buruk akan mengahsilkan yang buruk pula. Berdasarkan
pada hukum ini, maka tidak ada manusia, dewa maupun kekuatan mistik yang
mencampuri karma seseorang. Hukum ini bekerja secra adil dengan caranya
sendiri. Sebagai hukum yang impersonal maka tidak ada seorangpun yang dapat merubah
hukum ini sekehendak hatinya.</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"> </span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"> Fungsi hukum karma adalah amat rumit dan
dalam sekali. Hal ini yang menyebabkan orang yang tidak sabar, tidak cermat dan
kurang pengetahuan salah mengerti tentang cara kerja hukum karma. Tetapi jika
kita sabar dan berusaha mempelajari hukum ini dengan hati-hati dan cermat, maka
kita akan dapat memahami cara kerja hukum karma ini.</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Pembagian Hukum Karma :</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><u><span lang="IN">Karma
menurut waktu</span></u></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Dalam hal ini karma dihubungkan demgan unsure waktu
dalam menghasilkan akibatnya, yang terdiri atas empat macam yaitu:</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol start="1" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Ditthadhammavedaniya-Kamma
adalah karma yang memberikan akibatnya pada masa kehidupan sekarang ini,
apakah karena kekuatannya yang amat besar atau memang karena sudah tiba
saatnya untuk kehidupan sekarang. </span></span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"> Uppajjavedaniya-kamma
adalah karma yang akibatnya akan dialami dalam kehidupan setelah hidup
sekarang ini. Kamma ini menggantikan karma “sekarang’’ sejak saat kematian
seseorang dan terus mengahasilkan akibatnya dalam kehidupan yang baru
selama tidak ada inetervensi dari karma lain yang lebih kuat.</span></span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Aparaparafedaniya-kamma
adalah karma yang akibatnya akan dialami dalam kehidupan berikutnya. Karma
macam ini agak menyerupai karma macam kedua dan paling cepat hanya akan
mengahasilkan akibat dalam masa kehidupan setelah itu. Namun, karma macam
ini dikatakan tidak akan pernah berakhir dan terus mengejar pelakunya
tanpa mengenal lelah, tidak akan pernah berhenti melakukan pengejarannya
sampai sang kurban menjadi lelah.</span></span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Ahosi
kamma adalah karma yang tidak member akibat karena jangka waktunya untuk
memberikan akibat telah habis atau karena karma tersebut telah
mengahasilkan akibatnya, atau karena karma tersebut telah mengahasilkan
akibatnya secara penuh sehingga kekuatannya habis sendiri.</span></span></b></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><u><span lang="IN">Karma
menurut kekuatan</span></u></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Dalam hal ini karma dihubungkan dengan tingkat
kekuatannya dalam menghasilkan akibat, terdiri atas empat macam yaitu :</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol start="1" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Garu
Kamma, adalah karma yang paling berat diantara semua karma lainnya, dank
arena sifatnya yang amat kuat, karma macam ini masak terlebih dahulu. </span></span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Bahula
Kamma, adalah karma yang sering dan berulang-ulang dilakukan oleh
seseorang melalui saluran badan jasmani, ucapan, dan pikiran sehingga
tertimbun dalam wataknya.</span></span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Asannamarana-kamma,
adalah karma yang diperbuat oleh sesorang pada saat menjelang kematian,
atau dapat pula perbuatan-perbuatan yang dahulu pernah dilakukan pada masa
hidupnya yang ia ingat kembali dengan amat jelas pada saat ia berada di
ambang pintu kematian. </span></span></b></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">§<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><u><span lang="IN">Karma
menurut fungsi</span></u></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Disini, karma dihubungkan dengan peranannya dalam
menghasilkan akibat, yang juga terdiri atas empat macam yaitu :</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol start="1" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Janaka
Kamma (karma penghasilan), adalah karma yang berfungsi menghasilkan. Tugas
kamma ini adalah menyebabkan kelahiran sesuai dengan macam dan sifatnya.
Karma macam ini dapat dibandingkan dengan seorang ayah ibu dalam fungsinya
membawa seorang dalam kelahiran baru.</span></span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Upatthambhaka
kamma (kaum penguat) adalah karma yang berfungsi membantu memperkuat apa
yang telah dihasilkan oleh janaka kamma sesuai dengan macam dan sifatnya.
Jadi apabila janaka kammanya baik, maka kamma penguat ini membantu
sehingga keadaannya lebih baik demikian pula sebaliknya.</span></span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Uppapilika
kamma (karma pelemah) adalah karena berfungsi menandingi pengaruh dari apa
yang telah dihasilkan oleh janak kamma, memperlemah kekuatannya atau
mempersingkat waktunya dalam menghasilkan akibatnya.</span></span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Upaghataka
kamma (karma pengahancur) adalah karma yang mempunyai kategori sama dengan
karma pelemah. Karena fungsinya menentang atau menghancurkan kekuatan dari
janaka kamma. Akan tetapi, karma ini mempunyai kekuatan yang lebih besar
daripada karma pelemah.</span></span></b></li>
</ol>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-42207461037330823292012-05-21T19:09:00.000-07:002012-05-28T03:27:23.819-07:00Kitab Suci Buddha<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<m:smallfrac m:val="off">
<m:dispdef>
<m:lmargin m:val="0">
<m:rmargin m:val="0">
<m:defjc m:val="centerGroup">
<m:wrapindent m:val="1440">
<m:intlim m:val="subSup">
<m:narylim m:val="undOvr">
</m:narylim></m:intlim>
</m:wrapindent>
</m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div>
<div class="Section1" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; text-indent: -0.5in;">
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhe5uvT_Cex09KPLPR5x1YnleCEez2DBjvrzDb8D4W6SC7nHypR5Nxqph1E4ItLBXNxCBqUwPzj0seBWg2nBWFxkY6muLuKOVF4LrAwKsVPI63U08wMwZuDhA1gQgBuovKceIUw4fFW0A1/s1600/tipitaka.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhe5uvT_Cex09KPLPR5x1YnleCEez2DBjvrzDb8D4W6SC7nHypR5Nxqph1E4ItLBXNxCBqUwPzj0seBWg2nBWFxkY6muLuKOVF4LrAwKsVPI63U08wMwZuDhA1gQgBuovKceIUw4fFW0A1/s640/tipitaka.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<b><span style="font-size: large;"><u><span lang="IN"></span></u></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"> <span lang="IN">Tripiṭaka</span><span lang="IN"> (bahasa Pali: Tipiṭaka; bahasa Sanskerta: Tripiṭaka)
merupakan istilah yang digunakan oleh berbagai sekte Buddhis untuk
menggambarkan berbagai naskah kanon mereka. Sesuai dengan makna istilah
tersebut, Tripiṭaka pada mulanya mengandung tiga "keranjang" akan
berbagai pengajaran: <i>Sūtra Piṭaka</i> (Sanskrit; Pali: <i>Sutta Pitaka</i>),
<i>Vinaya Piṭaka</i> (Sanskrit & Pali) dan <i>Abhidharma Piṭaka</i>
(Sanskrit; Pali: <i>Abhidhamma Piṭaka</i>). </span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Dalam buku <i>What Buddhists Believe</i> yang ditulis
oleh K. Sri Dhammananda dijelaskan: <i> </i></span></span></b><br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><i>“Tripitaka is the collection of the
teachings of the Buddha over 45 years in the Pali language, and it consists of
Sutta conventional teaching, vinaya disciplinary code and Abidhama moral
psychology</i>” </span></span></b></blockquote>
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">(Tripitaka adalah kumpulan ajaran-ajaran Sang Buddha lebih dari
45 tahun dalam bahasa Pali, dan terdiri dari pengajaran Sutta konvensional,
vinaya disiplin kode dan Abidhama psikologi moral ").</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Ajaran sang Budha yang telah diajarkan oleh sang Budha
kepada para siswanya melalui khotbah-khotbah beliau yang disampaikan dengan
metode tanya jawab dan dialog antara sang Budha dengan para siswanya. Ajaran
sang Budha tersebut disebut Dharma (Bahasa Sansekerta) atau Damma (Bahasa
Pali). Dharma atau Damma ini baru dituliskan 400 tahun setelah wafatnya sang
Budha.</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Dharma atau Dhamma ini bersifat sederhana, obyektif
dan dapat menghadapi tantangan logika dan ilmu. Dharma indah pada permulaannya,
indah pada pertengahannya dan indah pula pada akhirnya. Dharma mengajarkan
kepada kita untuk percaya kepada diri sendiri, tidak tergantung oleh orang lain
secara melekat, dapat berdiri sendiri. Dengan kekuatan dan kepercayaan diri
sendiri, umat Budha berusaha untuk mencapai kebahagiaan lahir batin dan
kesempurnaan hidup.</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Dharma mengajarkan bagaimana caranya kita melaksanakan
perbuatan baik dan bagaimana caranya untuk mengindari perbuatan jahat. Dhamma
mengajarkan tentang cinta kasih dan kasih sayang, tentang perasaan senang
melihat kebahagiaan orang lain, membina keseimbangan batin, yang dapat
menciptakan adanya keserasian antara kepentingan pribadi dan kepentingan
masyarakat. Dhamma mengajarkan tentang sebab penderitaan dan jalan untuk
membebaskan diri dari cengkeraman penderitaan. Dharma menunjukkan jalan yang
menuju ke kebahagiaan yang abadi yakni kebahagiaan di mana tiada lagi terjadi
penderitaan, kelahiran, umur tua, dan kematian atau nirvana (Nibbana). Dhamma
mengajarkan umat manusia memasuki nirvana (Nibbana). Dhamma mengajarkan
mengenai Samadhi, sebagai sarana untuk mencapai pengetahuan tertinggi yang
disebut kesunyataan.</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Untuk dapat melaksanakan dhamma dalam kehidupan,
pertama-tama hendaknya kita mengerti tentang hakikat dhamma, untuk kemudian
dapat menghayati dengan mendalam Dhamma tersebut, sehingga kita dapat mencapai
tujuan yang terakhir kita selaku umat Budha yaitu kehidupan yang bebas dari
penderitaan yang disebut dengan nirvana (Nibbana).</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Dhamma dapat dipelajari atas tiga tingkatan, yaitu
pada tingkatan pertama, kita mempelajari Dhamma itu dan tingkatan ini disebut
tingkatan belajar (Pariyatta). Setelah itu kita sampai pada tingkat mengamalkan
Dhamma (Pattipatta). Yang terakhir kita sampai pada tingkat mencapai tujuan
atau mencapai hasil (Pativetta).</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Ajaran agama Budha bersumber pada kitab Tripitaka yang
merupakan kumpulan khotbah, keterangan, perumpamaan, dan percakapan yang pernah
dilakukan sang Budha dengan para siswa dan pengikutnya. Isi kitab tersebut
semuanya tidak berasl dari kata-kata sang Budha sendiri, melainkan juga
kata-kata dan komentar-komentar dari para siswanya. Oleh para siswanya sumber
ajaran tersebut dipilah menjadi tiga kelompok besar, yang dikenal dengan vitaka
atau keranjang, yaitu: Vinaya Vitaka, Sutta Vitaka, dan Abidhama Vitaka.</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Adapun ketiga kitab suci tersebut, secara lebih rinci
dijelaskan sebagai berikut :</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<ul>
<li><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><u><span lang="IN">Kitab Suci Vinaya Vitaka</span></u></span></b></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Kitab ini berisi peraturan tata tertib yang wajib
dilaksanakan oleh para Bikkhu yang juga berisi tentang kehidupan Sang
Budha, dan terdiri atas Sutra Vibanga, Khandaka dan Parivara. Kitab Sutra
Vibanga berisi peraturan-peraturan yang mencakup delapan jenis pelanggaran,
diantaranya terdapat empat jenis pelanggaran yang dapat menyebabkan seorang
Bikhu atau Bikhuni dikeluarkan dari Kitab Sangha. Kitab Khandaka memuat
peraturan dan uraian yang berkenaan dengan upacara penahbisan Bikhu, antara
lain berisi peraturan untuk menangani pelanggaran-pelanggaran dan tata tertib
penerimaan seorang Bikhu dan sebagainya. Dalam kitab ini diceritakan pu;la
tentang pasamuan agung pertama di Rajagraha dan pasamuan agung kedua di Vesali.
Adapun kitab Parivara memuat ringkasan dan pengelompokkan peraturan vinaya yang
disusun dalam bentuk Tanya jawab untuk dipergunakan dalam pengajaran dan
ujian.</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">K. Sri Dhammananda menjelaskan dalam bukunya “<i>What
Budhdhist Believe”:</i></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><i><span lang="IN">The Vinaya Pitaka mainly deals with the rule and
regulations of the Order of monks (Bikkhus) and Nuns (Bikkhunis). It describes
in detail the gradual development of the Sasana (Dispensation). It also gives
an account of the life and ministry of the Buddha. Indirectly it reveals some
useful information about ancient hystory, Indian customs, arts, sciences, etc.</span></i></span></b></div>
</blockquote>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><i><span lang="IN">(</span></i><span lang="IN">Vinaya
Pitaka terutama berkaitan dengan aturan dan peraturan Ordo biarawan (Bikkhus)
dan biarawati (Bikkhunis). Ini menggambarkan secara rinci perkembangan bertahap
dari Sasana (Dispensasi). Hal ini juga memberikan penjelasan tentang kehidupan
dan pelayanan Sang Buddha. Secara tidak langsung mengungkapkan beberapa
informasi yang berguna tentang hystory kuno, adat istiadat India, seni, ilmu
pengetahuan, dll)</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><i><span lang="IN">For nearly twenty years since His Enlightement, the
Buddha did not lay down rules for the control of the Sangha. Later, as the
occasion arose, the Buddha promulgated rules for the future discipline of the
Sangha </span></i></span></b></div>
</blockquote>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><i><span lang="IN">(</span></i><span lang="IN">Selama
hampir dua puluh tahun sejak masa pencerahan Nya, Sang Buddha tidak meletakkan
aturan-aturan untuk mengontrol Sangha. Kemudian, ketika kesempatan itu muncul,
maka Buddha mengumumkan aturan untuk masa depan Sangha).</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Adapun pembagian Vinaya Pitaka ialah:</span></span></b></div>
</div>
<div class="Section1" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">A) <a href="http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/vinaya-pitaka/suttavibhanga/" target="_blank">Sutta Vibhanga</a></span></span></b>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Kitab Sutta Vibhanga berisi peraturan-peraturan bagi
para Bhikkhu dan Bhikkhuni, terdiri dari:</span></span></b></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Bhikkhu
Vibhanga - berisi 227 peraturan yang mencakup 8 jenis pelanggaran, di
antaranya terdapat 4 pelanggaran yang menyebabkan dikeluarkannya seorang
Bhikkhu dari Sangha dan tidak dapat menjadi Bhikkhu lagi seumur hidup.
Keempat pelanggaran itu, adalah berhubungan kelamin, mencuri, membunuh
atau menganjurkan orang lain bunuh diri, dan membanggakan diri secara
tidak benar tentang tingkat-tingkat kesucian atau kekuatan-kekuatan batin
luar biasa yang dicapai. Untuk ketujuh jenis pelanggaran yang lain
ditetapkan hukuman dan pembersihan yang sesuai dengan berat ringannya
pelanggaran yang bersangkutan.</span></span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Bhikkhuni
Vibhanga - berisi peraturan-peraturan yang serupa bagi para Bhikkhuni,
hanya jumlahnya lebih banyak</span></span></b></li>
</ul>
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">B) <a href="http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/vinaya-pitaka/khandhaka-khandhaka/" target="_blank">Khandaka</a></span></span></b>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Kitab Khandhaka terbagi atas:</span></span></b></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Kitab
Mahavagga - berisi peraturan-peraturan dan uraian tentang upacara
pentahbisan Bhikkhu; upacara uposatha pada saat bulan purnama dan bulan
baru di mana dibacakan Patimokha (peraturan disiplin bagi para Bhikkhu);
peraturan tentang tempat tinggal selama musim hujan (vassa); upacara pada
akhir vassa (pavarana); peraturan-peraturan mengenai jubah, peralatan,
obat-obatan dan makanan; pemberian jubah Kathina setiap tahun;
peraturan-peraturan bagi para Bhikkhu yang sakit; peraturan tentang tidur;
peraturan tentang bahan jubah; tata cara melaksanakan Sanghakamma (upacara
Sangha); dan tata cara dalam hal terjadi perpecahan.</span></span></b></li>
</ul>
<ul>
<li><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Kitab
Culavagga - berisi peraturan-peraturan untuk menangani
pelanggaran-pelanggaran; tata cara penerimaan kembali seorang Bhikkhu ke
dalam Sangha setelah melakukan pembersihan atas pelanggarannya; tata cara
untuk menangani masalah-masalah yang timbul; berbagai peraturan yang
mengatur cara mandi, pengenaan jubah, menggunakan tempat tinggal,
peralatan, tempat bermalam dan sebagainya; mengenai perpecahan
kelompok-kelompok Bhikkhu; kewajiban-kewajiban guru (acariya) dan calon
Bhikkhu (samanera); pengucilan dari upacara pembacaan Patimokkha;
pentahbisan dan bimbingan bagi Bhikkhuni; kisah mengenai Pasamuan Agung
Pertama di Rajagaha; dan kisah mengenai Pasamuan Agung Kedua di Vesali.</span></span></b></li>
</ul>
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">C) <a href="http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/vinaya-pitaka/parivara/" target="_blank">Parivara</a></span></span></b>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Kitab Parivara memuat ringkasan dan pengelompokan
peraturan-peraturan Vinaya, yang disusun dalam bentuk tanya jawab untuk
dipergunakan dalam pengajaran dan ujian.</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><br /></span></span></b></div>
<ul>
<li><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span><span lang="IN"> <u>Kitab Suci
Sutta Pitaka</u></span></span></b></li>
</ul>
<blockquote class="tr_bq">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">The Sutta Pitaka consists chiefly of discourses
delivered by the Buddha Himself on various occasions. There are also a few
discourses delivered by some of His distinguished disciples, such as the
Venerable Sariputta, Ananda, Mogallana, etc. included in it. It like a book of prescriptions,
as the sermons embodied therein were expounded to suit the different occasions
and the temperaments of various persons. There may be seemingly contradictory
statements, but they should not be misconstrued as they were opportunely
uttered by the Buddha to suit a particular purpose.</span></span></b></div>
</blockquote>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">(Sutta Pitaka terdiri
dari wacana yang disampaikan oleh Buddha sendiri di berbagai kesempatan. Ada
juga beberapa wacana disampaikan oleh beberapa murid-Nya yang dibedakan,
seperti Yang Mulia Sariputta, Ananda, Mogallana, dll termasuk yang di dalamnya
ini khotbah yang terkandung di dalamnya yang telah diuraikan sesuai
dengan kesempatan yang berbeda dan temperamen dari berbagai orang yang berbeda
pula. Mungkin tampaknya ada pernyataan yang kontradiktif, tetapi mereka
tidak menyalahartikan karena diucapkan oleh Sang Buddha untuk memenuhi
tujuan tertentu).</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Sutta Pitaka terdiri atas lima “kumpulan” (nikaya)
atau buku, yaitu :</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<ul>
<li><a href="http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/sutta-pitaka/digha-nikaya/" target="_blank"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Digha Nikaya </span></span></b></a></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Merupakan buku pertama dari Sutta Pitaka yang terdiri
atas 34 Sutta Panjang, dan terbagi menjadi tiga Vagga, yaitu: Silakhandavagga,
Mahavagga dan Patikavaga. Beberapa di antara Sutta-sutta yang terkenal ialah:
Brahmajala Sutta (yang memuat 62 pandangan salah), Samannaphala Sutta
(menguraikan buah kehidupan seorang Pertapa), Sigalovada Sutta (memuat
patokan-patokan yang penting bagi kehidupan sehari-hari umat berumah tangga),
Mahasati Patthana Sutta (memuat secara lengkap tuntunan untuk meditasi
Pandangan Terang atau Vippasana), Mahapari Nibbana Sutta (Kisah mengenai hari-hari
terakhir Sang Budha).</span></span></b></div>
<ul>
<li><a href="http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/sutta-pitaka/majjhima-nikaya/" target="_blank"><b><span style="font-size: large;"></span></b></a><b><span style="font-size: large;"><a href=""><span lang="IN">Majjhima Nikaya </span></a></span></b></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Merupakan buku kedua dari Sutta Pitaka yang memuat
khotbah-khotbah menengah. Buku ini terdiri atas tiga bagian (Pannasa), dua
Pannasa pertama terdiri atas 50 Sutta dan Pannasa terakhir terdiri atas 52
Sutta, seluruhnya berjumlah 152 Sutta. Beberapa sutta diantaranya ialah
Ratthanapala Sutta, Vasetha Sutta, Angulimala Sutta, Anapanasti Sutta,
Kayagatasati Sutta, dan sebagainya.</span></span></b></div>
<ul>
<li><a href="http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/anguttara-nikaya/" target="_blank"><b><span style="font-size: large;"></span></b></a><b><span style="font-size: large;"><a href=""><span lang="IN">Anguttara Nikaya </span></a></span></b></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Merupakan buku ketiga dari Sutta Pitaka, yang terbagi
atas sebelas Nipata (bagian) dan meliputi 9557 Sutta. Sutta-sutta disusun
menurut urutan bernomor, untuk memudahkan pengingatan.</span></span></b></div>
<ul>
<li><a href="http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/sutta-pitaka/samyutta-nikaya/" target="_blank"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"></span></span></b></a><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><a href="">Samyutta Nikaya</a></span></span></b></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Merupakan buku keempat dari Sutta Pitaka yang terdiri
atas 7762 Sutta. Buku ini dibagi menjadi lima Vagga utama dan 56 bagian yang
disebut Samyutta.</span></span></b><br />
<br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_464420195"><b><span style="font-size: large;"></span></b></a><b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538"><span lang="IN">Samyutta
Nikaya</span></a></span></b><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><a href="http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%201%20-%20Sagatha%20Vagga.pdf" target="_blank"> 1 (Sagatha Vagga)</a></span></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><a href="http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%202%20-%20Nidana%20Vagga.pdf" target="_blank">Samyutta Nikaya 2 (Nidana Vagga)</a></span></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><a href="http://www.blogger.com/"><span id="goog_464420190"></span>Samyutta
Nikaya 3 (Khanda Vagga)<span id="goog_464420191"></span></a></span></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><a href="http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%204%20-%20Sayalatana%20Vagga.pdf" target="_blank">Samyutta Nikaya 4 (Sayalatana Vagga)</a></span></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><a href="http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%205%20-%20Maha%20Vagga.pdf" target="_blank">Samyutta Nikaya 5 (Maha Vagga)</a></span></span></b></div>
<ul>
<li><a href="http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/khuddaka-nikaya/" target="_blank"><b><span style="font-size: large;"></span></b></a><b><span style="font-size: large;"><a href=""><span lang="IN">Khuddaka Nikaya</span></a></span></b></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Merupakan buku kelima dari Sutta Pitaka yang terdiri
atas kumpulan lima belas kitab.</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Kemudian dibagi lagi menjadi lima belas buku, yaitu:</span></span></b></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"></span><br clear="all" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; page-break-before: auto;" /><span lang="IN" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span></span></b>
</div>
<div class="Section2" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span><span lang="IN">Khuddaka
Patha </span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span><span lang="IN">Dhammapada</span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span><span lang="IN">Udana
</span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span><span lang="IN">Iti
Vuttaka </span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span><span lang="IN">Sutta
Nipata</span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span><span lang="IN">Vimana
Vatthu</span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span><span lang="IN">Peta
Vatthu</span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span><span lang="IN">Theragatha
</span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span><span lang="IN">Therigatha
</span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span><span lang="IN">Jataka</span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span><span lang="IN">Niddesa</span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span><a href="http://www.indonesiatipitaka.net/wp-content/uploads/2009/04/patisambhidamagga.pdf" target="_blank"><span lang="IN">Patisambhida</span></a></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span><span lang="IN">Apadana</span></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span><a href="http://www.indonesiatipitaka.net/wp-content/uploads/2009/04/patisambhidamagga.pdf" target="_blank"><span lang="IN">Buddhavamsa</span></a></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;">
<b><span style="font-size: large;">·<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span><span lang="IN"> <a href="http://www.indonesiatipitaka.net/wp-content/uploads/2009/04/cariyapitaka.pdf" target="_blank">Cariya Pitaka</a></span></span></b></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"></span><br clear="all" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; page-break-before: always;" /><span lang="IN" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span></span></b>
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<li><b><span style="font-size: large;"><u><span lang="IN">Kitab Suci Abhidhamma
pitaka</span></u></span></b></li>
</ul>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Abidhamma Pitaka berisi uraian filsafat Buddha Dhamma
yang disusun secara analitis dan mencakup berbagai bidang, seperti: ilmu jiwa,
logika, etika, metafisika.</span></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">The Abidhamma is the most important and interesting,
as it contains the profound philosophy of the Buddha’s teaching in contrast to
illuminating but simpler discourses in the Sutta pitaka. </span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
</blockquote>
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">(Para Abidhamma adalah
bagian yang paling penting dan menarik, karena mengandung filosofi yang
mendalam mengenai ajaran Sang Buddha dan sederhana dalam pembahasan
mengenai Sutta Pitaka).</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">In the Sutta Pitaka one often finds references to
individual, being, etc. but in the Abidhamma instead of such conventional
terms, we meet with ultimate terms such as aggregates, mind matter, etc. In the
Sutta itaka is found the Vohara Desana (Conventional Teaching), whilst in the
Abidhamma is found the Paramattha Desana (Ultimate Doctrine).</span></span></b></div>
</blockquote>
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">(Dalam Sutta
Pitaka seringkali menemukan referensi terhadap individu tertentu, dll
tetapi dalam Abidhamma bukan hal yang seperti itu, kita menemukan hal-hal
yang utama seperti selisih, materi pikiran, dll Dalam pitaka Sutta ini
menemukan Desana Vohara (Konvensional pengajaran), sementara dalam Abidhamma
ini menemukan Desana paramattha (ajaran terakhir).</span></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"> Kitab ini terdiri atas tujuh jilid buku, yaitu:</span></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<li><a href="http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/abhidhamma-pitaka/dhammasangani/" target="_blank"><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Dhammasangani</span></span></b></a></li>
</ul>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Menguraikan etika dari sudut pandang
ilmu jiwa.</span></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<li><b><span style="font-size: large;"><span lang="IN"><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><a href="http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/vibhanga/" target="_blank"><span lang="IN">Vibhanga </span></a></span></b></li>
</ul>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Menguraikan apa yang terdapat dalam
buku dhammasangani dengan metode yang berbeda. Buku ini terbagi menjadi delapan
bab (Vibhanga), dan masing-masing bab mempunyai tiga bagian: Suttantabhajaniya,
Abidhammabhajaniya, dan Pannapuccakha atau daftar pertanyaan-pertanyaan.</span></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<li><a href="http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/dhatukatha/" target="_blank"><b><span style="font-size: large;"></span></b></a><b><span style="font-size: large;"><a href=""><span lang="IN">Dhatukatha/Katha Vatthu</span></a></span></b></li>
</ul>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Terutama bicarakan mengenai unsure-unsur batin. Buku
ini terbagi menjadi empat belas bagian.</span></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<li><a href="http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/puggalapannatti/" target="_blank"><b><span style="font-size: large;"></span></b></a><b><span style="font-size: large;"><a href=""><span lang="IN">Puggalapannatti</span></a></span></b></li>
</ul>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Menguraikan mengenai jenis-jenis watak manusia
(punggala), yang dikelompokkan menurut urutan bernomor, dari kelompok satu
sampai dengan sepuluh, sepuluh, seperti system dalam Kitab Angguttara Nikaya.</span></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<li><a href="http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/kathavatthu/" target="_blank"><b><span style="font-size: large;"></span></b></a><b><span style="font-size: large;"><a href=""><span lang="IN">Kathayattthu</span></a></span></b></li>
</ul>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Terdiri atas dua puluh tiga bab yang merupakan
kumpulan (percakapan-percakapan Katha) dan sanggahan terhadap
pandangan-pandangan salah yang dikemukakan oleh berbagai sekte tentang hal-hal
yang berhubungan teologi dan metafisika.</span></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<li><a href="http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/yamaka/" target="_blank"><b><span style="font-size: large;"></span></b></a><b><span style="font-size: large;"><a href=""><span lang="IN">Yamaka</span></a></span></b></li>
</ul>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Terbagi menjadi sepuluh bab (yang disebut Yamaka):
Mula, Khandha, Ayatana, Dhatu, Sacca, Sankhara, Anusaya, Citta, Dhamma, dan
Indriya.</span></span></b></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<li><a href="http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/patthana/" target="_blank"><b><span style="font-size: large;"></span></b></a><b><span style="font-size: large;"><a href=""><span lang="IN">Patthana</span></a></span></b></li>
</ul>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Menerangkan mengenai “sebab-sebab” yang berkenaan
dengan dua puluh empat Paccaya (hubungan-hubungan antara bathin dan
jasmani).</span></span></b></div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-89097662561014241542012-05-21T18:54:00.000-07:002012-05-28T09:06:37.489-07:00Doktrin Bodhisattwa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div>
<m:smallfrac m:val="off">
<m:dispdef>
<m:lmargin m:val="0">
<m:rmargin m:val="0">
<m:defjc m:val="centerGroup">
<m:wrapindent m:val="1440">
<m:intlim m:val="subSup">
<m:narylim m:val="undOvr">
</m:narylim></m:intlim>
</m:wrapindent>
</m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<div style="text-align: center;">
<a href="http://www.scribd.com/doc/52636484/MENGENAL-PARA-BODHISATTVA" target="_blank"><b><span style="font-size: large;"><u><span lang="IN">Bodhisattwa</span></u></span></b></a></div>
<b><span style="font-size: large;"><u><span lang="IN"><br /></span></u></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhemSDFyH6XurfqG9R1RWNUFHkjR0XFmPITDV69mT4bRoLTyyrzqdV0-2mBpxFGknrY78EpczoayidWRA-z15ZSwQcXo3npdOE14bjJjFDBT7XgeoU89p7X0uKgsYKyqHTZ0zIxJ5USgpDb/s1600/1-2582c76c12.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhemSDFyH6XurfqG9R1RWNUFHkjR0XFmPITDV69mT4bRoLTyyrzqdV0-2mBpxFGknrY78EpczoayidWRA-z15ZSwQcXo3npdOE14bjJjFDBT7XgeoU89p7X0uKgsYKyqHTZ0zIxJ5USgpDb/s320/1-2582c76c12.jpg" width="222" /></a></div>
<br />
<br />
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin-top: 0in; text-align: left;" type="square">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-size: large;">Latar Belakang Munculnya Bodhisattva</span></b></li>
</ul>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">Permulaan Agama
Buddha menanamkan ide rangkap mengenai <i>arahat
</i> dan <i>Nibbana. </i></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">Buddha Gautama
mengajarkan kepada murid-muridnya yang pertama kali dengan Khotbah Empat
Kesunyataan Mulia dan Delapan Ruas Jalan Utama serta menekankan kepada
ketidak-kekalan dan tiada pemilikan dari semua unsure pokok mengenai pribadi
manusia. </span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">Para siswa ini
dipanggil <i>arhat, </i>dan Buddha sendiri
diuraikan sebagai seorang Arahat. Konsepsi mengenai arahat dikembangkan dan
diperncikan secara perlahan-lahan oleh guru dan para penggantinya.</span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">Seorang arahat
yang telah terbebas, mengetahui bahwa dia tidak akan terlahir kembali. Dia telah
menyelesaikan dengan baik apa yang harus dia kerjakan. Dia telah melepaskan
bebannya. Dia hidup pada kehidupan suci. Dia mencapai kebersihan-kemurnian dan
akhir emansipasi dari pikiran dan hati. Dia sendiri, menyendiri, bersemangat,
bersungguh-sungguh, menguasai dirinya sendiri.</span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">Hal itulah yang
menjadi ide arahat tersebut, sebagaimana dimengerti selama 3 abad setelah
Buddha Gautama Parinibbana. Tetapi nyatanya bahwa para Bikkhu agama Buddha
mulai mengabaik aspek penting tertentu dari pada itu sejak abad 2 S.M. dan dan
menekankan beberapa tugas terhadap pengeluaran dari yang lainnya. Mereka menjadi
terlalu mementingkan diri sendiri dan tafakur., dan tidak menunjukan dengan
jelas emansionari di antara manusia. Mereka nampaknya hanya memperhatikan diri
mereka sendiri demi mencapai pembebasan dari dosa dan dukka. Mereka tidak
membedakan terhadap tugas untuk membantu smeua makhluk manusia.</span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">Lalu muncullah
ajaran Bodhisttava yang diumumkan secara resmi oleh beberapa pemuka
agama/pemimpin agama Buddha sebagai suatu protes terhadap kekurangn terhadap
semangat spiritual yang benar ini dan altruism (sifat mementingkan kepentingan
oranglain) diantara para Bikkhu pada waktu itu.</span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">Kedinginan dan
kejauhan dari para arahat itu menunjukan suatu pergeseran yang sesuai dengan
ajaran alam menegnai “menyelamatkan semua makhluk”. Ide bodhisttva ini dapat dimengerti hanya
menantang latar belakang ini mengenai seorang saleh dan tenang, namun tidak
aktif dan golongan viharawan/viharawati yang tidak cekatan. </span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 28.35pt;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin-top: 0in; text-align: left;" type="square">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-size: large;">Doktrin Bodhisttva</span></b></li>
</ul>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Secara harfiah <i>Bodhisattwa
</i>berarti orang yang hakikat atau tabiatnya adalah <i>bodhi </i>(hikmat) yang sempurna. Sebelum Mahayana timbul, pengertian
Bodhisattwa sudah dikenal juga, dan dikenakan juga kepada Buddha Gautama,
sebelum ia menjadi Buddha. Di situ Bodhisattwa berarti orang yang sedang dalam
perjalanan untuk mencapai hikmat yang sempurna, yaitu orang yang akan menjadi
Buddha. Jadi semula Bodisattwa adalah sebuah gelar bagi tokoh yang ditetapkan
untuk menjadi Buddha. Di dalam Mahyana Bodhisattwa adalah orang yang sudah
melepaskan dirinya dan dapat menemukan sarana untuk menjadikan benih pencerahan
tumbuh dan menjadi masak pada diri orang lain. Seorang Bodhisattwa bukan hanya
merenungkan kesengsaraan dunia saja, melainkan juga turut melaksanakannya
dengan berat. Oleh karenanya ia sudah mengambil keputusan untuk mempergunakan
segala aktivitasnya sekarang dan kelak guna keselamatan dunia. Karena kasihnya
pada dunia maka segala kebijakannya dipergunakan untuk menolong orang lain.</span></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 28.35pt;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">“Cita-cita tertinggi di dalam Mahayana ialah untuk
menjadi <i>Bodhisattwa. </i>Cita-cita ini
berlainan sekali dengan cita-cita Hinayana, yaitu untuk menjadi <i>Arhat</i></span><i><span lang="IN">.”</span></i></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Sebab seorang arhat hanya memikirkan kelepasan
diri sendiri.<span class="MsoFootnoteReference"> <a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN">[1]</span></span></a></span></span></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 28.35pt;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 28.35pt;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">“Cita-cita Mahayana ini juga berlainan
sekali dengan cita-cita untuk menjadi <i>Pratyeka
Buddha”</i></span></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 28.35pt;">
<b><span style="font-size: large;">S<span lang="IN">eperti yang diajarkan oleh
Hinayana, yaitu bahwa karena usahanya sendiri orang dapat mencapai pencerahan
bagi dirinya sendiri saja, tidak untuk diberitakan kepada orang lain. Sekalipun
karena kebijakannya seorang Bodhisattwa sudah dapat mencapi Nirwana, namun ia
memilih jalan yang lebih panjang. Ia belum mau masuk Nirwana, dikarenakan belas
kasihnya pada dunia, agar dunia dalam arti seluas-luasnya (termasuk para Dewa
dan manusia) bisa mendapatkan Nirwana yang sesempurna mungkin.</span></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">Aliran Mahayana
berpendapat bahwa manusia tidak hidup sendiri dan harus terlibat dengan
sesamanya. Sehingga nasib seseorang berkaitan dengan nasib manusia seluruhnya
karena semua makhluk dan semua hal tidak mempunyai kemandirian. Adanya rhmat
bagi semua memberikan kedamaian dalam hati manusia yang berakar dari nirwana. <a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference">[2]</span></span></a></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 28.35pt;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Berkaitan dengan cita-cita
tentang Bodhisattwa ini, di dalam aliran Mahayana ada ajaran tentang <i>pariwarta, </i>yaitu bahwa kebajikan dapat
dipergunakan untuk kepentingan orang lain. Orang yang mendapatkan pahala karena
kebajikannya, dapat mempergunakan pahala itu untuk kepentingan orang lain.
Ajaran ini sudah barang tentu berlainan sekali dengan ajaran agama Buddha kuno,
yang mengajarkan bahwa hidup seseorang terpisah dari hidup orang lain. </span></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 28.35pt;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 28.35pt;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Di dalam perjalanan hidupnya yang panjang itu
seorang Bodhisattwa tidak akan dilahirkan kembali ke dalam tempat penyiksaan
atau dalam keadaan yang tidak
menyenangkan di dunia</span><span lang="IN">.</span></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 28.35pt;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Demikian juga seorang Bodhisattwa tidak diharuskan
menyangkal dunia ini. Ia menerima keadaan hidup seperti apa adanya. Ia boleh
beristri, memiliki kemewahan, dan kekuasaan.</span></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left; text-indent: 28.35pt;">
<b><span style="font-size: large;"><span lang="IN">Demikianlah cita-cita hidup di
dalam Mahayana berbeda sekali dengan cita-cita hidup di dalam Hinayana.</span></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<br />
<b><span style="font-size: large;"></span></b>
<br />
<hr size="1" style="margin-left: 0px; margin-right: auto;" width="33%" />
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference">[1]</span></span></a> <span lang="IN">Dr. Harun Hadiwijono,”Agama Hindu dan
Budha”,PT.BPK Gunung Mulia. Hal : 69-70</span></span></b></div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference">[2]</span></span></a> Ana
yuliana,”Agamaku Agamamu”, Sidqah Semesta, Hal : 93</span></b></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
</div>
</div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-33649095876942126622012-05-21T18:53:00.000-07:002012-05-29T21:47:32.474-07:00Ritual dan Praktek Mahayana<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPEc0DeBKd5a4D1casKlYgXfWxPHD65gFAL5-sSCxcXyurR5VM_Adnv8olyNaRBvMPhrfM6P2YfHEICJWQ7k5z9UnJ1KyixExqVMx6xJAiRSxUHwsgGdHAc9C61KhCDoUsH-A8QbvK9U3k/s1600/1335337017_362108553_1-dupa-atau-hio-cimahi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div>
<m:smallfrac m:val="off">
<m:dispdef>
<m:lmargin m:val="0">
<m:rmargin m:val="0">
<m:defjc m:val="centerGroup">
<m:wrapindent m:val="1440">
<m:intlim m:val="subSup">
<m:narylim m:val="undOvr">
</m:narylim></m:intlim>
</m:wrapindent>
</m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;"><u>Ritual dan Praktek Mahayana</u></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><u><br /></u></span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXx9LQ67C6b-ZvvB-RjtRMwqWIIvVr7I0V04D6io6jgNfrDaH0f59JIVTd53AWoaVDg4H9E8__1AqVENJEGqwh2HB_YdmpZyexZYXO5khd_tdC4UIpKn9MspWP-4tCwFjJuOYOP4xBmDSz/s1600/altar+persembahan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDcdxU-ytPRppj8awXWCl6J8ue_K27ShBBTC4Uth2JIt-pdByleLdEMOCkiHL2s1nZRJhEw2xHvo6qDsFpLUJf15XE8nu95lxQ3jhyphenhyphenMeQmwC3Cmwa7_ixy8SCa5QwEZlKb1KZue3WXDYSP/s1600/7-pesembahan-berupa-buah-buahan-dan-rempah-rempah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDcdxU-ytPRppj8awXWCl6J8ue_K27ShBBTC4Uth2JIt-pdByleLdEMOCkiHL2s1nZRJhEw2xHvo6qDsFpLUJf15XE8nu95lxQ3jhyphenhyphenMeQmwC3Cmwa7_ixy8SCa5QwEZlKb1KZue3WXDYSP/s640/7-pesembahan-berupa-buah-buahan-dan-rempah-rempah.jpg" width="640" /></a></div>
<b><span style="font-size: large;"><u><br /></u></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;"><u><span style="text-decoration: none;"><br /></span></u></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"> Buddism Mahayana dalam prakteknya
menuntun atau membimbing umatnya untuk menghayati dan merealisasikan Buddha
Dharma dengan dua cara, yaitu :</span></b></div>
<b><span style="font-size: large;"><i>Cara
sulit</i> dengan belajar Dharma dari sutra-sutra dan sastra suci </span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG6KyUD7CoMnBQeH67MszfIPPwFZfzqbHiMQysqDd0Ja7qjViMijR6B9ueGferRLP_DA3MUdtKPD79PlNDnEOZ0bGlLlJA4LTckgU4DZyvzsQsW6K3kEnzlc9vVXF7ogTE5CxyIWZL0qB3/s1600/070110_0544_ulangtahunm51.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="241" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG6KyUD7CoMnBQeH67MszfIPPwFZfzqbHiMQysqDd0Ja7qjViMijR6B9ueGferRLP_DA3MUdtKPD79PlNDnEOZ0bGlLlJA4LTckgU4DZyvzsQsW6K3kEnzlc9vVXF7ogTE5CxyIWZL0qB3/s320/070110_0544_ulangtahunm51.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<b><span style="font-size: large;"></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;">serta
meditasi </span></b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUwCpQ8lJXQzUU6L4MlyRQfUbwWRS4pT7DO-GNb63kTKNQzDMfmUSZ8laWWJIkUgRuzhTsft4ol4EdXpNJq5LcnfNiPyqZ6gHxA-f56Dh475g8FQEB3YKnYv-tmZHlphnVDI7KUc5dp189/s1600/meditation-assie.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="283" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUwCpQ8lJXQzUU6L4MlyRQfUbwWRS4pT7DO-GNb63kTKNQzDMfmUSZ8laWWJIkUgRuzhTsft4ol4EdXpNJq5LcnfNiPyqZ6gHxA-f56Dh475g8FQEB3YKnYv-tmZHlphnVDI7KUc5dp189/s320/meditation-assie.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzUBWR8cJEiCW6DlmBxX7XMhLdmAXmsQ1GIErlnGyX09DJvA4FEtntE7JVo-8ofKA-qB_t5PUx4HuA-b6FAtIKiUzaYO3i5KZFGJsXODSwUcf_oszw8KXBoGKJdTPj-6TCEtV6SmgUVfex/s1600/waisak-medan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<br />
<b><span style="font-size: large;"> </span></b><b><span style="font-size: large;"><i>Cara
Praktis </i>(Upaya-kausalya) dengan cara sembahyang </span></b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzc-sWieXfNEeA23dXrzS0q8Vz7qjSwY17t-1u1Q6hFEXVALXPFcZvZTgrEyMYEMloKNvIozgT5JUwWiW9VY6IuRhpL2dcC_Xh62_W4weEnqLKCP-CsJqiFfd2G0xBEg7lMCWv8yk3qdeR/s1600/Salah-satu-petugas-Vihara-sedang-melakukan-ritual-sembahyang.F_aya.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzc-sWieXfNEeA23dXrzS0q8Vz7qjSwY17t-1u1Q6hFEXVALXPFcZvZTgrEyMYEMloKNvIozgT5JUwWiW9VY6IuRhpL2dcC_Xh62_W4weEnqLKCP-CsJqiFfd2G0xBEg7lMCWv8yk3qdeR/s320/Salah-satu-petugas-Vihara-sedang-melakukan-ritual-sembahyang.F_aya.jpg" width="213" /></a></div>
<b><span style="font-size: large;"> </span></b><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">atau Puja bakti.</span></b><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzUBWR8cJEiCW6DlmBxX7XMhLdmAXmsQ1GIErlnGyX09DJvA4FEtntE7JVo-8ofKA-qB_t5PUx4HuA-b6FAtIKiUzaYO3i5KZFGJsXODSwUcf_oszw8KXBoGKJdTPj-6TCEtV6SmgUVfex/s1600/waisak-medan.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzUBWR8cJEiCW6DlmBxX7XMhLdmAXmsQ1GIErlnGyX09DJvA4FEtntE7JVo-8ofKA-qB_t5PUx4HuA-b6FAtIKiUzaYO3i5KZFGJsXODSwUcf_oszw8KXBoGKJdTPj-6TCEtV6SmgUVfex/s640/waisak-medan.jpg" width="640" /></a><b><span style="font-size: large;"> </span></b><br />
<ol start="1" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin-top: 0in; text-align: justify;" type="1">
</ol>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Kedua cara ini
maksudnya untuk pengolahan batin supaya alam spiritual miliknya bias berkembang
secara perlahan-lahan di dalam jalan menuju penerangan atau pencerahan, makna Tri-kaya.</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4yF_y5ghWCARcrCbwVGQ60DsmdFqhooBj_qU901Sozc6f_VSlyEMkqdQQg6KvAckOJR2Kc8YsrTNm8hVyQlSnHxZjcW8131OEUrwi_Csedgl5aorbEeXhV0ToiQbaeMR_vISl_ojIv45X/s1600/Altar.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4yF_y5ghWCARcrCbwVGQ60DsmdFqhooBj_qU901Sozc6f_VSlyEMkqdQQg6KvAckOJR2Kc8YsrTNm8hVyQlSnHxZjcW8131OEUrwi_Csedgl5aorbEeXhV0ToiQbaeMR_vISl_ojIv45X/s320/Altar.JPG" width="320" /></a></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Umat Buddha
Mahayana biasanya melakukan persembahan barang dalam sembahyang di depan altar
Buddha atau Bodhisattva atau Tuhan yang Maha Esa. Berupa :</span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<b><span style="font-size: large;">Dupa
/ Hio</span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPEc0DeBKd5a4D1casKlYgXfWxPHD65gFAL5-sSCxcXyurR5VM_Adnv8olyNaRBvMPhrfM6P2YfHEICJWQ7k5z9UnJ1KyixExqVMx6xJAiRSxUHwsgGdHAc9C61KhCDoUsH-A8QbvK9U3k/s1600/1335337017_362108553_1-dupa-atau-hio-cimahi.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPEc0DeBKd5a4D1casKlYgXfWxPHD65gFAL5-sSCxcXyurR5VM_Adnv8olyNaRBvMPhrfM6P2YfHEICJWQ7k5z9UnJ1KyixExqVMx6xJAiRSxUHwsgGdHAc9C61KhCDoUsH-A8QbvK9U3k/s320/1335337017_362108553_1-dupa-atau-hio-cimahi.jpg" width="320" /></a></div>
Persembahan kepada Hyang Buddha dan Bodhisattva sebagai pernyataan sikap
ketulusan, kebesaran Hyang Buddha dan Bodhisattva yang dapat membimbing
umat ke arah kemajuan, ketentraman, kebijaksanaan dan sekaligus dapat
mengundang datangnya para Dewa, Naga, Asura, Yaksa, Gandharva, dan
makhluk-makhluk lainnya, sekaligus juga dapat menciptakan suasana
hikmat, sakral.<br /><br />Dupa juga melambangkan jasa dan kebajikan
perbuatan baik tanpa pamrih / paramita, akan berbuah pahala yang
berlimpah-limpah bagaikan asap dupa dapat menyebar luas dimana-mana.<b><span style="font-size: large;"> </span></b><br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">Lilin
Merah</span></b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinsSfcW-S4na2TSw9P5vB5oJceo63DDJNzAJwru2-4j03BlGlOJ84Dlk1p6ffhC1WaKwQ7_rGcBaIsSPE1GG0L7gep1hZlwmokcs5Us8UtPHT64vrKt2ny5i0XVV85yARtj7Ozoi5B43aC/s1600/lilin-red-candle.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinsSfcW-S4na2TSw9P5vB5oJceo63DDJNzAJwru2-4j03BlGlOJ84Dlk1p6ffhC1WaKwQ7_rGcBaIsSPE1GG0L7gep1hZlwmokcs5Us8UtPHT64vrKt2ny5i0XVV85yARtj7Ozoi5B43aC/s1600/lilin-red-candle.jpg" /></a></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b>Lampu penerangan dipersembahkan dihadapan Buddha dan dibacakan ayat
kitab suci / Mantra oleh Arya Sangha, akan memperoleh pahala penerangan
dalam kehidupan ini dan dapat mengundang para makhluk pelindung Dharma
lebih banyak lagi, untuk melindungi kita serta mencegah dari mara
bahaya.<br /><br />Api dalam pengertian Sakral dari getaran Mantra / Dharani
Hyang Buddha atau Bodhisattva akan dapat mengurangi / membakar
kekotoran bathin dan menerangi perjalanan hidup ini, bagi yang
mempersembahkan dengan penuh sujud dan kehendak memperoleh berkah, ia
dapat dijahui oleh makhluk-makhluk jahat. Oleh karena itu api / geni
disebut juga api pensucian. Api juga lambang dari semangat.</b></span></div>
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">Air
minum mineral</span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9m4BYPhGF8Cagi4QELQEy_7oFyBl6NibhECblcu4OZPbMPcW_XcTOYGuY-xgX8EDnsgqfwRKlantJ7S2R7ox4R-_pMKRMcsebPN0AU79JcaEt-CmUYk2VF0BcgDDjBOQljTToYEWjZfb-/s1600/botol-air-mineral.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9m4BYPhGF8Cagi4QELQEy_7oFyBl6NibhECblcu4OZPbMPcW_XcTOYGuY-xgX8EDnsgqfwRKlantJ7S2R7ox4R-_pMKRMcsebPN0AU79JcaEt-CmUYk2VF0BcgDDjBOQljTToYEWjZfb-/s320/botol-air-mineral.jpg" width="213" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b>Air atau sesuatu hasil bumi seperti biji-bijian yang mana merupakan
lambang kehidupan, sekaligus juga lambang kekuatan berkah dari pensucian
dari kebodhian.</b></span></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">Bunga-bunga</span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDDQOwaBZXJ93pc1EvgIxOaRxewJIB9OguqB_VCAFddT-ulDFk58GS4z7qiUapKpCTqd4kRRnqFP2vb5Yfe5bBTNspXaRdpyzfsdeohJYtRhHBe4WS6CtlB4xZhiQUTcih5-nqCz8y4Izc/s1600/bunga+persembahan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDDQOwaBZXJ93pc1EvgIxOaRxewJIB9OguqB_VCAFddT-ulDFk58GS4z7qiUapKpCTqd4kRRnqFP2vb5Yfe5bBTNspXaRdpyzfsdeohJYtRhHBe4WS6CtlB4xZhiQUTcih5-nqCz8y4Izc/s1600/bunga+persembahan.jpg" /></a></div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b>Sebagai tanda kebesaran dari Ajaran Hyang Buddha beserta para
Bodhisattva, indah, agung dan dapat menimbulkan getaran welas asih. Juga
lambang dari ketidak-kekalan kehidupan di Svahaloka (dunia) ini,
tumbuh, mekar, layu dan lenyap. Oleh karena itu selagi kita ada
kesempatan berbadan sehat, kita harus selalu melakukan kebajikan untuk
memupuk karma yang baik, bagaikan bunga yang indah dipersembahkan kepada
yang layak dipersembahkan. Bunga yang segar indah dipersembahkan di
altar, altar tersebut ada dupa yang telah dinyalakan, akan lebih banyak
mengundang makhluk-makhluk yang membutuhkan.</b></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">Buah-buahan</span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgulu2_YgGq6MLhnVdrywRqbP7CbQtSmsZ-r3OWY6Ix14E5WAfBJteXBrAhLPRaNA6va05jlHNehucKOa9EdxmorCxPjevsjXQDxKK70hOw8_1Srpsvhyut110-kh2jXjOeDnHud3-ihD3X/s1600/TokoBungaBandung_Fruit+Basket_008.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgulu2_YgGq6MLhnVdrywRqbP7CbQtSmsZ-r3OWY6Ix14E5WAfBJteXBrAhLPRaNA6va05jlHNehucKOa9EdxmorCxPjevsjXQDxKK70hOw8_1Srpsvhyut110-kh2jXjOeDnHud3-ihD3X/s320/TokoBungaBandung_Fruit+Basket_008.jpg" width="320" /></a></div>
- Buah segar dipersembahkan di altar Hyang Buddha, Bodhisattva
atau dewata merupakan sikap pengorbanan tulus terhadap yang dipuja.<br />-
Buah segar dipersem,bahkan merupakan tekad mengabdikan diri
kepada semua makhluk dan membagi hasil pahala kita kepada orang lain.<br />-
Ada beberapa dari para makhluk suci (para dewa ?dewi) yang
hidup dari persembahan buah-buah segar dan makhluk-makhluk suci yang
telah menerima persembahan itu akan melindungi kita dari
gangguan-gangguan jahat, serta dapat menimbulkan nilai-nilai kesakralan /
getaran suci.<br />
<br />
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin-top: 0in; text-align: left;" type="square">
</ul>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Persembahan
barang dalam sembahyang secara lengkap diatas biasanya dilakukan pada hari
Upavasaka dan dengan makan-makanan nabati. Persembahan barang boleh juga dari :</span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<b><span style="font-size: large;">sayuran
yang dimasak</span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDfwh3HBPbGSTF3ifkQjNBOIbueneEbb0oAC8NEFcxFTYDJuxnikZR5eyxdvt_ZCG8vGpb3pMAiB8aY1HCgKWwZyjCVrUbYoOpMVnNjR9rHxRUKqx8XPQILvVw6wECtRezNbehth7qgcys/s1600/capcay-hore.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDfwh3HBPbGSTF3ifkQjNBOIbueneEbb0oAC8NEFcxFTYDJuxnikZR5eyxdvt_ZCG8vGpb3pMAiB8aY1HCgKWwZyjCVrUbYoOpMVnNjR9rHxRUKqx8XPQILvVw6wECtRezNbehth7qgcys/s320/capcay-hore.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<b><span style="font-size: large;">manisan
buah</span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfbvLagfEJEUVbZhVyl0MfeB739Ej3xE9zuKZ2l9K-t2kONMo8g9MMFU5MhhJ16GJv83ferlleSlUHrEhQfN9wD1GsrHIGD3qi9A-tylO4d5XDtlnB5SPcDiI5ZQqhOKII5fD4toLHtDrb/s1600/381647_dehydrated-fruit-manisan-buah-kering.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfbvLagfEJEUVbZhVyl0MfeB739Ej3xE9zuKZ2l9K-t2kONMo8g9MMFU5MhhJ16GJv83ferlleSlUHrEhQfN9wD1GsrHIGD3qi9A-tylO4d5XDtlnB5SPcDiI5ZQqhOKII5fD4toLHtDrb/s320/381647_dehydrated-fruit-manisan-buah-kering.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<b><span style="font-size: large;">kacang</span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh4XuARDCgO-BFZ1-JH9HQRwh1VY0ge_9of8Xu8yo0S4uTiOcokS__3qJniGsDxzYl3DzXnoGtUZUTEDw0KjakXQb_l4t8oUqhy5fqvdC0ALC8RxrwfdVQmWIHzKx3YP4mt5TONwOTVUHW/s1600/Aneka+Kacang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh4XuARDCgO-BFZ1-JH9HQRwh1VY0ge_9of8Xu8yo0S4uTiOcokS__3qJniGsDxzYl3DzXnoGtUZUTEDw0KjakXQb_l4t8oUqhy5fqvdC0ALC8RxrwfdVQmWIHzKx3YP4mt5TONwOTVUHW/s320/Aneka+Kacang.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">kue,dll</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6F_AKcu0uN9YNCse7HSxwc08EH-kIigK5bJtN-ussVuAtgszQEw6c1Y-sarAehnyZsN-c5Fcy6B-ngcVZP7YjhYSK155y6ysBNQc8iN-2rGyEdXhwR5CV_5aEJtSvSYDL2lrQKRbp5Fp5/s1600/imlek_kue-kue-tahun-baru-im.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6F_AKcu0uN9YNCse7HSxwc08EH-kIigK5bJtN-ussVuAtgszQEw6c1Y-sarAehnyZsN-c5Fcy6B-ngcVZP7YjhYSK155y6ysBNQc8iN-2rGyEdXhwR5CV_5aEJtSvSYDL2lrQKRbp5Fp5/s1600/imlek_kue-kue-tahun-baru-im.jpg" /></a></div>
<br />
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin-top: 0in; text-align: left;" type="square">
</ul>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">Asalkan
barangnya bukan dari bahan atau langsung dari daging</span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiz4kPV2sIn79hKm75Xy0kGFuHZ4TwK1ALBNaoQninEVFWMyoa_bNtC1e6aI0qzP_ncR4vac6bLcKO4tMJiBSm72l9xq2AQChQov4h5xykQQvuaTKpNIlxtBLWThzUXlZdbRsFvCpZbn6BY/s1600/daging.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiz4kPV2sIn79hKm75Xy0kGFuHZ4TwK1ALBNaoQninEVFWMyoa_bNtC1e6aI0qzP_ncR4vac6bLcKO4tMJiBSm72l9xq2AQChQov4h5xykQQvuaTKpNIlxtBLWThzUXlZdbRsFvCpZbn6BY/s1600/daging.jpg" /></a></div>
<br />
<b><span style="font-size: large;"> atau makhluk
bernyawa/hewan ternak. </span></b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinPWMyiElop3-0C-txgZ314BBrPZWeO6i0nqp5R3YgDFJik4evU2M37e0T4Jmr7LkNAXht1qQrP5MbgdHYGQhyK_kdd3UJxXYvwFmxGyc0HuyJ91fIn2K_xgQ5y-JSlFEIfFDofaM62LLw/s1600/hewan+ternak.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="177" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinPWMyiElop3-0C-txgZ314BBrPZWeO6i0nqp5R3YgDFJik4evU2M37e0T4Jmr7LkNAXht1qQrP5MbgdHYGQhyK_kdd3UJxXYvwFmxGyc0HuyJ91fIn2K_xgQ5y-JSlFEIfFDofaM62LLw/s320/hewan+ternak.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">Jangan pula persembahkan barang berupa :</span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<br />
<b><span style="font-size: large;">kemenyan</span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8REdgAK-ZrxpEr7mx-9iDPy3tIf5n37GPcsaVGtIbLKDTNwGcOfEaeYCK_cdlhKtbKgDkUrkVrfKHHCIgnsn4v2oQ6l1jVSa6ajN6DtLoYLjSCFAlRC7SQgExaiOoVUVeUOd7JYcFjTvB/s1600/kemenyan.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8REdgAK-ZrxpEr7mx-9iDPy3tIf5n37GPcsaVGtIbLKDTNwGcOfEaeYCK_cdlhKtbKgDkUrkVrfKHHCIgnsn4v2oQ6l1jVSa6ajN6DtLoYLjSCFAlRC7SQgExaiOoVUVeUOd7JYcFjTvB/s320/kemenyan.jpg" width="212" /></a></div>
<b><span style="font-size: large;"> </span></b> <br />
<br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">minuman
mengandung alcohol</span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDW4qneEsmxUO66fU1qM77XdSWoANaVSxtVlWq99Oegfhx0NLm_P-qbwoazrpUalXlIJZ-hP4spTpmvuamx3vuIOy1Tdzee4R2GCwDzwTgVCrhB_l1w-ysZf2uLAqXv9BgTunlyaxYOA2i/s1600/alcohol.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="291" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDW4qneEsmxUO66fU1qM77XdSWoANaVSxtVlWq99Oegfhx0NLm_P-qbwoazrpUalXlIJZ-hP4spTpmvuamx3vuIOy1Tdzee4R2GCwDzwTgVCrhB_l1w-ysZf2uLAqXv9BgTunlyaxYOA2i/s320/alcohol.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">minyak
wangi</span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvD2g-ukBERJXCYtsQT4r0soqxEe7IqSHz3aEDEhvsRlBgXDudVN68EAuYsdZZbKpKnyrNszowLD02aqELier3FJVymde2biapupoole-iRVjJHczKN7kw6GZfZLMX1GvdTgv5EvG-GV1m/s1600/minyak-wangi+ds.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvD2g-ukBERJXCYtsQT4r0soqxEe7IqSHz3aEDEhvsRlBgXDudVN68EAuYsdZZbKpKnyrNszowLD02aqELier3FJVymde2biapupoole-iRVjJHczKN7kw6GZfZLMX1GvdTgv5EvG-GV1m/s320/minyak-wangi+ds.jpg" width="307" /></a></div>
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">rokok
cerutu (Lisong)<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference">[1]</span></span></a></span></b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheOaFDfApWE2cNbARIZ7FFqwYz3eqDytiojC-lwrc02YmGXbB2GMMBz9UDP8nNIfhVA_QrtSjkAG1a_-Z_VT8XTeN7K7Pbi0F8_ExFxVe2xARVP6j6Fb1pV4t593Mo8oiVBn3G1kvA_VUF/s1600/cerutu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheOaFDfApWE2cNbARIZ7FFqwYz3eqDytiojC-lwrc02YmGXbB2GMMBz9UDP8nNIfhVA_QrtSjkAG1a_-Z_VT8XTeN7K7Pbi0F8_ExFxVe2xARVP6j6Fb1pV4t593Mo8oiVBn3G1kvA_VUF/s1600/cerutu.jpg" /></a></div>
<br />
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin-top: 0in; text-align: left;" type="square">
</ul>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;"><u>Tuntunan Kebaktian dan Tata Upacara</u></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;"><u><span style="text-decoration: none;"><br /></span></u></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<ul style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin-top: 0in; text-align: left;" type="square">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-size: large;">Penuntun
kebaktian umum</span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-size: large;">Penuntun
kebaktian pagi</span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-size: large;">Puja</span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-size: large;">Penuntun
kebaktian sore</span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-size: large;">Trisaranagamanam
(Visudhi Trisarana)</span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-size: large;">Asthamgasilan
(Visudhi Pancasila)</span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-size: large;">Upacara
pabbajja shramanera</span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-size: large;">Penuntun
Upacara Pernikahan</span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-size: large;">Penuntun
Upacara Kematian<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference">[2]</span></span></a></span></b></li>
</ul>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<br />
<b><span style="font-size: large;"></span></b>
<br />
<hr size="1" style="margin-left: 0px; margin-right: auto;" width="33%" />
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference">[1]</span></span></a> Suwarto.
T, “Buddha Dharma Mahayana”, Hal : 894</span></b></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference">[2]</span></span></a> <i>Ibid , </i>Hal
: 904</span></b></div>
</div>
</div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2522268108540569538.post-54360153844948440472012-05-21T18:27:00.001-07:002012-05-21T18:27:19.533-07:00Persamaan dan Perbedaan antara Hinayana dan Mahayana<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="-->
<m:smallfrac m:val="off">
<m:dispdef>
<m:lmargin m:val="0">
<m:rmargin m:val="0">
<m:defjc m:val="centerGroup">
<m:wrapindent m:val="1440">
<m:intlim m:val="subSup">
<m:narylim m:val="undOvr">
</m:narylim></m:intlim>
</m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style>
<![endif]-->
</m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<span style="font-size: large;"><b><u> Persamaan antara Hinayana dan
Mahayana:</u></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: left; text-indent: 10.35pt;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 28.35pt; text-align: left; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-size: large;"><b><span>(1)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span>Mengakui Buddha Sakyamuni sebagai guru agung yang telah
tercerahkan.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 28.35pt; text-align: left; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-size: large;"><b><span>(2)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span>Bersumber pada kitab Suci T<span lang="IN">r</span>ipitaka (Pali=Hinayana) atau Tripitaka
(Sanskrit=Mahayana).</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 28.35pt; text-align: left; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-size: large;"><b><span>(3)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span>Mengakui bahwa keberadaan suatu individu adalah
penderitaan dan menginginkan terbebas dari penderitaan ini.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 28.35pt; text-align: left; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-size: large;"><b><span>(4)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span>Kebebasan hanya tercapai jika telah melenyapkan <i>Lobha/raga,
dosa/dvesa </i>dan<i> Moha. </i></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 28.35pt; text-align: left; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-size: large;"><b><span>(5)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span>Mengakui hukum karma/kamma yaitu hukum perbuatan siapa
yang berbuat dia yang akan menerima buah akibatnya. Percaya pada kelahiran
kembali yang sangat dekat dengan h<span lang="IN">u</span>kum
karma yaitu ia yang berbuat baik akan terlahir di alam yang bahagia demikian
sebaliknya.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 28.35pt; text-align: left; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-size: large;"><b><span>(6)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span>Mengakui adanya hukum sebab-musabab yang saling
bergantungnan meski menurut TH.Stcherbatsky, Ph.D mereka mempunyai interpretasi
masing-masing tetapi dalam hal ini mereka mengakui bahwa segala sesuatu adalah
bergantungan (<i>Paticcasamuppada/pratityasamutpada</i>).</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 28.35pt; text-align: left; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-size: large;"><b><span>(7)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span>Mengakui Empat Ke<span lang="IN">benaran</span> Mulia sebagai doktrin Buddha yang benar dan mulia.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 28.35pt; text-align: left; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-size: large;"><b><span>(8)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span>Mengakui <i>anicca/ksanika, dukkha/santana, dan anatta/anatmakam</i>.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 28.35pt; text-align: left; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-size: large;"><b><span>(9)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span lang="IN">M</span>engakui
37 <i>Bodhipaksyadhamma/Bodhipakiyadhamma</i></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 28.35pt; text-align: left; text-indent: -28.35pt;">
<span style="font-size: large;"><b><span>(10)<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span>Mengakui bahwa dunia ini tiada permulaan atau awal
begitu pula akhirnya.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference">[1]</span></span></span></a></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<span style="font-size: large;"><b><u><span style="text-decoration: none;"><br /></span></u></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<span style="font-size: large;"><b><u><span lang="IN"><br /></span></u></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<span style="font-size: large;"><b><u><span lang="IN"><br /></span></u></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: left;">
<span style="font-size: large;"><b><u><span lang="IN">Perbedaan antara Hinayana dan Mahayana:</span></u></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: left; text-indent: 10.35pt;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: medium none; font-family: Times,"Times New Roman",serif; margin-left: 0px; margin-right: auto; text-align: left;">
<tbody>
<tr>
<td style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 31.5pt;" valign="top" width="42">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">No.</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 153pt;" valign="top" width="204">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Hinayana</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 231.25pt;" valign="top" width="308">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Mahayana</span></b></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 31.5pt;" valign="top" width="42">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">1.</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 153pt;" valign="top" width="204">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Interpretasi kebuddhaan bersifat historis dan etis</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 231.25pt;" valign="top" width="308">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">interpretasi tentang kebuddhaan bersifat metafisik dan religius.</span></b></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 31.5pt;" valign="top" width="42">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">2.</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 153pt;" valign="top" width="204">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Konsep tentang tanpa-aku bersifat analitis dan skolastik</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 231.25pt;" valign="top" width="308">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Konsep tentang tanpa-aku bersifat pengalaman dan intuitif</span></b></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="height: 40.9pt;">
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 40.9pt; padding: 0in 5.4pt; width: 31.5pt;" valign="top" width="42">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">3.</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 40.9pt; padding: 0in 5.4pt; width: 153pt;" valign="top" width="204">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Sudut pandang keselamatan bersifat<span>
</span>individualistis.</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 40.9pt; padding: 0in 5.4pt; width: 231.25pt;" valign="top" width="308">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Sudut pandang keselamatan bersifat </span>altruistis</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 31.5pt;" valign="top" width="42">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">4.</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 153pt;" valign="top" width="204">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Cita-cita tertinggi Arahat</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 231.25pt;" valign="top" width="308">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Cita-cita tertinggi Bodhisattwa <a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference">[2]</span></span></span></a></span></b></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 31.5pt;" valign="top" width="42">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">5.</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 153pt;" valign="top" width="204">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Menitik-beratkan meditasi sebagai jalan pelepasan</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 231.25pt;" valign="top" width="308">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">menitik-beratkan kebaktian pada sang Triratna (Sang Buddha, Dhamma, dan
Sangha)</span></b></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 31.5pt;" valign="top" width="42">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">6.</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 153pt;" valign="top" width="204">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Tidak ada upacara-upacara yang rumit</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 231.25pt;" valign="top" width="308">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">banyak sekali upacara-upacara keagamaan yang rumit-rumit. <a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference">[3]</span></span></span></a></span></b></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 31.5pt;" valign="top" width="42">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">7.</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 153pt;" valign="top" width="204">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Tidak ada Boddhisattva Mahasattva yang dipuja</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 231.25pt;" valign="top" width="308">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Banyak sekali Boddhisattva Mahasattva yang dipuja, seperti ;
Avalokitecvara, Maitreya, Amitabha Buddha, dll. <a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference">[4]</span></span></span></a></span></b></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 31.5pt;" valign="top" width="42">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>8.</b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 153pt;" valign="top" width="204">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b>Pemikirannya lebih bersifat
konservatif (orthodox)</b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 231.25pt;" valign="top" width="308">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b>Pemikirannya lebih bersifat
progressif (berkembang mengadaptasi perubahan zaman)</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 31.5pt;" valign="top" width="42">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>9.</b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 153pt;" valign="top" width="204">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b>Menganut 10 (dasa) paramitas
dalam bahasa pali</b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 231.25pt;" valign="top" width="308">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b>Menganut 10 (dasa) paramitas dalam
bahasa sansekerta ; *</b><b>6 paramitas utama
*4 paramitas tambahan</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 31.5pt;" valign="top" width="42">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>10.</b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 153pt;" valign="top" width="204">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">Triratna, yaitu <i>Buddha, </i>Dharma,
dan Sangha, menjadi tempat perlindungan</span></b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 231.25pt;" valign="top" width="308">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="IN">tempat perlindungan itu ialah para Bhudda, anak-anak Buddha atau
Bodhisattwa dalam arti yang luas dan Dharmakaya</span></b></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<br clear="all" /><span style="font-size: large;"><b></b></span>
<hr size="1" style="margin-left: 0px; margin-right: auto;" width="33%" />
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference">[1]</span></span></span></a> http://www.scribd.com/faizurrahmana/d/86201425-Hinayana-Dan-Mahayana</b></span></div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference">[2]</span></span></span></a> <span lang="IN">Beatrice Lane Suzuki, <i>Agama Buddha Mahayana,</i>(Jakarta : Karaniya, 2009), Cet. 1, h. 22-23.</span></b></span></div>
</div>
<div id="ftn3">
<div class="MsoFootnoteText">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference">[3]</span></span></span></a> Majelis
Buddhayana Indonesia,”<span lang="IN">Kebahagiaan
Dalam Dhamma”, Hal : 333-334</span></b></span></div>
</div>
<div id="ftn4">
<div class="MsoFootnoteText">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2522268108540569538#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference">[4]</span></span></span></a> Majelis
Buddhayana Indonesia,”<span lang="IN">Kebahagiaan
Dalam Dhamma”, Hal : 336</span></b></span></div>
</div>
</div>
</div>Nur Rismayantihttp://www.blogger.com/profile/12211918264881853482noreply@blogger.com1